Laura Veronica, dia merupakan seorang mahasiswi jurusan manajemen bisnis. Dia bisa di bilang wanita barbar di kampusnya, prilaku Laura memang sembrono dan centil.
Suatu hari, kebetulan ada dosen baru yang bernama Dimas Adamar, pria tampan namun berwajah dingin. Postur tubuhnya yang gagah membuat Laura terpikat akan pesonanya.
Akankahkah pria itu terpikat oleh pesona wanita barbar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Mengetahui rahasia
Di uks.
Laura nampak sudah sadar dari pingsannya, kini dia sedang berbaring sambil menatap langit-langit ruangan.
"Astaga, kau sudah sadar? Pekik Rika terkejut.
"Hm. Badan gue sakit-sakit Ka, lemes banget." Mencoba menggerakkan tubuhnya.
Rika sedari tadi menunggu Laura di uks, dia khawatir dan juga sangat gelisah karena takut terjadi sesuatu pada sahabatnya.
"Haish.. Gue khawatir setengah mati gara-gara lo." Menghela nafasnya sejenak karena merasa sedikit lega.
"Sorry, gue udah bikin lo khawatir." Ucap Laura sambil menyugarkan rambutnya ke belakang.
Tiba-tiba, mata elang Rika tertuju pada leher Laura. Dia melihat sesuatu yang berwarna merah keunguan, bahkan bukan hanya satu. "Tunggu!" Seru Rika.
"Ya? Ada ap--"
Srettt..
Rika memegang tangan Laura, dia sendiri langsung melihat sesuatu yang membuatnya penasaran bahkan ia yakin bahwa penglihatannya tadi pasti tidak salah.
"I--ini.." Terkejut dan langsung menatap Laura untuk meminta penjelasan.
"Ah, itu.." Menutupnya langsung dengan sebelah tangannya.
"Yakkk sialan, lo udah merasakan panasnya adegan ranjang?" Pekik Rika dengan mata melotot terkejut.
Ya, sejak bermain tadi pagi. Dimas melakukannya secara agresif, bahkan dia sengaja memberikan tanda kepemilikkan di leher dan dada Laura.
Laura berangkat ke kampus memakai pakaian yang menutup lehernya, dia sadar karena banyaknya tanda merah yang di lakukan Dimas sejak tadi pagi.
"Suttt, lo bisa kecilkan suara lo gak, Rika? Jangan sampai ada cicak jantan yang mendengar suara cempreng lo!" Seru Laura dengan kesal.
"Hei bodoh, lo nyalip gue hah! Kenapa gak ngajak gue sih kalau mau main enak-enak." Bibirnya cemberut.
Laura memijit pelipisnya, saat ini dia pun langsung menutup telinganya karena lelah mendengar ocehan Rika. "Gue main ranjang sama suami orang." Celetuknya.
"Uhukkk." Rika tersedak ludahnya sendiri.
"A--apa kau bilang? Kau... Apa kau gak waras La?" Semakin terkejut mendengar ucapan yang di lontarkan sahabatnya itu.
"Katakan pada gue, siapa pria itu--"
Ceklek.
Belum sempat Rika menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba pintu ruangan terbuka.
"Eh, kau sudah sadar?" Ucapnya terkejut menatap Laura.
"Astaga, kenapa pak Dimas malah so kenal denganku. Bisa-bisa nih bocah tantrum lagi." Gumam hatinya ketar-ketir.
"Woi, pak Dimas tadi yang menggendong lo kesini. Dia sama paniknya dengan gue tau. Lo harus berterima kasih padanya." Seru Rika.
Tap.. Tap.. Tap..
Dimas perlahan mendekat ke arah Laura, bahkan dia membawa nampan yang atasnya ada mangkok berisi bubur masih hangat.
"Nah, makan dulu. Dokter memberikanmu obat." Ucap Dimas sambil menyimpan nampannya di atas nakas.
Rika merasa ada yang aneh pada Dimas, dia sedari tadi memberi perhatian pada Laura. Bahkan, saat Laura masih pingsan pun, Dimas menunggunya bersama Rika.
"T--terima kasih pak." Jawab Laura dengan canggung. "Huwaaaa kenapa pak Dimas membuatku di posisi sulit sih, bagaimana jiga Rika curiga."
"Laura, kau harus memberiku penjelasan." Rika berbisik pada Laura."
Glekk.
"Mampus gue!" Gumamnya sambil tersenyum paksa pada Rika.
****
Di tempat lain.
"A--apa?" Terkejut.
"Kenapa, kau tidak ingin berpisah dengan Dimas?" Jawab seseorang yang tak lain adalah ibunya Dimas.
Ya, ibunya Dimas menyuruh Vina untuk segera bercerai dengan Dimas. Seperti yang kalian tahu, ibunya sampai saat ini tidak menyukai Vina.
"Mih, kenapa mamah menyuruh kami bercerai? Kami sudah 6 tahun menikah, Mih." Ucap Vina dengan tatapan sayu.
Wanita paruh baya itu memutar bola mata malas, dia malas mendengar jawaban Vina yang terus bertanya. Saat ini, yang di inginkan ibunya Dimas adalah perceraian mereka.
"Halah, so suci banget kau Vina! Memangnya saya gak tahu apa yang kau sembunyikan dari kami!" Pekik ibunya Dimas.
"A--apa maksud mamih? aku tidak menyembunyikan apapun." Jawab Vina dengan terbata-bata.
Ibunya Dimas berjalan semakin dekat ke arah Vina, dia pun terkekeh sambil melipat kedua tangannya. "Saya tahu rahasiamu."
Vina membolakan matanya terkejut, apa rahasia yang di maksud mertuanya tersebut. Dia pun langsung gelisah dan wajahnya menjadi pucat.
"Amelia, aku tahu kalau dia bukan putri kandung Dimas." Celetuknya.
Degh.
Bersambung.
єηєg ρgη мυηтαн... кαυ ∂gя
double up!!