NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26th : Enemy Already Knows

Di sebuah ruangan bernuansa maskulin, ada seorang gadis yang terbaring selama tujuh hari lamanya, namun masih belum memberikan tanda - tanda ia akan sadar. Tak pelak, itu membuat seorang pria di sampingnya menatapnya sendu dan dipenuhi rasa khawatir saat ia melihat wajah gadis itu yang semakin memucat dan bahkan wajahnya yang terlihat lebih tirus dari sebelumnya.

"Sampai kapan kau akan tertidur terus seperti ini?!" seru pria itu sembari menggenggam salah satu tangan gadis itu. "Kau harus bangun!" ujarnya. dengan tatapan yang tak terlepas dari gadis itu sedikit pun.

Keheningan mendominasi ruangan itu untuk beberapa saat, hingga suara gaduh terdengar oleh pria itu dan membuat terkejut. Tak lama kemudian, datanglah seorang asisten rumah tangga dan memberitahu sesuatu padanya.

"Maaf, tuan muda. Ada sesuatu yang terjadi di luar!" ucap asisten rumah tangga itu dengan tubuh yang membungkuk.

Mendengar perkataan asisten rumah tangganya, pria yang disapa tuan muda itu pun beranjak dari tempatnya meninggalkan ruangan itu. Tetapi, sebelum ia keluar dari ruangan itu, pria itu mengucapkan sesuatu pada asisten rumah tangganya.

"Tetaplah disini! Temani gadis itu! Sampai aku kembali" titah pria itu lalu menghilang di balik pintu.

"Baik, tuan muda" jawab asisten rumah tangga itu yang tidak mungkin terdengar oleh majikannya.

Di sisi lain, di pintu utama sebuah mansion mewah ada seorang wanita berteriak - teriak sambil memberontak untuk masuk.

"Lepaskan aku! Sialan!"

"Aku harus menemui bos kalian!"

"Lepaskan aku!"

"Apa kalian tidak tahu siapa aku?! Hah!!!"

Wanita itu terus saja memberontak saat para penjaga berusaha menahannya dan melarangnya untuk masuk. Hingga seorang pria datang dan berdiri tak jauh dari pintu masuk mansionnya.

"Ada apa ini?!" tanya pria itu dengan wajah datarnya.

"Tuan---"

"Aku harus bicara denganmu!" tandas seorang wanita dengan nada yang terkesan memerintah.

"Kau?!"

"Aku harus bicara denganmu! Ini penting! Dan ini menyangkut dengan gadis yang kau selamatkan itu!" ceplos wanita itu dengan tatapan dingin mengarah pada pria itu yang kini menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

"Biarkan dia masuk!" titah pria itu pada para penjaganya. Kemudian, para penjaga membuka jalan untuk wanita itu masuk. Tak menunggu lama, wanita itu pun menghampiri pria itu. "Ikut aku!" ajak pria itu lalu memimpin jalannya. Pria itu membawa wanita itu ke ruang kerjanya.

Sesampainya di ruangan itu, pria itu memilih berdiri menatap jendela dan membelakangi wanita itu.

"Katakan!" seru pria itu to the point.

"Yah?"

"Apa yang ingin kau katakan padaku?! Cepat katakan! Lalu pergilah dari sini!" tegas pria itu masih dengan posisi membelakangi wanita itu.

"Tidak seharusnya kau menyelamatkan gadis itu!" ujar wanita itu dengan raut wajah tak suka.

"Aku hanya kasihan padanya" tukas pria itu santai.

"Kasihan katamu?! Sejak kapan kau memiliki hati yang murah hati seperti ini?!"

"Bukan urusanmu!"

"Ckck... Kau adalah orang terkejam yang pernah ku temui dan kau bukan orang yang memiliki belas kasihan seperti ini. Kau---"

"Langsung saja ke intinya! Apa sebenarnya maksud kedatanganmu?!"

"Tidak seharusnya kau menyelamatkan gadis itu.." ucap wanita itu. "Kau seharusnya tidak menyelamatkan dia!" tambahnya lagi dan pria itu hanya diam.

"Tidak seharusnya kau menyelamatkan dia, karena dia adalah musuhmu. Bagaimana bisa kau menyelamatkan musuhmu sendiri? Hah?!! Kau tahu? Ketika dia pulih nanti dia mungkin saja akan membunuhmu!" kata wanita itu dengan penuh penekanan sontak membuat pria itu berbalik dan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan dan dahi yang berkerut.

"Apa maksudmu?!"

"Gadis itu! Dia.. Adalah putri dari Jack Armstrong. Alya Mackenzie Armstrong, dia putri ketua Dark Knight yang selama ini kau incar. Dia putrinya! Kau mengerti maksudku kan sekarang?" jelasnya hingga membuat pria itu menatapnya tak percaya dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Aku tidak tahu, apa yang ada di pikiranmu saat menyelamatkannya? Tapi, aku peringatkan sekali lagi, dia adalah musuhmu!" ucap wanita itu memperingatkan pria itu.

"Oh yah?! Karena dia ada bersama denganmu sekarang, akan lebih mudah untukmu membunuhnya, bukan?!"

"Ku rasa, aku sudah selesai mengatakan semuanya padamu. Jadi, aku akan pergi!"

"Gary?!" panggil wanita itu dan sang pemilik nama hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kau harus berhati - hati dengannya! Dia mungkin hanya seorang wanita, tapi dia cukup berbahaya!" pesannya lalu meninggalkan pria yang bernama Gary itu sendirian di dalam ruang kerjanya.

Setelah kepergian wanita itu, Gary pun keluar dari ruang kerjanya dan pergi menuju sebuah ruangan yang terlintas di benaknya. Dengan napas yang memburu dan kedua tangan terkepal di kedua sisinya serta dada yang naik turun, Gary melangkah secepat mungkin menuju ruangan itu. Pria bernama Gary itu membanting pintu kamar itu cukup kuat hingga membuat seorang asisten rumah tangga yang berada di dalam kamar itu tersentak.

"KELUAR!!!" titah Gary dengan suara yang meninggi. Karena takut asisten rumah tangga itu pun tak mampu bersuara dan memilih untuk keluar dari kamar itu segera mungkin.

Pria itu menatap gadis yang masih terbaring itu dengan tatapan penuh kebencian dan amarah. Tanpa pikir panjang, Gary membuka masker oksigen pada wajah gadis itu dengan kasar. Kemudian, kedua tangannya bergerak ke lehernya dan mencekik gadis itu cukup kuat. Hingga kedua mata gadis itu terbuka dengan mulutnya yang ikut terbuka pula. Meskipun, gadis itu sudah sadar ia sama sekali tak memberontak sedikit pun, apa yang dilakukan oleh pria itu.

"Argh.." cicit gadis itu dengan suara yang sangat lemah dengan kedua tangan terkepal menarik selimut.

Mendengar itu, entah kenapa Gary melonggarkan cekikkannya pada leher gadis itu. Setelahnya, gadis itu menarik napas dalam - dalam dan terbatuk beberapa kali lalu memukul - mukul dadanya saat dirasanya pasokan oksigen dalan paru - parunya berkurang.

Gary tertegun melihat gadis itu yang sibuk mengatur napasnya sendiri. Selang beberapa detik, gadis itu mendongakkan kepalanya menatap pria itu lalu tersenyum tipis.

"Kenapa kau berhenti?" seru gadis itu dengan suara yang terdengar parau. Pria itu menatap tajam gadis itu tanpa menjawabnya.

"Aku yakin, kau pasti sudah tahu tentang diriku.." ceplos gadis itu dengan senyuman tipis terukir di bibirnya yang pucat. "Kau sama sekali tidak salah melakukan itu padaku. Karena memang aku adalah salah satu dari para musuhmu.." tambahnya.

"Saat ini aku berada di tempatmu, dan kapan saja kau bisa membunuh musuhmu ini.." ucap gadis itu dengan tatapan kosong. "Kau bisa membunuhku kapanpun kau mau. Tapi, satu hal yang ingin ku minta dari mu.. Tolong jangan ganggu keluargaku ataupun kelompok ku! Karena bukan mereka yang membunuh kedua orang tuamu..." pinta gadis itu dengan tatapan penuh makna.

Mendengar ucapan gadis di hadapannya, sontak membuat pria itu kembali mencekik leher gadis itu dan menariknya dari tempat tidur hingga kepalanya mendongak menatap padanya. Jarak wajah mereka sangat dekat hingga keduanya bisa merasakan terpaan napas masing - masing.

"Bu...nuh...aku!" kata gadis itu terbatah. Namun, bukannya melakukan apa yang dikatakan gadis itu, Gary justru melepaskannya dan mendorong gadis itu hingga kembali terbaring di tempat tidur.

Sesudahnya, pria itu beranjak meninggalkan gadis itu sembari membanting pintu kamar itu cukup kuat.

Aku sudah memperingatkan mu.

"Arggh..." ringis gadis itu saat rasa perih menyebar di lehernya ketika tangannya menyentuh lehernya sendiri.

💢💢💢

1
Protocetus
up
Feby Gudu
❤❤❤
Rossy Annabelle
seruuu banget sih🔥next 🤯
Rossy Annabelle
next thor
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
ℕaᷡiᷧa᷿᷍℘
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!