NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hukuman Untuk Sekar

Melihat papanya Sekar sudah pergi dari depan rumah, Linda langsung menarik rambut panjang Sekar dan membawanya kembali ke dalam kamarnya. Wanita itu mendorong Sekar hingga tubuh mungilnya itu menghantam kasur.

"HEH! ANAK NGGAK TAHU DIUNTUNG KAMU YA!" bentak Linda kepada putri pertamanya itu.

"Nih tata lagi! Lo hidup di sini itu dibiayain sama mama, Mbak! Mikir dong! Tega banget bikin mama cerai sama papa!" Rena melemparkan tas besar milik Sekar yang berisikan pakaian dan juga beberapa barang penting.

"Pokoknya kamu nggak boleh keluar dari kamar seharian! Kamu juga nggak boleh nemuin papa kamu! Sampe berani hubungi papamu lagi, mama bakal kurung kamu di sini selamanya!" bentak Linda.

"Ta–tapi, Ma. Besok Sekar ada makul penting," rengek Sekar.

"Kalau kamu keluar besok, pasti kamu bakal dibawa kabur sama papa kamu! Pokoknya kalau papamu cerai sama mama, kamu nggak boleh ikut dia! Nggak boleh nikmatin hartanya sendiri! Dasar serakah!!" hardik wanita itu tanpa mengingat lagi kebaikan yang sudah dilakukan oleh Sekar kepadanya di kampus.

"Mampus lu, Mbak!" ledek Rena sembari melipat kedua tangannya dan menatap Sekar dengan sinis.

"Emang apa salah Sekar? Yang Sekar lakuin itu buat kebaikan mama juga biar mama nggak dipenjara! Kasian papa juga nantinya kena masalah, Ma!" Sekar kembali berusaha untuk memberitahu mamanya.

"Halah nggak usah kebanyakan alasan deh kamu! Bilang aja nggak suka kalau mama minta duit terus ke papamu itu! Kamu makin gede bukannya makin nurut malah makin sering bikin masalah! Dasar anak pembawa sial!" bentak mamanya. "Kalau kamu berperilaku baik, mama bakal keluarin kamu dari kamar!"

Wanita itu mengambil kunci kamar Sekar dan membanting pintu kamarnya dengan keras, lalu mengunci pintunya.

"Ma! Jangan dikunci pintunya, Ma! Kalau Sekar laper gimana? Ma! Buka pintunya!" teriak Sekar sembari berusaha untuk membuka pintu kamarnya.

"Jangan harap bakal mama bukain pintunya! Kalau kamu ketahuan kabur atau ngechat papa kamu, mama bakal bikin kamu mati perlahan!!" teriak Linda yang sudah frustasi karena sikap Sekar dan akhir dari pernikahannya itu.

"Sukurin! Makanya jangan aneh-aneh, udah disekolahin baik-baik malah ngelunjak!" ledek Rena dari luar kamar.

"Ren ... Tolong bilangin sama mama ya, keluarin mbak dari sini. Please ...." Nara memohon sembari menitihkan air mata.

"Ih ogah! Makanya nurut sama mama!"

Rena langsung pergi meninggalkan Sekar di dalam kamar.

"Ren! Rena! Tolongin mbak!" pinta Sekar sembari menggedor pintu kamar dengan sangat keras. "Siapapun toloong, jangan kunci Sekar di kamar."

Berulang kali meminta, namun tidak ada yang membantu Sekar sama sekali. Hal itu membuat Sekar hanya bisa terduduk lemas di balik pintu dan memeluk lututnya sembari menangis sejadi-jadinya.

Sebelumnya ia berpikir jika ia pasti akan hidup bahagia bersama papanya, namun sepertinya pikiran dan impian itu musnah seketika saat kenyataannya berbanding terbalik dengan harapannya.

Untungnya ponsel Sekar tidak disita, jadi setidaknya dia tidak merasa bosan di kamar dan juga bisa mengabari beberapa dosennya karena tidak bisa masuk kelas selama beberapa hari. Mau tidak mau ia harus mengikuti perkataan mamanya.

Terlihat papanya Sekar mengirimkan pesan kepada Sekar dan memintanya untuk menunggu sebentar sembari Pak Hendra menerbitkan surat cerai dan mengambil hak asuh Sekar sepenuhnya.

Sekar hanya bisa menitihkan air mata melihat pesan singkat itu. Hanya papanyalah satu-satunya harapan Sekar sekarang. Sekar bahkan tidak berani membalas pesan papanya, takut jika papanya khawatir kepadanya.

Hari semakin malam, Sekar berusaha untuk menikmati waktunya di kamar. Untungnya kamar Sekar memiliki kamar mandi dalam, sehingga ia tidak perlu memohon untuk keluar dari kamar jika ingin ke kamar mandi. Sekar masih merasakan nyeri di kepalanya karena rambutnya ditarik oleh mamanya tadi.

Agar makin produktif, Sekar mengerjakan semua tugasnya di kampus dan berusaha menggunakan waktunya sebaik mungkin, meskipun sesekali Sekar merasa sedih dan tiba-tiba menangis. Bebannya berat sekali untuk dipikul, ia ingin sekali berkata jika ia tidak kuat menghadapi semua ini.

Saat tengah malam, Sekar merasakan lapar. Untungnya Sekar masih memiliki jajanan di tasnya, sialnya air minumnya habis. Karena itu, Sekar harus minum air keran, meskipun awalnya dia tidak suka dan sempat jijik.

Hingga Sekar pun tertidur dalam keadaan lapar.

Keesokan harinya, Sekar terbangun di jam 7 pagi. Ia mendengar suara mamanya dan Rena yang sedang sarapan pagi. Sedangkan Sekar bangun dengan keadaan lapar dan haus.

Sekar pun mengirimkan pesan kepada mamanya.

[Ma, Sekar lapar. Sekar boleh sarapan?]

Terdengar ponsel mamanya Sekar bunyi, namun mamanya tidak membalas dengan ketikan melainkan ucapan.

"Mau makan?! Nanti kalau Mbak Yanti datang ya! Kalau datang sih, katanya tadi ada acara jadi datengya siangan! Habis ini mama sama Rena mau ke mall ya!"

Mendengar jawaban mamanya Sekar, ia langsung menghela nafas panjang dan menitihkan air mata. Rasanya sangat kesal, ia ingin membanting ponselnya ke lantai, namun ia tak bisa karena pemarah bukanlah sifatnya.

Alhasil Sekar mencari ke lemari pakaiannya dan menemukan camilan di lemari. Ia bahkan berusaha untuk tidak menghabiskan kripik kentang yang entah dari sejak kapan ada di sana. Setelah itu, Sekar meminum air kran juga agar tidak dehidrasi, yang penting ia bisa bertahan meskipun menyakitkan.

Sekar menunggu dengan perut yang lapar, di kamar ia menghabiskan waktunya dengan mengerjakan tugas, dan juga membaca buku atau bermain ponsel. Rasanya sangat bosan sekali dan Sekar ingin keluar dari kamarnya.

Sialnya, jendela kamar Sekar tidak besar dan terdapat tralis di jendelanya, dia jadi tidak bisa kabur lewat jendela. Meskipun kamarnya mengarah ke halaman rumah, ia tidak bisa meminta tolong kepada orang lain karena ada gerbang yang menutupi rumah Sekar.

Sekar menghela nafas panjang dan kembali menitihkan air mata.

"Mama sebegitu bencinya sama aku ya?" gumam Sekar.

Hingga di jam 2 siang, terdengar suara ketukan pintu kamar Sekar dan suara wanita yang dinanti-nanti.

"Mbak Sekar? Ini Yanti, Mbak Sekar nggakpapa?" tanya wanita itu.

"Mbak Yanti! Mbak, tolongin Sekar, Sekar laper." Sekar hanya ingin makan saja, ia tidak peduli dengan kuliah, yang penting tenaganya terisi sekarang.

"Iya mbak sabar ya. Saya lewat jendela ya mbak, soalnya ibu nggak kasih kuncinya ke saya," jawab Mbak Yanti.

Sekar langsung membuka jendela kamar dan beberapa menit kemudian terlihat Mbak Yanti menghampiri Sekar dengan memberikan sebungkus makanan.

"Ya Allah, Mbak. Kok bisa sampai gini? Mbak nggak boleh keluar?" tanya Mbak Yanti sembari memegang tangan Sekar yang memegang tralis.

"Mama sama papa bertengkar, Mbak. Jadi mama ngurung saya karena dikira saya biang keroknya."

"Ya Allah. Yaudah, Mbak. Dimakan dulu, nanti tak belikan jajan ya, Mbak. Camilan buat di kamar. Tadi Ibu nyuruh saya berangkat siang aja soalnya," jawab Mbak Yanti.

Sekar baru tahu jika ternyata mamanya Sekar sengaja berbuat begitu untuk menyiksa Sekar.

Mbak Yanti pun pergi dari depan jendela Sekar dan menuju ke dapur untuk bersih-bersih rumah. Sedangkan Sekar membuka makanan yang dibelikan Mbak Yanti karena di rumah tidak ada makanan apa-apa.

Saat makan, Sekar menitihkan air mata karena rasanya begitu enak saat masuk ke dalam mulut Sekar yang sudah hambar rasanya.

"Ya Allah, enak banget," gumam Sekar sembari menangis saat sedang makan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!