NovelToon NovelToon
Bertahan Sakit Berpisah Sulit

Bertahan Sakit Berpisah Sulit

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Pengorbanan seorang perempuan bernama Alina Bagasditya kepada lelaki yang dicintainya meski hati dan cinta lelaki itu untuk wanita lain.

Dia perempuan bodoh? Memang!

Namun demi kebahagiaan lelaki yang akhirnya menjadi suaminya, dia rela menjadi perempuan bodoh dengan membiarkan suaminya mencintai wanita lain. Baginya, ketulusan cintanya yang dianggap bodoh oleh orang lain adalah cinta sejati.

Mencintai dari balik layar, itu lah Alina.

Alina tetap bertahan meski sakit, apakah suatu hari dia dapat pergi meski itu keputusan sulit?

Kepoin aja....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Apa Alina Masih Perawan?

Dengan jantung berdebar, sepasang pengantin itu saling mendekatkan wajah. Adrian menatap bibir merekah milik Alina, dia memejamkan mata lalu menempelkan bibirnya pada bibir istrinya.

Tiba-tiba, mata terpejam Adrian terbuka. Dengan kasar dia mendorong tubuh Alina hingga tubuh Alina terhuyung ke belakang, sebelum tubuh Alina terjatuh Adrian yang juga terkejut gegas menahan pinggang Alina.

Tanpa bicara Adrian menarik tubuh limbung Alina, kini mereka kembali saling bertatapan.

Kini mata Alina penuh dengan sorot kebencian, dia benar-benar merasa dipermainkan oleh lelaki itu.

"Lepas...!!!" geram Alina berusaha melepaskan diri dari rangkulan tangan Adrian di pinggangnya.

Adrian melepaskan tangannya dari tubuh Alina, perasaan lelaki itu campur aduk. Satu sisi dia tidak ingin Alina akrab dengan lelaki lain dan itu membuatnya marah hingga ingin segera menyatukan tubuhnya dengan Alina. Namun di satu sisi lainnya, saat baru saja dirinya ingin mencumbu Alina.... kelebat bayangan tubuh polos Alina dipeluk oleh lelaki lain menganggu pikirannya.

"Hufff...!" Adrian mendesaahh panjang seraya menyugar rambut dengan wajah frustasi.

Alina sendiri sudah berada di dalam kamar mandi, dia menyalahkan kran agar suara tangisannya tidak terdengar oleh Adrian.

Tubuh wanita itu meringkuk di dalam air bathtub, masih dengan gaun malam resepsi pernikahan.

"Bodoh! Bodoh!" Alina terisak memukuli kepalanya dengan kepalan tangan, "Jangan mengharapkan apapun padanya, Alina... jangan lagi..."

"Arghtttt...."

"Sesak!!! Sakit...!" kini kepalan tangan Alina memukul-mukul jantungnya.

"Apa aku harus selalu mengalami kesakitan ini dalam pernikahan ku... mampukah aku bertahan dalam hubungan sulit ini... hiksss..."

Hampir 30 menit Alina masih bergeming di dalam bathtub, dia bahkan sudah lelah menangis. Kepalanya terasa berputar, tubuhnya lemas.

Dugh

Dugh

"Alina! Kenapa lama di dalam?! Buka!"

Diluar di depan pintu kamar mandi, Adrian menggedor pintu karena air kran tak berhenti mengalir dan terdengar keluar. Adrian merasa curiga, karena sudah hampir setengah jam Alina di dalam sana.

"Lin...!!! Buka!"

Alina menolehkan kepalanya ke arah pintu, dengan susah payah wanita itu keluar dari dalam bathtub. Dia berjalan ke arah wastafel di dalam kamar mandi, menatap tampilannya di dalam cermin.

"Kau menyedihkan, Alina!"

Di dalam pantulan cermin, terlihat matanya yang sembab dengan riasan wajah yang sudah luntur berantakan. Bahkan gaun malam resepsi yang Alina pakai sudah lepek basah oleh air. Tidak ingin Adrian mengetahui atau bahkan menertawakan keadaannya, Alina gegas melepas gaunnya.

"Alina...! Buka atau aku dobrak!"

"Tunggu sebentar." Akhirnya Alina mematikan keran air, lantas memaksakan menjawab meski suaranya sangat serat akibat menangis.

"Ada apa dengan suaramu?" tanya Adrian dari balik pintu.

"Apa perduli mu?! Untuk apa kau bertanya?!" bentak Alina.

Hening! Tak terdengar lagi suara Adrian.

Alina berusaha tenang, membersihkan wajah lalu mengguyur tubuh dibawah air shower hangat. Setelah selesai dia membungkus tubuhnya dengan bathrobe, kemudian dia membuka pintu berjalan keluar dari kamar mandi dengan perlahan karena kepalanya masih terasa berputar-putar.

Alina berkeliling mencari keberadaan suaminya, namun sosok Adrian tidak ada di dalam kamar.

"Apa dia pergi menemui kekasihnya, ck! Terserah! Aku lelah..."

Alina menarik satu gaun tidur dari dalam koper, lantas memakainya. Dengan rasa lelah, Alina membersihkan kelopak mawar merah riasan pengantin dari atas ranjang hingga bersih, lalu dia naik ke atas ranjang. Jiwa dan tubuhnya benar-benar sudah dalam kondisi down.

Sekitar 2 jam kemudian, pintu kamar terbuka. Adrian dalam keadaan mabuk, berjalan masuk dengan langkah sempoyongan. Pikiran lelaki itu sangat rumit, tatapan matanya berkabut menatap betis putih milik Alina. Bahkan belahan dada Alina begitu menantang hasrattt kelelakiannya, karena posisi miring tubuh tidur Alina yang menghadap ke arahnya.

"Lin...." lirih lelaki yang sudah mabuk itu.

Adrian berjalan mendekat ke arah ranjang pengantin, duduk ditepian ranjang. Tangan lelaki itu bergerak ke arah betis Alina yang terekspos, matanya semakin berkabut oleh gairahh.

Tangannya mengelus betis Alina yang tanpa penghalang itu, elusan lelaki itu naik semakin ke atas hingga menyingkap gaun memperlihatkan kain tipis segitiga yang menutupi bagian inti istrinya.

"Alina..." kini dia sudah naik ke atas ranjang, mendekatkan wajah lalu mengecup seluruh wajah istrinya. "Lin... aku menginginkan mu..."

Tidur Alina terganggu oleh bisikan-bisikan seseorang serta belaian pada tubuhnya, kelopak mata wanita itu bergerak gelisah. Saat sesuatu yang keras terasa menembus tubuh bagian bawahnya, mata Alina sontak terbuka.

"Adrian....! Kau!" spontan Alina mendorong tubuh Adrian yang sudah telanjaang di atas tubuhnya yang setengah terbuka. Gaun tidurnya sudah tersingkap ke atas, dibawah sana benda keras milik Adrian sedang berusaha menerobos miliknya.

"Jangan! Adrian...! Arghhtttt..." namun sayang, tubuh Adrian bak patung yang tidak bisa lepas dari atas tubuhnya.

Alina menjerit kesakitan saat selaput tipisnya di dobrak paksa oleh suaminya. Airmatanya kembali mengalir, bukan seperti ini mau Alina saat melakukan malam pertama mereka.

"Kau memperkosaa ku Adrian... teganya... emmfff..."

Bibir Alina diserang dengan begitu brutal, bibir Adrian mengesapppnya dalam tak ingin melepaskannya. Bagian bawah lelaki itu mendorong masuk senjatanya dengan hentakkan keras, berulang-ulang hingga entah sampai berapa lama. Hingga akhirnya... lelaki itu meraih pelepasan.

"Ahhhhhhh..."

Brug!

Tubuh Adrian yang sudah mendapatkan kepuasan, menggelapar di samping tubuh Alina yang masih terus menangis menahan sakit.

Penyatuan pertama bagi Alina yang harusnya begitu indah, nyatanya serupa tikaman belati-belati tajam menusuk seluruh tubuhnya.

Alina menatap Adrian yang sudah mendengkur halus, lelaki itu bahkan langsung tertidur tanpa menyadari apa yang sudah dilakukan pada Alina.

"Kau kejam, Adrian! Ini terakhir kalinya aku menerima semua perbuatan mu! Tidak lagi...! Aku nggak akan pernah mentolerir kelakuan mu yang menyakitiku...!"

Gegas Alina turun dari atas ranjang, dengan tubuh kesakitan dia berjalan tertatih-tatih masuk ke kamar mandi membasuh tubuhnya lalu memakai pakaian dan mengemas seluruh barang-barang nya. Setelah selesai, dia menghubungi seseorang untuk menjemputnya di hotel.

.

.

Wajah Adrian tersorot sinar matahari pagi yang menerobos dari sela-sela gorden kamar hotel, dengan kepala pusing dia membuka matanya. Akibat minum alkohol terlalu banyak, kepalanya begitu terasa berat.

"Arggttt... kepalaku..." Adrian mencoba bangkit dari rebahan tidurnya seraya memegang sisi kepalanya yang sakit, dia mengucek mata lalu mengusap wajah dengan kasar.

lelaki itu masih mengumpulkan nyawa serta mengumpulkan ingatan-ingatannya, sontak matanya terbuka lebar. "Aku__"

Adrian menoleh ke arah samping, disana ternyata kosong tak ada keberadaan istrinya.

"Alina, kau di dalam kamar mandi?" Lelaki itu menoleh ke arah kamar mandi.

Deg!

"Tunggu, apa itu warna merah di seprai?"

Adrian kembali menoleh ke atas ranjang, fokusnya ke arah warna merah diatas seprai putih.

"Darah? Kenapa ada darah di seprei?"

Hah?!

"Apa Alina masih perawaan...?!"

"Ja-jadi dia belum pernah melakukannya dengan lelaki manapun!"

Mulut Adrian terbuka terperangah, tangannya mengepal erat seprai yang ternoda darah perawaann milik Alina. Jantungnya sudah berdentum tak karuan, rasa bersalah dan penyesalan begitu dalam menghantamnya.

1
Lyvia
kapoookkkmu kapan sherin,
suwun thor u/ upnya
Black Rosewood 🖤: wkwk 😅🤣🤣
total 1 replies
Zenun
Dan Alina lebih pintar darimu Sherin
Zenun: ihihihi😄
Black Rosewood 🖤: awokawok, jangan terkecoh sm judulnya yg pst MC ceweknya power lah gk menye-menye kyk biasa 🤣
total 2 replies
Zenun
Nah gitu dong
Zenun
waduuuh
Zenun
yaelah kepotong
Zenun
yaah, nanti kalo di tinggal, rumahnya di jual sama ibu tiri😁
Lyvia
suwun thor u/ upnya
Retno Palupi
semoga Sadam dpt jodoh yang baik
ngatun Lestari
lanjut
Yunia Afida
semangat terus 💪💪💪
Black Rosewood 🖤: 💪💪😍😍😍
total 1 replies
Bunda
othorrr....kenapa selalu bikin saddam terluka 😢😢
Black Rosewood 🖤: nomen🫣
total 1 replies
TATI PUTRISOLO
haaaa.... cinta memang buta ya thoor😀😀😀
Black Rosewood 🖤: banget, kdg membingungkan 😅
total 1 replies
Zenun
hadeuuuh
Zenun
mandi dulu bang😄
Zenun: haduh, berkerak dah
Black Rosewood 🖤: ogah mau nambah dulu🤣
total 2 replies
Daulat Pasaribu
jgn lagi ada kesedihan untuk Alina thor
Daulat Pasaribu
tragis thor
Daulat Pasaribu
kasihan Alina,penderitaannya hampir sama dgn ibunya
Daulat Pasaribu
menarik diawal
TATI PUTRISOLO
cibta dan benci sgt tipis thor... lanjut
TATI PUTRISOLO
lanjut kak... jgn smpai gantung ceritanya yaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!