NovelToon NovelToon
Between Blood, Sin, And Sacrifice

Between Blood, Sin, And Sacrifice

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Carolline Fenita

Mengira bahwa Evan–suaminya hendak membunuhnya, Rose memilih menyerang pria tersebut. Tanpa tahu bahwa Evan berupaya melindungi Rose biarpun tahu bahwa dirinya akan meninggal di tangan istrinya sendiri.

Penyesalan selalu datang belakangan, namun hadir kesempatan untuk memperbaiki garis nasib yang mengikatnya dalam bayangan cinta dan dendam. Rose kembali mengulangi kehidupannya, satu demi satu disadarkan dengan bunga tidur misterius.

Mempraktekkan intrik dan ancaman, menemukan pesona sihir untuk memutus tali asmara yang kusut antara Rose dan Evan yang menjadi suaminya di kehidupan lama dan sekarang. Apakah ia akan berhasil membalik takbir yang telah ditentukan oleh Dewa, atau malah gagal melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carolline Fenita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2 - Mystique Kiddo

"Kau ingin memperbaiki semuanya dari awal dengan potongan ingatan yang sedikit atau menjadi orang lain tanpa memori sedikitpun?"

Mrs. Rose mengerjabkan pupilnya, kedua tangan milik anak itu diisi dengan lollipop yang imut. Tubuhnya bercahaya kecil dan mudah digendong dari postur kurusnya itu. Bibirnya tersenyum jenaka, namun tidak dengan matanya.

Seolah yang ia tawarkan hanya candaan belaka.

"Maaf, kau sedang bermain-main?" Dari semua pertanyaan yang muncul, Rose menanggapinya dengan pertanyaan ini.

"Lollipop ungu untuk kehidupan baru. Dan lollipop merah muda untuk kehidupan sama namun diulang dari awal. Pilih dan makan salah satunya. Kalau tidak mau atau keberatan, lanjutkan saja kehidupanmu yang sekarang ini," balasnya dengan sistematis.

"Tampilanku memang seperti anak kecil, namun usiaku sudah lebih dari leluhur kalian. Banyak orang telah kubantu dan kusaring ke dunia manapun, khusus bagi yang terpilih."

Mrs. Rose memiringkan wajahnya ke kanan, ia tidak mempercayai ini. Bagaimana caranya orang yang jelas-jelas berdosa banyak dapat dibilang sebagai yang terpilih. Namun kesempatan tidak datang untuk yang kedua kalinya. Dengan sigap, wanita itu memilih lollipop berwarna merah muda.

"Yakin ingin yang ini? Hidupmu ini begitu nestapa, aku sampai kasihan saat mengubek semua ceritamu itu," keluh anak kecil tersebut.

Awalnya Mrs. Rose kembali bernaung dalam pemikirannya sendiri, sebelum menggangguk dengan kuat, "Iya, kuharap aku dapat merubahnya menjadi lebih baik. Terkesan muluk-muluk, tapi aku akan memperbaiki tingkahku."

Anak kecil itu menggelengkan kepalanya. Impulsif namanya bila ingin merubah kepribadian seseorang, apalagi Rose yang sembrono ini dipasangkan dengan Evan yang kaku. Bisa dibilang, jika salah jalan satu langkah saja yang ditemui adalah kiamat. Namun melihat tekad besar ini, ia mau tidak mau wajib menyetujuinya.

Haram baginya sebagai pemberi pilihan alur hidup yang akan ditempuh, malah mendorong seorang manusia ke pilihan lain. Peraturan yang absurb, diikuti hukuman yang tidak kalah ribet. Bila dia melanggarnya, bisa bisa berakhir seperti sahabat lamanya itu. Dipulangkan kembali ke dunia 'dukhha' atau 'penderitaan'.

"Baik. Silahkan diambil," usul anak itu.

Mrs. Rose mengangguk dan mengemut permen lolinya. Sebenarnya ia tidak terlalu menyukai rasa manisnya, apakah setiap anak yang bertugas memberikan permen?

Akan tetapi matanya terasa berat. Peluh hadir di punggungnya, rambutnya rontok dengan cepat. Tiba tiba tubuhnya lunglai begitu saja ke tanah. Bila ditela'ah, kondisinya seperti biksuni yang melakukan cara ekstrim untuk mencapai kondisi nibbana.

Di kehidupan itu, dia meninggal di kereta dalam posisi tertidur. Hingga seorang nona muda yang berniat membangunkan Mrs. Rose dari tidurnya, malah mendapati bahwa nafasnya telah terhenti. Memicu kepanikan massa dan kereta dihentikan di tengah malam.

Anak kecil itu berdecak beberapa kali

"Gadis itu, kuharap dia memenuhi ekspektasiku. Kalau tidak dia dan suaminya itu akan kutendang ke neraka. Menyia-nyiakan."

*****

"Maaf Count Arthur, apakah sudah ada jawaban untuk permohonan saya dalam menikahi putri anda?"

"Keputusan berada di tangan putriku. Namun sebelum itu, saya ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu, apa alasan anda memutuskan melamar Ella nak?" selidik ayah Rose. Panggilan Ella diambil dari 'Rosella', sebagai nama kecilnya.

Ketika keduanya tengah berbicara dengan serius, Rose sebaliknya. Perempuan tersebut malah berlari sepanjang taman dekat rumahnya, mengejar kupu-kupu untuk ia simpan dalam botol kaca. Ibu dan kakak tirinya tengah berbelanja di luar. Namun Rose terjatuh ke tanah, wajahnya menghadap ke tanah.

"Kupu-kupunya kabur.." ratap Rose, perhatiannya teralih oleh sepatu di hadapannya.

Rose yang awalnya dalam posisi terlungkup segera berdiri dan mengibaskan debu di gaunnya. Lalu sebuah kupu-kupu kertas muncul tepat di depan manik matanya.

"Ingin kuajari cara membuatnya?" tanya lelaki di depannya.

Otomatis Rose mengangguk dengan penuh semangat, ia menerima kertas berbentuk kupu kupu itu. Pria itu mengambil sapu tangan dan menyerahkannya ke gadis itu pula. Kemudian Rose mengangkat wajahnya, "Ah, maaf. Namamu?"

Mata hijaunya mengerling jenaka, pria itu sepertinya tengah merencanakan sesuatu. Jemarinya menopang dagu lancipnya, di saat yang sama sinar matahari jatuh ke rambutnya. Sedangkan Rose yang merasa terlalu silau mengajaknya berteduh menuju naungan pohon bunga kamboja di kebun.

Sebelum itu lelaki asing itu berhenti. "Tebak dulu siapa aku," usulnya dengan nada ramah.

"Marquess Andrient de Moonstone." Bukan Rose yang menjawab, namun ayahandanya sendiri, "Dia tetanggamu lamamu, kalian berdua sering bermain bersama saat kecil."

Marquess Andrient awalnya berniat bermain dengan Rose, namun malah digagalkan oleh Count Arthur Zen. Sontak ia mengadu tidak puas dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Rose hanya mengangguk dan menyapa ringan. Tidak terlalu memusingkannya.

"Bermainlah sepuasnya, ayah ingin mengurus dokumen di ruang kerja dahulu. Marquess Andrient, tolong jaga gadis bungsuku ini untuk sementara," putus Count Arthur dan berbalik. Awalnya ayah Rose hendak bergabung dengan anaknya, namun masih ada kerjaan yang memerlukan tindakan darinya.

Andrient menggangguk dan memantau hingga Count Arthur kembali ke dalam ruangan. Sebelum berbalik dan melihat binar penasaran milik Rose.

"Nah aku akan mengajarimu cara membuat kupu kupunya," ingat Marquess Andrient disusuli senyuman polos gadis bersanggul di dekatnya.

Rose terhanyut dengan suara bass dari pria di hadapannya. Tidak hanya itu, pria itu dengan telaten membimbing hingga gadis itu mahir membuat bentukan kupu kupu dari kertas buram.

Kakak tirinya yang baru saja kembali dari perjalanan juga ikut bergabung dan bermain.

Diam diam, Duke Cornwall atau yang kerapkali disapa dengan Duke Andromeda Zen menilai Marquess Andrient. Walaupun dari ibu yang berbeda, Duke Cornwall sangat protektif pada adiknya sendiri.

Hal ini membuat Rose cenderung bergantung pada kakaknya. Sepertinya, Duke Cornwall harus rela berbagi dengan Marquess Andrient. Sebab dalam hitungan jam saja keduanya sudah seperti sahabat dekat.

"Kak Andri, apakah ada bentuk lain lagi?" tanya Rose

Marquess Andrient berpikir sejenak, mata hijaunya berfokus pada pola kupu kupu dan jangkrik yang telah dibuat Rose. Wajahnya tampak serius, mau tidak mau membuat Rose semakin menantikan jawaban dari pria tersebut.

Setelah beberapa detik terlewatkan ia menjawabnya, "Tentu, namun hanya dua untuk tiap pertemuannya."

"Ayolah kak, bagaimana jika tiga?" bujuk Rose, seolah tidak merasa cukup dengan tawaran Marquess Andrient.

"Hush, jangan meminta terlalu banyak. Untuk mempelajari dua bentuk saja memakan hampir 6 jam." Duke Cornwall menoel hidung Rose, membuatnya bersin. "Kenapa kau tidak belajar etiket dan hal yang dilakukan wanita pada umumnya saja?"

"Kakak!!"

Marquess Andrient tertawa, matanya menyipit menjadi bulan sabit. Langkah ini ia lakukan agar ia dapat menarik perhatian Rose, mencegahnya tidak mudah bosan pula. Lagipula ia baru mengetahui sekitar 10 bentuk. Diam-diam dari lirikannya, ia berterimakasih pada Duke Cornwall.

*****

5 hari kemudian, kediaman Moonstone

Seorang pria berkonsentrasi menyapu kuas di ruangan kerjanya. Di masa itu, mesin tik masih belum ditemukan. Umumnya orang kekaisaran, bangsawan dan rakyat jelata masih menggunakan kuas dan tinta.

Pemanfaatan burung merpati sebagai penghubung surat juga sering digunakan, walau memang sudah sedikit berkurang seiring bertambahnya tahun.

Penangguhan wilayah Belize

Duke George Price selaku diplomat dari kekaisaran Vollerei Raya mengabarkan ketundukkan wilayah Belize, atas izin dari yang berdaulat. Oleh karena itu diharapkan Yang mulia Jordanio Raven Vollerei mampu menyetujui permohonan diplomasi bersama daerah Belize dalam rangka menangguhkan wilayah baru.

Tertanda, Marquess Drevan de Moonstone

Setelah menekan cap di bawah surat, pria tersebut memasukkan gulungan kertas di dalam tabung kecil. Ia menyelipkannya di balik baju besarnya. Sebagai saudara tertua dan pemimpin dari aristokrat Moonstone tentulah hal yang ia lakukan tidak asing lagi.

Sedangkan Marquess Andrient, adik lelakinya kurang dapat diandalkan. Dapat dihitung jari berapa kali ia kembali ke rumah tiap bulannya. Drevan berdiri tegap dan melangkahkan kakinya dengan runtut, bersiap menemui kaisar. Sudah 4 tahun lamanya ia menjabat sebagai konsultan kerajaan tidak resmi.

Tring..!!

Dentingan lonceng berbunyi, Marquess Drevan segera keluar dari kediamannya. Mendadak selembar kertas beraroma lavender menghantam wajahnya, membuat pria tersebut urung melangkahkan kakinya setapak lagi. Netra hijau gelapnya melirik ke bawah.

"Apa yang kau lakukan?"

1
Tini Timmy
strategi yang bagus
Tini Timmy
seru" nih scene ini
Tini Timmy
racun apa tuh/Frown/
Bening Hijau
3 iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terima kasihh
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kaka
Tini Timmy
lanjut kakak
iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terimakasih untuk dukungannya 😁
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kakak
Lei.
iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih untuk dukungannyaa
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Cherlys_lyn: siappp 😁
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ada iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihh 🥰
total 1 replies
Bening Hijau
ngeri2 sedap chapter ini
Tini Timmy
semangat nulisnya /Smile/
Cherlys_lyn: terima kasih yaa 🥰
total 1 replies
Lei.
2 iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih atas dukungannyaa 🥰
total 1 replies
ona
terkejut terjungkal terpungkur
ona
bener itu bener
ona
WOYYY PANGERAN KEDUA KEJAM BANGET BJIR NGAPAIN DAH ITU GUE KESEL
Cherlys_lyn: ini baru permulaan, nanti akan disuguhkan adegan yang lebih menjadi-jadi dibanding hari ini 💀💀
total 1 replies
ona
bjir eve ngapain dah
Bening Hijau
ini cerita kehidupan rose sebelum mengulang waktu, kah
Cherlys_lyn: Benar sekali, jadi di bab 18 Rose baru mulai diingatkan secara perlahan oleh anak pemberi permen ☺️
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ini ada 3 iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
menarik /Smile/
lanjut kk
Cherlys_lyn: okeee, terima kasih ya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!