NovelToon NovelToon
Idolaku Kekasihku

Idolaku Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / CEO
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Camomile_tea

Pernahkah kalian membayangkan bertemu dan menjadi dekat dengan seorang penyanyi idol terkenal?
Membayangkannya saja tidak berani... Tetapi berbeda dengan Maya.
Ia sangat mengidolakan Reynold dari groupband starlight yang sangat digandrungi oleh kaum hawa.
Bukan hanya terkenal saja, tetapi Reynold merupakan seorang pengusaha sukses.
Apakah bisa Maya menjadi lebih dekat dengan Reynold yang memiliki banyak sekali fans?
Apakah Maya mampu menjadi seorang kekasih yang tegar untuk seorang Reynold?
Penasaran kan??...
Yukk kita baca saja kisah mereka readers 🫠

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Camomile_tea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3.

Saat ia mulai memejamkan matanya bunyi notifikasi di ponselnya berbunyi dan spontan rasa kantuknya hilang dalam sekejap.

Maya langsung melihat ponselnya yang ternyata itu balasan dari Reynold.

"Hai adik kecil. Masih ingat sih, gak mungkin lupa dong sama adik kecil yang salah masuk toilet pria. Hahaha..." begitu isi pesan balasan dari Reynold.

Maya mengerucutkan bibirnya membaca pesan tersebut.

Semalaman mereka saling berkirim pesan, tak terasa jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.00.

"Ya udah bobo sana gih. Katanya besok ada kuliah pagi kan. Kakak juga mau tidur karena besok ada meeting pagi." Kata Reynold dalam pesannya.

"Okay kak. Good night. Bye." Balasan dari Maya.

"Good night adik kecil." Balas Reynold.

Akhirnya mereka berdua masuk kedalam dunia mimpi masing-masing.

Keesokan paginya...

"Pagi ma... pa..." sapa Maya kepada kedua orang tuanya saat tiba diruang makan.

Mama Shinta dan papa Rudi menunggu Maya untuk turun sarapan bersama-sama.

"Ayo kita sarapan dulu sayang... mama sudah masak makanan kesukaan kamu tadi." Ucap mama Shinta.

"Waahhh... mama memang paling terbaik." Puji Maya sambil memeluk mamanya dari samping.

"Ceria sekali pagi ini anak mama. Ada berita baik kah?" Tanya mama Shinta yang melihat anaknya pagi ini berbeda dari biasanya.

"Gak ada ma... Maya cuma lagi bahagia saja." Jawab Maya sambil cengar cengir.

Kemudian mereka bertiga duduk dan makan dalam diam, hanya terdengar suara sendok dan garpu.

"Papa berangkat kerja dulu ya ma." Pamit papa Rudi kepada istrinya. Tak lupa ia mencium kening istrinya dan anaknya juga.

"Iya hati-hati dijalan ya pa." ucap Shinta kepada suaminya.

Setelah papa Rudi berangkat kerja, tak lama Maya juga berpamitan kepada mama Shinta.

"Ma... Maya berangkat ke kampus dulu ya. Bye mama." Pamit Maya sambil mencium tangan ibunya.

"Hati-hati ya sayang, jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya." Jawab mama Shinta dan dibalas anggukan dan lambaian tangan oleh Maya.

Sesampainya di universitas tempat Maya dan kedua sahabatnya, Maya menunggu Rika dan Sasa dikantin sambil memainkan ponselnya.

"Hai May... Udah dari tadi?" tanya Rika saat menghampiri Maya.

"Baru aja kok Rik. Sasa mana ya? Lama bener tuh anak, keburu telat masuk kelasnya kita." ucap Maya.

"Umur panjang tuh anak. Tuh dia lari kearah sini." ucap Rika yang melihat Sasa dari kejauhan sedang berlari menghampiri mereka.

"Sorry guys gue telat. Tadi ojek online gue mogok motornya." ucap Sasa sambil ngos-ngosan karena habis berlari.

"Santai aja Sa.. Ya udah yuk kita masuk kelas, keburu telat." jawab Rika.

Mata kuliah pengantar ilmu hukum memang paling tidak disukai oleh Maya. Bukan tidak suka pelajarannya, tetapi lebih kepada dosen yang mengajar. Dosennya sangat membosankan pada waktu menjelaskan mata kuliahnya sehingga tidak sedikit mahasiswa maupun mahasiswi yang mengantuk saat mata kuliah ini berlangsung.

Merasa bosan Maya mengambil gawainya didalam tas dan mulai mengirim pesan kepada idola yang mulai semalam sedikit lebih dekat dengannya.

"Hai kakak... lagi apa nih?" Maya mengirimkan pesan kepada Reynold.

Berbeda dengan pesannya yang semalam, kali ini Reynold dengan cepat mengirim balasan kepada Maya.

"Hai.. aku mau meeting nih sama asisten aku. Kamu gak jadi kuliah?" Pesan balasan dari Reynold.

"Bukannya kakak ini idol ya? Kok pakai meeting segala sih?" Tidak menjawab pertanyaan Reynold tetapi Maya malah mengajukan pertanyaan lainnya.

Maya memang tidak tahu kalau Reynold adalah CEO dari perusahan besar di Jakarta yang bergerak dibidang properti, bahkan perusahaannya sekarang sedang mulai membuka cabang ke negara singapura dan perancis. Bukan hanya Maya, tetapi para penggemarnya bahkan pegawainya dikantor juga tidak ada yang tahu.

Reynold memang sengaja tidak pernah menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya adalah seorang CEO muda yang sukses dalam karirnya. Bahkan pegawai dikantornya tidak pernah tahu wajah CEO mereka. Ia terjun menjadi idola semata-mata karena hobinya dalam menyanyi saja. Karena ia tidak ingin reputasinya dalam menjadi idol mempengaruhi dalam urusan bisnisnya, akhirnya Reynold memilih tidak terjun langsung dalam bisnisnya. Tetapi ada Jonathan, asisten sekaligus tangan kanan Reynold yang dipercaya untuk membantu Reynold menjalankan bisnisnya tersebut.

"Meetingnya diapartemen aja, online sama asisten. Orang tahunya aku seorang idola, sebenarnya aku memiliki pekerjaan lain juga selain menjadi idola." Jawab Reynold. Entah kenapa ia menjadi nyaman bercerita dengan Maya bahkan ia mengatakan rahasia yang selama ini hanya dirinya dan Jonathan sang asisten yang tahu.

"Ooh... Ya.. Ya.. Maaf mengganggu kalau gitu kak. Kakak lanjutin aja meetingnya ya." Balas Maya tidak enak karena telah mengganggu pekerjaan Reynold.

"Gak ada yang menganggu kok. Kakak meeting dulu ya, nanti kakak chat lagi jika sudah selesai meeting. Bye adik kecil." Balasan pesan dari Reynold.

Karena tidak ingin mengganggu akhirnya Maya tidak membalas pesan itu lagi.

Tidak terasa mata kuliahnya sudah selesai. Untuk menunggu mata kuliah berikutnya Maya dan kedua sahabatnya memutuskan untuk menunggu dikantin sekaligus mereka akan makan siang dikantin.

"Cerita dong May... gimana sama kak Reynold? Seru gak sih orangnya?" Tanya Rika sambil menunggu makanan pesanan mereka datang.

"Kepo banget sih... mau tahu aja atau mau tahu banget nih..." goda Maya sambil tertawa.

"Tapi yang gue denger ya, katanya Reynold itu udah punya calon. Dengernya sih mereka dijodohin gitu. Jadi lo jangan terlalu berharap May, ntar sakit kalo jatuh." Timpal Sasa yang memang mendengar desas desus berita tersebut dari internet.

"Masa sih? Kok gue jadi sedih gini ya.. ternyata patah hati itu sakit banget ya guys. Jadi pengen nangis gue." Gerutu Maya yang langsung percaya dengan perkataan Sasa dan menampilkan raut wajah putus asanya.

Setelah makan mereka melanjutkan mata kuliahnya lagi. Sepanjang kuliah itu berlangsung Maya sama sekali tidak bisa fokus karena perkataan dari Sasa membuatnya sedih sekaligus patah hati.

Ingin sebenarnya bertanya langsung kepada Reynold, tetapi Maya sadar jika ia tidak memiliki hak untuk itu. Apalagi mereka baru kenal dua hari dan terbilang mereka tidak memiliki hubungan spesial apapun.

Tak terasa waktu sudah sore dan tiga mahasiswi yang sudah bersahabat sejak lama itu berjalan menuju ke kendaraan mereka masing-masing.

"Gue pulang dulu ya guys." Pamit Maya dengan lesu. Hatinya sakit sekali saat ini, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ditambah Reynold yang sejak tadi tidak menghubunginya lagi, sehingga Maya berpikir mungkin Reynold menganggap Maya hanya sebatas penggemar saja.

Maya tidak tahu saja jika Reynold adalah tipe lelaki yang tidak mungkin memberikan nomer ponsel pribadinya kepada sembarangan orang. Tapi entah kenapa dengan mudah Reynold memberikan kartu namanya waktu itu.

"Yaaa... langsung pulang aja nih May? Nongkrong dulu ke cafe biasa yuk. Bosen nih gue kalo pulang sekarang." Timpal Rika.

"Gue pulang aja ya, gue juga gak enak badan nih."

"Bye Rik... Bye Sa..." pamit Maya sambil melambaikan tangannya.

"Ya udah deh hati-hati ya May." Sahut Rika dan Sasa bersamaan.

Jalanan ibukota yang kian padat, apalagi di sore hari bertepatan dengan para pekerja yang pulang membuat jalanan semakin macet. Kini mobil yang dikendarai oleh Maya berhenti tepat di depan garis pembatas dan lampu merah sedang menyala.

Maya yang tengah memikirkan perkataan Sasa saat dikantin tadi menjadi tidak bersemangat menjalani hari-harinya. Bahkan ia menyetir mobilnya dengan kurang fokus, padahal Maya harus tetap konsentrasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

********

1
Dwi Winarni Wina
maya sangat ngefan's banget sm rey nold..
The Taste Of Love👩‍🍳👨‍🍳
mampir kak
Camomile_tea: Silahkan kak... Terimakasih buat dukungannya. maaf kalau masih ada salah2 ya 🙏😊
total 1 replies
Camomile_tea
Jangan lupa berikan penilaian, like, komen dan vote ya teman-teman... dukungan kalian sangat bermanfaat untukku. semangat!! 😊
Ritsu-4
Hati-hati ketagihan membaca! Ceritanya sungguh menghibur 👏
Camomile_tea: Terimakasih kak... Semoga suka ya sama ceritanya 😊
total 1 replies
Fu Jinlee
Menghidupkan imajinasi
Camomile_tea: Terimakasih kak... semoga suka ya sama ceritanya 😊
total 1 replies
Camomile_tea
Halo... jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya... Terima kasih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!