NovelToon NovelToon
Tawanan Sang Mafia Kejam

Tawanan Sang Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Winter Zumi

"Kau meminta bantuanku, kan?" Tanya Marco dan wajah Aruna berseri-seri saat Marco mendekat.
"Senangkan aku, dan aku akan menolong mu"
_____________________

“Tapi aku tidak punya uang membalas mu” ucapnya Aruna.
“Aku tidak memintamu membayarku dengan uang” Marco bersandar di meja. Wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari Aruna.
“Kau bisa membayarku dengan hal lain, selain uang” ucapnya Marco.
"Apa?" Tanya Aruna.
“Jadilah milikku” Aruna tersentak dan matanya membelalak kaget.
____________________

“M-Marco” ucap Aruna terbata-bata.
“Call me Master. Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan memanggilku Master"
_____________________

Aruna Arindita seorang gadis berusia 21 tahun itu, baru saja lepas dari tangan kejamnya sang Ayah, dia diselamatkan oleh Marco Dewata Alaska. Namun siapa sangka jika sang penyelamat nya adalah seorang iblis.

Bahkan satu hal yang baru Marco ketahui, bahwa Aruna adalah teman masa kecilnya, gadis kecil yang paling Marco sayang.

IG: @winterzumi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winter Zumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: DNA

Bastian dan Marco dengan cemas menunggu di luar ruang operasi ketika dokter yang menangani sang Presiden muncul.

“Dokter, bagaimana kabar Presiden?” tanya Marco.

“Dia sudah keluar dari bahaya untuk saat ini, tapi beliau membutuhkan perawatan yang intensif karena kondisinya. Dia menderita dua luka tusuk. Satu di perut, dan itu tidak menimbulkan banyak ancaman karena pisaunya tidak mengenai organ dalamnya. Luka kedua ada di dada, yang mengenai lengkung aorta nya, ini merupakan bagian integral dari jantung, karena membawa darah ke bagian lain yang diperlukan. Dan beliau saat ini telah kehilangan banyak darah, tapi untungnya dirumah sakit masih cukup menyimpan golongan darah yang sama dengan beliau, jadi kami memberinya transfusi saja” jelas dokter.

“Apakah dia akan segera bangun?” tanya Bastian khawatir.

“Untuk itu, kami tidak yakin... Terserah pada tubuhnya untuk memutuskan kapan sudah sembuh sepenuhnya. Untuk saat ini, bawa dia ke unit perawatan intensif, sehingga kita bisa mengawasinya 24/7. Segera setelah dia bangun, kita akan memindahkannya ke ruang VIP” ucap dokter dan Bastian dan Marco mengangguk.

“Katakan saja pada perawat untuk menghubungi saya jika Anda memiliki pertanyaan lagi,” dan setelah itu dokter pun undur diri, meninggalkan mereka sendirian.

“Marco, terima kasih telah menyelamatkan ayahku. Dia satu-satunya keluarga yang aku punya. Dan aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika aku kehilangan dia” Bastian mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi.

‘Haruskah aku memberi tahu dia tentang Emilia? Tentang apa yang diceritakan ayahnya kepadaku tentang Adrian dan Bili? Mungkin sebaiknya aku tidak melakukannya... Akan ada masalah yang bertambah ketika dia mengetahui bahwa gadis yang telah aku siksa adalah adiknya. Selain itu, kita belum yakin tentang hal itu. Dia bahkan mungkin bukan Emilia’ kemudian Marco tersenyum pada Bastian.

“Jangan berterima kasih padaku. Harusnya aku datang lebih awal, dan ayahmu tidak akan terjadi apa-apa. Aku juga minta maaf karena tidak menangkap pelakunya” Bastian menggelengkan kepalanya.

“Tidak, kau datang tepat pada waktunya” ucap Bastian.

“Dan aku akan membunuh orang yang melakukan ini pada ayahku” sambungnya Bastian.

“Ngomong-ngomong, apakah mereka menangkap Adrian?” tanya Marco.

“Oh, aku terlalu sibuk dengan ayahku, aku lupa bertanya. Coba kulihat dulu” ucap Bastian lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya, tapi Marco menghentikannya.

“Aku akan mengurusnya. Pergilah menemui ayahmu. Dia akan membutuhkanmu saat dia bangun” jawab Marco. Dan setelah mengatakan itu Marco pergi meninggalkan rumah sakit menuju ke tempat persembunyian nya.

Dalam perjalanan menuju tempat persembunyian, Marco menelepon sekretarisnya untuk memindahkan semua jadwal janjinya ke bulan berikutnya. Marco ingin mengerjakan hal yang berurusan dengan perusahaan nya itu setelah hasil DNA keluar. Ditambah lagi, ia perlu menyusun strateginya. Marco berencana menangani Adrian William sendiri.

Dan sekarang anak buahnya sudah mengirim Adrian ke penjara bawah tanah. Marco menyeringai membayangkan Adrian menderita di bawah murka Raja iblis.

Tak lama kemudian, Marco tiba di tempat persembunyiannya itu larut malam dan langsung pergi ke ruang bawah tanah.

“Lepaskan aku sekarang, atau aku akan membunuh kalian semua!” teriak Adrian sambil menggoyangkan jeruji besi dan rahangnya terlihat mengeras.

Sementara itu Marco sudah mendengar Adrian berteriak dari pintu masuk ruang bawah tanah. Penjara itu ditempatkan secara strategis di basemen bagian selatan Mansion nya. Penjara tersebut memiliki lima sel penjara dan 3 ruangan terpisah, yang semuanya dilapisi dengan bahan kedap suara. Ruangan pertama adalah kantor Marco, ruangan kedua adalah ruang bermain dimana ia akan membawa para pendosa untuk dihukum menggunakan senjata yang berbeda. Dan ruang ketiga adalah ruang penglihatan, di mana seseorang dapat menyaksikan dan mendengar para pendosa yang menangis dihukum melalui kaca penglihatan satu arah yang tebal.

Sesampainya Marco di sel tempat Adrian ditahan, bau besi berkarat, darah, dan kencing menyambutnya. Seperti biasa, Marco memakai topengnya dan menggunakan pengubah suara untuk menyembunyikan identitasnya.

“Kenapa kandang-kandang ini tidak dibersihkan? Siapa yang bertanggung jawab? Suruh mereka membersihkan tempat-tempat kotor ini secepatnya” perintahnya lalu menatap Adrian yang terus mengerutkan keningnya.

‘Siapa bajingan ini’. Pikir Adrian.

‘Aku tahu Bastian adalah Raja Iblis. Tapi kenapa dia masih menutupi wajahnya dariku?’

“Kita kedatangan pengunjung baru, namun kalian tidak perlu repot-repot memperlakukannya dengan baik” ucap Marco menyeringai di balik topengnya karena ia tahu Adrian sedang bingung. Anak buah Marco membungkuk padanya.

“Maaf, Tuan, soal tadi, kami akan meminta seseorang untuk segera membersihkan tempat ini”

“Ya, dan bawa dia ke ruang bermainku” perintah Marco.

Di dalam ruang bermain, berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk hukuman dipajang di rak. Terdapat tongkat cambuk dengan panjang yang berbeda-beda, pisau dengan ukuran dan desain bilah yang berbeda-beda, serta berbagai jenis peralatan medis yang digunakan untuk melumpuhkan seseorang. Sedangkan di rak lainnya ada botol dan cairan warna-warni. Kebanyakan dari mereka bertujuan untuk melumpuhkan seseorang dan menimbulkan rasa sakit, bahkan kematian.

Namun salah satu cairan yang paling ampuh adalah cairan yang digunakan untuk mengontrolnya seseorang dan membuatnya mengakui segala dosanya. Di sisi lain ruangan, berdiri kursi listrik yang menakutkan tempat tangan dan kaki Adrian diikat sekarang.

“Siapa kau?” Adrian mengertakkan gigi sambil mengepalkan tangan dan berusaha bangkit dari kursi.

Sedangkan Marco tetap tenang di balik topengnya.

“Tinggalkan kami sendiri. Matikan CCTV beserta semua peralatan pendengaran yang ada di ruangan ini. Dan jangan lupa tutup tirai jendela itu” Marco menunjuk ke arah cermin yang menutupi sisi lain dinding.

“Dan kunci ruangan, kalau ada yang tidak taat akan dihukum,” perintahnya Marco tegas. Saat mereka ditinggal sendirian, Adrian bertanya lagi padanya.

“Siapa kau?!”

“Akulah Raja Iblis” jawabnya dengan jelas.

“Kalau begitu, tunjukkan wajahmu. Kenapa kau bersembunyi di balik topeng itu?” Adrian menyeringai.

“Aku hanya tidak ingin semua orang mengetahui identitasku” jawabnya Marco dan Adrian mendengus.

“Kau tidak bisa menyembunyikan identitasmu lagi. Aku tahu siapa kau, Bastian Aditama” Adrian menyeringai, namun senyumnya berhenti ketika Marco mulai tertawa seolah baru saja mendengar lelucon paling lucu sepanjang hidupnya.

“Apa yang lucu tentang itu?” Adrian bertanya dengan bingung. Alisnya berkerut, dan matanya menyipit ke arah Marco.

“Jadi.. kau salah mengira aku adalah Bastian ya…” Marco menggelengkan kepalanya.

“Di situlah kau salah dan bodoh! Aku bukan Bastian Aditama” ejeknya Marco.

“Hah?” Adrian masih bingung.

Kemudian Marco mematikan pengubah Suaranya dan perlahan melepas topengnya. Adrian tersentak kaget. Matanya membelalak saat menyadari identitas orang di balik topeng itu.

“Marco...” suaranya nyaris berbisik. Adrian tetap mematung di tempat duduknya, melihat Marco menyeringai sinis membuatnya merinding.

Adrian tidak percaya bahwa orang paling terhormat di negeri ini adalah Raja iblis. Sedangkan Marco merasa puas dengan reaksi Adrian.

‘Itu bagus, Adrian.. takutlah.... Dan sekarang dia menjadi sangat ketakutan’

“Iya, kau benar.. Aku Marco Dewata Alaska, Sang Raja Iblis” ucapnya dengan suaranya yang paling berbahaya sambil nyengir lebar.

1
Mauraa Olshoop
marconya dari awal terlalu lengah sama benalu seperti ana,, jadi ya gini🙄 hancur berantakan
Sakura 💚🤍
pengen banget ini Anna si kasih pelajaran
Sakura 💚🤍
pasti si Anna si ular bulu
aq ngasih bunga mawar 🌹 lagi ya Thor
Yulia Wati
ceritanya bagus,dan menarik untuk dibaca. baru mampir thor
Empi Hungkul
/Good//Good//Good/
Empi Hungkul
pasti st anna nh
Empi Hungkul
nanggung banget cerita nya lgi seru" nya msa gk ada lanjutn nya thorrr..... lanjut dong
Sakura 💚🤍
lanjut ya thor ku sayang
Sakura 💚🤍
bagus banget ceritanya lanjut ya Thor aq penasaran
Sakura 💚🤍
lanjut ya thor
𝕙𝕚𝕜𝕞𝕒𝕙
lanjutkan thorrr💞💞
Benny Citra Lestari
😅😅😅😅😅😅
Sakura 💚🤍
Emillia pasti Aruna ya Thor
Sakura 💚🤍
sadis banget Thor, pantasan Marco benci banget SM Billi,
Yayat Hendra
seruuuuuu
Winter Zumi
Aku update setiap hari guysss.... jangan lupa dibaca yahh😊
Gohan
Aku rela begadang buat baca cerita ini, wajib banget dicoba!
Melanie
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
Xavia
Kalo ada season 2 nya pasti langsung aku baca. Udah suka banget sama karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!