NovelToon NovelToon
Dari Benci Jadi Suami

Dari Benci Jadi Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: nichi.raitaa

Tolong bantu support dan jangan lompat bab saat membaca ya, terima kasih 💗

Delilah Atmaja—seorang perempuan—yang sama sekali tak berkeinginan menikah, terpaksa menuruti kemauan sang ayah. Justru bertemu kembali dengan Ananda Dirgantara—musuh semasa SMA—dan justru berakhir di pelaminan. Tak berhenti sampai di sana, Rakanda Dirgantara—mantan cinta pertama Delilah—menjadi sang kakak ipar. Hadir juga hari dimana Raka menerima bantuan dari si jelita, Delilah. Membuat keruh hubungan rumah tangga Nanda dan Delilah yang telah menjadi seorang istri.

Dapatkah mereka akan melewati drama pernikahan dan pergulatan hati masing-masing? Akankah mereka berdamai dengan keadaan dan menemukan akhir yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nichi.raitaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Sosok pemanggil tadi kini duduk bersebelahan dengan sang pemilik nama. Mereka bersitatap sejenak tanpa ada suara, tetapi tepukan di paha Nanda terasa sedikit pedas.

“Ku mohon, jangan kau juga!” Nanda mengeluarkan kalimat yang membuat Raka mengernyitkan kening tak paham, “tadi sudah Mbok Yem dan Kakek meledekku,” jelas Nanda.

Raka tertawa pelan sambil menggelengkan kepala. Padahal, memang itu tujuannya kemari. Sedang apa si pengantin baru malah berada di sana sendirian dan tak bersama sang istri.

“Stop! Akan kujelaskan sebelum kau bertanya. Dia kelelahan dan sekarang sedang tidur, jelas? Iya, aku diabaikan. Memang, tak apa. Aku masih sabar.” Kalimat Nanda dalam satu tarikan napas membuat Raka tergelak sekarang.

Meski aslinya, sangat lapar, sial, Nanda menggerutu dalam hati.

Hiburan untuk Raka, tawa si Kakak tak kunjung mereda. Sedikit kesal Nanda memutar bola mata sambil berdecak.

“Kau sendiri, kenapa tidak menemani istrimu?” Intonasi suara Nanda terdengar kesal.

“Hei, apa kau marah karena kami tak datang? Maafkan aku, oke? Kau tau, kami juga tak ingin begini. Kuharap kau mau mengerti, hm?” Raka menatap sang adik dengan mata memelas sambil memohon ampunan.

Dia terpaksa tak jadi ikut dalam pernikahan sakral yang terjadi satu kali seumur hidup sang adik. Sebelum berangkat, tiba-tiba saja Felicia—istri Raka—merasakan perut buncitnya menegang, kram. Raka tak ingin mengambil resiko, kemudian dia meminta izin dengan berat hati pada Nanda. Beruntung sang adik begitu pengertian dan meloloskan permintaan si Kakak.

“Tak masalah, istri dan calon bayimu lebih penting.” Kalimat Nanda menentramkan Raka tadi.

“Nanda, sungguh? Aku akan menyusul jika sempat.” Raka masih tak nyaman, meski sudah jelas diizinkan.

“Tidak perlu, istrimu lebih membutuhkanmu saat ini. Aku pergi dulu.” Nanda meninggalkan rumah bersama sang Kakek dan yang lain.

Sekarang, Raka seolah menagih janji sang adik yang tadi mengizinkan dia tetap berada di sisi Feli. Sudah menjadi rahasia umum, jika Raka adalah sosok lembut dan penyayang. Mungkin saja, dia tak tega untuk menginjak seekor semut pun. Beruntung berjumpa dengan Felicia, seorang yang mirip seperti Raka versi wanita. Mereka sangat cocok bersama.

“Ck, tentu. Aku bisa sangat memaklumi, hanya saja cukup banyak yang menanyakan keberadaan kalian tadi.” Nanda menjelaskan sambil menatap lurus ke depan.

Seolah sedang mengenang sesuatu yang tak mampu terucap oleh bibir sendiri. Dia memilih menelan sendiri kenangan sekilas tadi.

“Cukup menguntungkan memiliki seorang dokter hebat di keluarga ini, ya? Dia bisa sangat pengertian tentang kesehatan.” Raka memuji sang adik sambil menepuk bangga bahu Nanda.

“Huh, pembual!” Nanda justru sedang melirik pedas sang Kakak.

Tak lama selesai berbincang, Raka berpamitan kembali ke kamar. Dia tak rela meninggalkan istri tercinta sendirian terlalu lama. Dia kemari karena mendengar suara lantang sang adik yang masih terbangun. Bermaksud mengucapkan selamat dan meminta maaf. Berhasil juga dilakukan meski melalui diselingi obrolan ringan. Tak lupa dia menyuruh sang adik segera kembali ke kamar juga. Nanda tak punya pilihan, dia melangkah gontai dan masuk perlahan ke dalam kamar.

***

“Delilah, mau sampai kapan kamu tetap sendirian begini?” Suara Dion terdengar.

Ah, apakah aku sedang bermimpi? Oh, tidak. Ingatan itu datang lagi, hati Delilah sibuk berbisik.

“Ayah sudah menyiapkan calon untukmu, kali ini Ayah mohon. Barangkali tak sempat, Ayah akan sangat menyesal telah meninggalkanmu sendirian di dunia.” Kalimat yang kian menyudutkan Delilah kala itu.

“Cobalah membuka hati, dia pria yang baik.” Abigail ikut menambah kalimat sambil menggenggam erat jemari sang putri tunggal.

Kondisi yang tengah terlihat semakin mendesak si jelita untuk mengangguk, sang Ayah terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dia menuju tempat janji temu dan langsung menemui calon suami. Betapa hampir terlepas bola mata si jelita kala mendapati Nanda—rival masa SMA—berada di sana.

Mana ada lelaki baik selain ayah di dunia ini? teriakan hati Delilah saat pertama jumpa dengan si musuh bebuyutan kembali.

Seketika netra si jelita yang tengah terlelap tadi terbuka. Kemudian dia berteriak saking terkejut, wajah orang yang dibenci tengah berada di depannya dan berjarak sangat dekat. Tak pelak, spontan Delilah mendorong tubuh Nanda menjauh. Naas, si pria berguling tanpa pertahanan dan jatuh ke lantai. Lebih parah lagi kondisi mereka saat ini karena Delilah tersadar jika pria yang sedang mengaduh tadi tak terlihat mengenakan pakaian.

“Akh! Kenapa kau di sini? Dimana bajumu!” Delilah sibuk melempar bantal pada Nanda tanpa henti.

“Aw, akh!” Nanda memekik.

“Berhenti mendesah!” Delilah semakin panik.

Hei, ayolah. Otak mesum sialan, itu bukan desahan, rutuk hati Delilah sendiri.

Nanda bahkan, belum sempat mengumpulkan nyawa. Dia mengerjap-ngerjapkan mata dan membuka perlahan sebelah mata terlebih dahulu. Kemudian, bangkit berdiri sambil menggaruk kepala yang terasa gatal. Tentu saja, Delilah heboh kembali berusaha menutupi wajah dengan kedua tangan.

“Delilah, hei, lihat aku. Apa yang kau harapkan, hah?” Nanda berdiri sambil memaksa si istri membuka tangkuban tangan di wajah.

Memang benar, Nanda sedang bertelanjang dada. Akan tetapi, dia masih cukup bermoral mengenakan celana pendek di bagian bawah. Semalam, Nanda sudah terjatuh berulang kali saat tidur di sofa. Sehingga dia memutuskan mengendap berpindah ke sisi lain kasur perlahan dan tertidur pulas. Si pria sama sekali tak bermaksud menyentuh Delilah tanpa izin. Sekalipun mereka telah menikah, tetapi Nanda memegang prinsip cukup kuat atas perjanjian yang mereka sepakati.

Lagi-lagi Nanda harus membereskan kamar karena ulah Delilah. Si wanita sudah melarikan diri ke kamar mandi. Mentari bahkan masih berwarna kemerahan, cahaya mengintip di balik jendela. Nanda padahal masih ingin menikmati hari libur yang jarang terjadi di hidupnya. Menjadi seorang dokter bedah jantung, membuat dia penuh kesibukan. Seperti kata sang kakek, pisau bedah adalah senjata si pria kala di meja operasi.

Beberapa saat kemudian, Delilah muncul dari kamar mandi dan melempar handuk pada pria yang masih berbaring malas di kasur. Raut kesal tak bisa disembunyikan oleh Nanda.

“Mandi, sana.” Delilah memerintah tanpa ragu, kemudian beralih ke meja rias.

Bukan Nanda namanya, jika menurut begitu saja. Dia melangkah ke arah Delilah dan berbisik selembut mungkin.

“Jika aku tidak mau. Apa kau akan memandikanku, Nyonya Atmaja?” Seringai tercetak jelas di wajah pria dengan hidung bangir dan alis tebal serta bibir kemerahan serta manik legam menatap kuat pada Delilah.

Susah payah Delilah menelan ludah. Bisikan tepat di sebelah telinga si jelita membuat bulu kuduknya meremang. Dia sangat benci ditantang, apalagi oleh seorang menyebalkan yang kerap meremehkan seperti Nanda sekarang.

Sekian detik hening, Delilah menatap balik secara langsung pemilik wajah rupawan yang terus menggoda sejak kemarin. Tentu membuat manik mereka berjumpa.

1
Ripah Ajha
sungguh keren kata2mu Thor, aku jadi terhura eh terharu maksutnya🥰
nichi.raitaa: aw, terima kasih ya kakak juga sudah baca sampai akhir ... aku meleyot nihh 🫣🫠😘
total 1 replies
Krismargianti Andrean
lanjut thor nunggu nih ampe tambah es teh jumbo 5kali
nichi.raitaa: waduh kak ... apa nggak kembung 🤧 btw timamaciw sdh mampir, nih aku kasih 2 hati akuh 💗💗🫦
total 1 replies
Zee✨
hay kak nicki, aku mampir hehe semangattttt💪💪
nichi.raitaa: nyehehhee okidoki kak 💗 aku telhalu loh😵‍💫🫠
Zee✨: sama², nanti ye mau ngepel dulu😂😂
total 3 replies
Zee✨
dih kepedean amat bang😏
Zee✨: pantesan aku cari² nggak kelihatan, taunya di sana toh🤭
nichi.raitaa: 🤧😶‍🌫️ aku ampe ngumpet dibalik awan kakk
total 2 replies
Ripah Ajha
like Thor, tetep semangat update ya🥰
nichi.raitaa: terima kasih supportnya kak, wait ya 💗😘
total 1 replies
Ripah Ajha
gitu tu, kalok oasangan suami istri blom prnah mp, bawaannya emosi teros🤣
nichi.raitaa: aw ... si kk tau ajah 🤧🫣
total 1 replies
Ripah Ajha
keren karyamu thor
nichi.raitaa: terima kasih sdh membaca kak, semoga betah ya 💗
total 1 replies
·Laius Wytte🔮·
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nichi.raitaa: terima kasih sudah membaca, Kak 💗 teruskan lagi yuk kakk 🥰
total 1 replies
Sandy
Seru banget, gak bisa berhenti baca😍
nichi.raitaa: terima kasih, sudah membaca kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!