NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:834
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 Praeses

"Dean, kamu mirip sekali dengan adikku. Sejujurnya, aku senang bisa satu tim denganmu di kota ini. Sekalipun semua orang berkata bahwa mereka kesal berada di tempat yang sama denganmu karena kamu sering marah-marah. Tapi justru itu yang membuatmu layak menjadi adikku. Sikap keras kepala, gengsi tinggi serta wajah yang tidak pernah tersenyum itu. Seseorang mengabarkan bahwa Lais akan ke kota Sky Caprio. Tanpa ada satu pun occhio elit yang menemani teman-teman yang lain. Sudah pasti tujuannya untuk mencariku. Misiku sudah selesai setelah empat tahun ini, Dean. Aku bisa merasakan bahwa Lais akan membunuhku. Aku senang wajahmu yang semalam setidaknya menampakkan kesenangan setelah bertemu dengan Soren dan Cora. Tetaplah bersandiwara, karena aku ingin kau hidup lebih panjang."

Hologram wajah Kama telah padam. Lelaki itu meninggalkan pesan untuk Dean.

"Kama, bodoh. Dia membiarkan dirinya dibunuh sebelum mengungkapkan apa pun padaku. Bahkan alat berbentuk kota tipis itu juga sudah diambil oleh Lais. Sial!" Dean memukul tembok dengan keras. Air matanya menetes tanpa suara. Ia bisa bebas sebab satu kamar ditempati oleh satu orang. Walaupun selama di sana, Kama sering menumpang tidur di kamarnya. Sekalipun Dean selalu mengusir. Ia tetap bisa membuat Dean membiarkannya tidur di sana. Karena bagaimana pun sebenarnya Dean kesepian setelah beberapa hal yang dialaminya itu.

Kini, ia kembali merasakan kehilangan.

Gelang tipisnya berkedip-kedip putih. Pertanda ada panggilan masuk. Dean mendengus, sebab itu bukan panggilan suara. Melainkan panggilan video dari Soren. Membuat Dean segera menghapus air mata agar tidak ada yang mengetahuinya sedang menangis.

Wajah Soren dan Cora terlihat.

"Bagaimana rencana semalam, Dean?" tanya Soren dari seberang sana. Tepatnya di sebuah rumah kecil milik pasutri tua.

"Kalian diam di sana. Jangan melangkah ke mana pun. Petugas akan menemukan kalian dan membawa kalian kembali ke kota Solar Wind."

Soren dan Cora serempak menampakkan wajah terkejut, "Maksudmu apa, Dean? Kita bahkan belum menemukan jalan rahasia strano itu."

"LUPAKAN RENCANA BODOH DARI ORANG BODOH ITU!" tegas Dean sambil menyindir Kama.

Dua occhio di kota Cape Pond itu terdiam. Mereka tentu sudah paling terbiasa menghadapi sifat keras Dean. Tinggal diam dan menunggu Dean melanjutkan ucapannya.

"Kama sudah mati."

Dua pasang mata yang tampak di hologram itu membulat.

"Jangan becanda, Dean!" ucap Cora tak percaya.

"Dia belum sempat menjelaskan apa pun padaku. Tapi dia dibunuh Lais. Dan mengambil kotak tipis yang merupakan alat pendeteksi data kita. Artinya, Kama telah mencuri alat itu dan diam-diam menyusun rencana selama empat tahun ini tanpa diketahui para occhio elit atau senior. Mungkin bahkan teman-teman terdekatnya tidak ada yang tahu," jelas Dean.

"Itu rencana gila. Kenapa ia harus merahasiakannya? Apakah karena pusat begitu lambat dalam bertindak?" Cora bertanya.

Ekspresi jengkel Dean terlihat, "Mana aku tahu, gadis sialan! Sudah bagus hilang berbulan-bulan malah muncul lagi wajah jelekmu itu dan merusak suasana hatiku!"

Cora menggigit bibir. Sudah lama tidak mendengar hinaan dari Dean. Sehingga membuat hatinya begitu membara kini.

"Lokasi kalian sudah ditemukan. Diam saja di sana berpura-pura tidak pernah ditemukan olehku dan Kama. Rencana gagal. Karena pemiliknya idenya telah pergi selamanya."

☆☆☆

"Ini salah satu Oculi telah aku temukan," ucap Lais sambil menyerahkan benda kotak tipis itu kepada seorang pria yang usianya tidak kurang dari lima puluh tahun itu. Itu adalah sang pemimpin tertinggi occhio.

"Benda sepenting ini bisa jatuh ke tangan bocah ingusan. Apa yang dilakukan para penjaga di ruangan terlarang, hah? Pecat semuanya dan cari pengganti baru yang lebih berguna." Pemimpin itu berseru tegas pada Lais. Lais sendiri sudah seperti tangan kanannya.

"Baik, Praeses."

Praeses merupakan sebuah panggilan untuk pemimpin occhio itu.

Lais sangat loyal terhadap praeses itu. Sebab walaupun tampak berucap tanpa ampun, namun praeses itu sangat adil dalam memimpin. Itu yang membuat Lais sangat loyal terhadapnya. Kecuali satu. Lais merahasiakan perihal Eliot yang meloloskan Shiroi dan memilih Shiroi untuk pindah dari kelas A. Padahal kemampuannya sangat tidak memungkinkan untuk menjadi seorang occhio.

Eliot memohon kepala Lais agar menerima permintaannya dan merahasiakannya pada praeses. Tentu saja tidak mudah untuk mengambil hati Lais, apalagi untuk menyembunyikan sesuatu dari praeses. Akan tetapi, Eliot benar-benar berusaha semampunya hingga bisa dikabulkan oleh Lais.

"Bagaimana pergerakan strano dan kemunculan eternal fog?"

"Sejauh ini masih terkendali, praeses. Tidak ada kemunculan para strano dan eternal fog di tengah-tengah kota. Hanya di Danger Mori dan semua occhio bertugas dengan baik. Baik itu di Danger Mori atau pun di pelatihan."

Praeses mengangguk.

"Bagaimana dengan pencuri Oculi itu?"

"Aku sudah membunuhnya dalam sekali tebas." Lais menjawab mantap.

"Bukankah kau bilang dia occhio yang kuat dan layak menjadi kandidat elit masa depan?"

"Benar, Praeses. Tapi tidak tidak melawan. Hanya berdiri seperti patung. Tersenyum dan menyapaku. Seperti menyerahkan dirinya untuk dibunuh."

Praeses tertawa. Memperlihatkan beberapa gigi palsunya yang mahal.

"Bahkan pencuri sepertinya berharap mendapatkan kematian terhormat. Lelucon macan apa itu. Dia pasti senang karena yang membunuhnya adalah seorang occhio elit paling berpengaruh. Ah, bocah."

Lais membunuh Kama atas perintah praeses. Padahal sebenarnya ia masih ingin menginterogasi Kama agar mendapatkan informasi terkait nekatnya itu. Namun, ia tak dapat mengeluarkan argumen ketika praeses memerintahkan tanpa tapi.

"Lalu bagaimana dengan dua occhio yang hilang jejak itu?"

"Lokasi mereka sudah ditemukan. Kama mematikan data lokasi dua occhio itu dan kini kami sudah menyalakan data. Keberadaan mereka berdua telah diketahui. Kota paling subur, Cape Pond. Mereka ada di sana. Berawal dari jatuh ke jurang sedalam belasan meter saat melawan para strano. Senjata mereka juga hilang saat terjatuh. Di perjalanan itu mereka bertemu lima ekor singa yang nyaris melahap mereka. Namun mereka sempat melawan dengan tangan kosong sebelum akhirnya melarikan diri dan selamat setelah menemukan sebuah lubang yang mengantar ke gua."

"Jatuh ke jurang sedalam itu, bertahan selama tiga bulan di alam liar tanpa senjata. Kemampuan bertahan hidup yang mengagumkan. Di mana mereka sekarang?"

"Masih di atas furaisafin, praeses."

Berbagai pertanyaan kembali dilontarkan oleh Praeses. Lais juga dengan cekatan dan rinci selalu menjawabnya.

Ruangan praeses itu sangat tertutup. Kedap suara tak tidak memiliki lubang sekecil apa pun. Termasuk jendela. Namun ruangan tersebut didesain oleh teknologi mutakhir sehingga tempat itu tidak membutuhkan lubang udara karena dindingnya mampu memberikan oksigen dari luar tanpa perantara lubang. Ada pun tidak sembarang orang yang boleh masuk ke ruangan itu. Bahkan para occhio elit sekali pun. Hanya Lais yang pernah masuk ke sana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!