"Gue sudah bilang kalau lo itu tulang rusuk gue, mau menjauh seperti apapun juga endingnya lo akan tetap jadi milik gue"
"Bangun gih mimpi lo kayanya ketinggian nanti jatuh sakit"
"Ada lo kan, jadi jatuh juga bakal kepelukan lo"
"Dasar playboy"
"Gue akan berubah jika lo jadi cewek gue Giselle!"
"Sorry selera gue bukan lo"
***
Hidup Giselle yang rumit semakin rumit karena bertemu dengan laki laki tengil disekolah barunya, laki laki yang dikenal buayanya Cendrawasih High School dan laki laki yang dapat julukan sebagai the prince Cakrawala, pertemuan yang tidak sengaja di clup malam membuat Giselle harus berurusan sama laki laki itu, dan parahnya Langit mengincar Giselle sebagai mainan selanjutnya.
Bisakah Langit menakhlukkan hati Giselle, dan akankah Langit tidak terjebak dengan permainannya sendiri?
Yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tikaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Salting
Sejak tadi Giselle tidak bisa memudarkan senyumnya, sumpah ini bener bener gila, kenapa Giselle semudah ini salting dan baper sama orang lain sih? Apa mungkin hati Giselle itu memang murahan? Atau memang Giselle sudah mampu melupakan Samudra?.
Giselle memukul mukul bantalnya dengan senyum senyum tidak jelas "Gila beneran gue lama lama, sialan lo Langit, secepat ini lo bobol pertahanan gue"
"Kan apa mama bilang kamu itu suka sama Langit, dia itu cowok baik baik sayang, mama bukannya mau menjerumuskan kamu kedalam masalah, tapi mama lihat selama ini Langit emang beda,"
Giselle langsung bangun dari tidurnya dan berdehem "Ck, mama apa apaan sih ngagetin aja, siapa juga gak suka sama Langit"
"Halah siapa tadi yang bilang mulai suka sama Langit hem? Padahal sekarang orangnya ada dibawah loh, mana nyogok mama bawain martabak lagi, udah lah Sel turunin ego kamu, itu effort Langit beneran kek gitu, masa iya main main sih"
Giselle memicingkan matanya menatap sang mama dengan curiga "Mama ino dapat sogokan martabak aja langsung berpihak sama Langit, besok besok kalau dapat mobil gak langsung Giselle mama suruh nikah sama Langit?"
"Ide bagus itu Sel, biar mama berkurang beban keluarganya" kekeh Sinta.
"Mamaaa" rengek Giselle dengan bibir mencebik.
Sinta tertawa pelan dengan mengusap rambut Giselle "Mama bercanda sayang, kamu harta mama ya kali aja beban keluarga, kalau beban keluarga mah, mama udah tinggalin kamu mending kamu ikut papa kamu, gak mama bawa kan"
"Lagian mama bilang fakta loh Sel, coba aja cowok mana yang berani main main terus sampai disamperin kerumah? Kenalan sama orang tuanya? Kalau dia main main pasti gak pernah yang namanya jemput dan izin buat bawa jalan anaknya"
"Mama sepercaya itu?"
Sinta mengangguk yakin "Bukannya mama bandingin Langit dengan Samudra, dan bukannya mama benci sama Samudra tapi pernah gak Samudra datang kerumah dan minta izin? Dia jalan sama kamu selalu diam diam kan? Dia selalu alasan mamanya gak menerima kamu?"
"Maka dari itu mama curiga, kamu anak baik walaupun kadang bandel masuk clup malam saat suntuk, dan dari situlah mama tau ternyata papanya Samudra adalah papa kamu juga, dan mama bisa menyimpulkan kalau selama ini papa punya dua istri, dan sekarang dia memilih mamanya Samudra dari pada mama"
Giselle langsung berhambur kepelukan sang mama "Mama jangan ingat ingat itu lagi ma, mama tau kan sekarang Giselle sudah gak mau hubungan lagi sama Samudra, kita akan bahagia ma walaupun berdua, Giselle janji Giselle akan membanggakan mama, entah gimanapun caranya Giselle harus bisa menjadi pribadi yang lebih baik kan ma, Giselle harus bisa berdiri diatas kaki Giselle sendiri, tanpa papa dan Samudra Giselle juga akan sukses"
Sinta mengangguk setuju dengan melepas pelukannya "Kita buktikan sama sama ya ,kita bisa sayang, sekarang mending turun temuin Langit, bilang juga kalau sebenarnya kamu suka juga sama Langit. Mama dukung seratus sepuluh persen"
"Kelebihan ma" saut Giselle dengan jengah. "Lagian Langit gak nembak Giselle, ya kalo aja Giselle bilang duluan, gak mau"
"Good Girl anak mama, benar kamu sayang, yang ngejar itu laki laki, perempuan harus dikejar, jangan lama lama juga ngetes kesetiaannya Langit, takutnya itu anak malah kelamaan terus dikira kamu main main"
Giselle memberikan hormat dengan senyum manisnya "Siap mama, bentar Giselle sisiran dulu, biar gak kaya gembel"
"Ya udah mama turun dulu, jangan lama lama"
***
Nyatanya benar Giselle hanya sisiran saja dan turun dengan outfit yang tadi, dia belum sempat ganti dan mungkin akan menimbulkan pertanyaan pada Langit, kenapa Giselle serapi itu.
"Ngapain lo datang kesini malam malam?" tanya Giselle duduk disamping Langit.
Langit menatap jam dipergelangan tangannya sambil menggeleng "Masih jam tujuh Sel, ini hitungannya masih sore, lagian lo udah siap aja sih tau aja kalau mau gue ajak jalan"
Giselle menatap penampilannya dengan tatapan jengahnya "Dih, siapa juga yang dandan buat lo, gue habis jalan tadi, baru pulang belum sempet ganti"
"Jalan? Dari mana? Sama siapa? Kok gak bilang sama gue?"
"Busett banyak amat pak pertanyaannya, lagian lo siapa? Harus ya gue bilang sama lo hem?"
Langit langsung menatap Giselle dengan tatapan seriusnya. Entahlah jawaban Giselle membuat Langkt tidak puas dan malah bikin Langit merasakan cemburu.
"Lo tanya gue siapa? Lo kan tau Sel gue lagi berusaha deketin lo, gue juga berubah demi lo, masa iya pegorbanan gue dan juga effort gue selama ini gak lo anggap, dan lo malah jalan sama cowok lain? Bilang sama gue siapa yang lo ajak jalan, gue gak terima dan gue bakal kasih pelajaran, buat siapapun yang berank deketi calon cewek gue"
Jujur Giselle tergelak dengan ucapan serius Langit, apa benar kata mamanya jika Langit seeffot ini dan bisa dibilang Langit memang suka sama Giselle.
Giselle mengerjabkan matanya sambil mengibaskan tangannya "Gak usah dibahas, lo mau ngapain kesini?"
"Harus dibahas, karena hati gue gak tenang" jawab Langit tegas. "Lo habis dari mana?"
"Gue habis jalan sama Bella dan Raka, karena Raka mau kenalan sama Bella, puas lo!"
"Raka bawa temen cowok?"
Giselle meraup wajahnya dengan gemas sambil menggeleng "Kagak aelah,posesif banget sih lo jadi cowok, lagian kalau lo kesini mau introgasi gue, gue gak ada waktu mending gue bersih bersih terus tidur"
"Tunggu!" ucap Langit dengan menahan pergelangan tangan Giselle "Gue kesini mau ngajak lo makan malam, gue juga sudah izin sama mama lo kok, mau ya? Sorry kalau gue bikin lo gak nyaman sama sifat gue, gue takut kehilangan lo sebelum gue dapetin lo Sel, lo berharga bagi gue"
Giselle tidak menjawab, dia menatap Langit yang masih memegang tangannya, "Okey gue ikut lo, lepasin dulu tangan lo, gue ambil tas sama ponsel"
Langit mengangguk dengan mencubit pipi Giselle "Jangan lama lama nanti gue kangen"
"Sorry gombalan receh lo gak bikin gue ketar ketir" Saut Giselle dengan masuk kedalam rumahnya.
"Gue yakin lo juga bakal luluh sama gue Sel, gue beneran jatuh dalam pesona lo, dan lo harus tanggung jawab, lo bisa merubah gue bisa setia sama satu cewek dan itu hanya lo Sel, gue beneran gila karena lo"
Lain dimulut lain dihati, sesampainya kamar Giselle memengangi dadanya yang berdetak tidak karuan, "Arrhhh sialan, gue beneran jatuh cinta sama makhluk playboy itu, kalau sampai doa mainin gue awas aja, gue juga bisa mainin lo Langit"
Harapan ku semoga di tempat baru,Gizelle lebih strong,Tegas dan jadi cewek yg tangguh,jangan lemah,Jangan suka ngerendahin harga diri demi cowok..☺️