NovelToon NovelToon
Kau Adalah

Kau Adalah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: TaurusWoman

Sebenernya cerita kesekian yang memang saya baru buat. Tapi untuk disini, cerita ini jadi cerita pertama yang saya rilis disini...

SO PLEASEEEE TINGGALIN JEJAK KALIAN YAA READERS. PLEASE TINGGALIN LIKE DAN COMMENT KALIAN DI CERITAKU INI...
BIAR DAPET INTI CERITA DAN ENDING CERITA YANG EPIK BANGET AKHIRNYAA...


ThankYou...

..........

Emril yang sempat berkuliah di London kembali pulang ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di Kampus yang sama dengan kedua saudara laki-lakinya.

Di kampus barunya, selain ada kedua saudara laki-lakinya Emril juga bertemu kembali dengan sahabat semasa kecilnya, beberapa teman lamanya, teman nongkrongnya, teman olahraganya dan mantannya.

Tapi ternyata bukan hanya mereka yang membuat Emril betah kuliah di Jakarta dibanding di London. Ada satu orang diantara mereka yang selalu menarik perhatian Emril, bahkan Emril sering menolak apa yang dirasakannya, tapi Emril tidak bisa menghindar untuk selalu memikirkannya, mencarinya dan berbincang dengannya.

Dia Tami

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TaurusWoman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Little Girl

Author Pov

Tami sudah mulai santai tidur-tiduran tapi masih asik wa an dengan Emril. Emril mengabari Tami kalau dirinya sudah sampai di rumah. Dan setelah itu wa an berlanjut jadi obrolan.

Saat sedang asik menikmati senyum-senyum sendiri karena wa an sama Emril. Pintu kamar Tami ada yang mengetuk, lalu nggak lama pintu terbuka.

"Belom mau tidur kan?" Tanya Dafiq nongolin kepalanya.

Tami menggeleng melihat kearah Dafiq.

"Belom..."

"Gue masuk ya..." ucap Dafiq mebuka pintu agak lebar, dan bersiap masuk kamar Tami.

"Mmm..." jawab Tami sambil ngangguk.

Dafiqpun masuk ke kamar Tami dan duduk di pinggir kasur tepat disamping Tami berbaring.

"Lo baru balik ya?" Tanya Dafiq.

"Mmm udah dari tadi ko..." jawab Tami masih menatap layar hp nya.

"Dianter Emril?" Tanya Dafiq.

"Mmm nggak...dianter Ariq..."

"Serius?"

"Iya...Kenapa?" Tanya Tami heran sampai menoleh ke arah Dafiq yang duduk bersender di kasurnya.

"Gue tadi papasan sama Emril depan pos..." ucap Dafiq sambil berpikir.

"Ooo ya emang tadi Emril juga kesini..." ucap Tami sambil membenarkan tubuhnya dan duduk bersender seperti Dafiq.

"Untuk apa? Kan lo pergi sama Ariq, lagian lo ada acara apaan sampe baru pulang malem gini? Jalan dulu sama Ariq?" Tanya Dafiq menoleh kearah Tami.

"Mmm nggak, gue pulang dari kampus udah jalan sama Emril. Tapi pas lagi main billiyard, ternyata ada Ariq disitu dan dia jadi ikut gabung sama gue dan Emril, yaa pas pulangnya Ariq anterin gue...." ucap Tami membenarkan duduknya menyilakan kakinya.

"Oh...Terus lo main sama Emril dari siang sampe ke tempat billiyard berduaan doang?" Tanya Dafiq yang juga membenarkan posisi duduknya.

"Iya..."

"Main kemana aja dari siang sampe malem gini??" Tanya Dafiq mulai posesif.

"Nggak kemana-mana sih, dari kampus setelah bahas materi untuk praktikum, gue pergi latihan boxing, Emril ikutan. Dari boxing gue nonton, dia juga ikutan, abis itu kita makan. Dan setelah kita makan, gue main billiyard deh sama dia ditempat biasa..." jawab Tami menjelaskan panjang lebar.

"Tempat biasa? Ketemu anak-anak dong..."

"Mmm nggak, tumben banget lagi nggak ketemu siapa-siapa kecuali Ariq..." jawab Tami santai dan duduk bersender lagi.

"Ariq? Tumben banget dia kesana, sendirian?" tanya Dafiq menatap Tami.

"hmmm..." jawab Tami mengangguk sambil mengetik pada layar Hpnya.

"Waktu lo lagi sama Emril di Kampus, lo ketemu Ariq?"

"Sempet ketemu tapi abis itu nggak liat lagi, soalnya gue sibuk bahas materi sama Emril di Cafe White.." jawab Tami meletakkan Hpnya.

Dafiq terdiam seperti berpikir. Tami menoleh kearah Dafiq dan memperhatikan ekspresi Dafiq.

"Kenapa bang?" Tanya Tami.

"Mungkin nggak ya Ariq ngikutin lo sepanjang hari sampe bisa-bisanya lo ketemu Ariq di cafe itu. Ariq itu nggak akan kesitu sendirian kalau nggak sama Altar atau sama beberapa temen yang lain..." ucap Dafiq menoleh lagi ke Tami.

Respon Tami hanya tersenyum.

"Iya ya?"

Tami hanya mengangguk lalu meraih lagi hp nya dan seperti membaca sebuah pesan lalu mematikan lagi layar Hpnya dan meletakannya disamping bantal.

"Terus Ariq anterin lo pulang?"

"Iya, tapi dia sempet ikut main billiyard dulu, abis itu kita ngobrol-ngobrol bertiga sambil minum, baru deh Ariq nawarin untuk nganter gue pulang..."

"Kenapa lo nggak pulang sama Emril aja? Kasian kan Emril jadi ngikutin lo kesini..."

"Ya gue juga kan nggak tau kalau dia bakal nyusul kesini. Yang gue tau itu Ariq nawarin nganter gue pulang, karena gue sana Emril kan beda arah pulangnya...."

"Nah terus ko bisa Emril ada disini?"

"Hahahahaaha tau tuh orang aneh...Diem-diem dia nyusul dan ngikutin gue sama Ariq bang. Pas gue tanya ngapain, jawabannya cuma pengen mastiin kalo gue emang baik-baik aja. Emang kenapa kalau gue pulang bareng Ariq? Emang gue bakal nggak baik-baik aja gitu, kalau gue pulang bareng Ariq..." ucap Tami yang tiba-tiba matanya ngerasa panas memerah. Dafiq menyadari itu.

"Terus, gimana reaksi Ariq, ketika liat Emril nyusulin sampe kesini?"

"Mm nggak, Ariq udah pulang, nggak lama Emril muncul depan rumah, untung aja gue belom masuk ke dalem rumah..."

"Terus?"

"Ya yang kaya tadi gue bilang, dia cuma mau mastiin kalau gue baik-baik aja..." jawab Tami mulai nundukin kepalanya.

"Ya terus selain itu?"

"Selain itu apa bang? gue juga nggak tau kenapa dia sampe ngelakuin ini? Tapi kenapa cuma dia yang bisa tau kalau hati gue nggak baik-baik aja ketika gue nerima tawaran Ariq untuk nganterin pulang. Kenapa dia bisa tau apa yang gue rasain, padahal gue nggak nunjukin apa-apa. Dan kenapa saat dia tau itu, dia nggak nahan gue untuk tetep pulang bareng sama dia...." ucap Tami mulai bergetar suaranya menahan apa yang akan pecah dari dirinya.

Dafiq hanya menunduk melihat lipatan tangannya.

"Gue emang nggak baik-baik aja bang. Dengan gue putus sama Ariq tapi Ariq masih deketin gue, dia berusaha balik ke gue, sedangkan gue udah nggak bisa sama Ariq. Karena dia udah banyak bohongin gue, dia banyak nutupin sesuatu dari gue termasuk permasalahan orang tuanya yang nggak suka Ariq berhubungan sama gue. Belom lagi ternyata banyak cara dia, yang seolah cinta banget sama gue padahal nggak segitunya ko. Tapi belakangan gue yang dibilang nyakitin Ariq, dengan gue nggak melepas Ariq tapi nggak mau nerima Ariq lagi. Dan mereka bilang gue cuma mau bebas bisa berteman atau deket sama laki-laki manapun, tapi gue juga nggak mau Ariq lepas dari hidup gue...."

"Tam..." panggil Dafiq mulai menenangkan emosional Tami.

"Nggak ada yang pernah nanya, 'apakah' gue baik-baik aja bang. Nggak ada yang pernah tau aslinya perasaan gue kaya gimana nahanin semua cerita-cerita itu....Tapi Emril nggak bang, cuma dia yang paling tau apa yang sebenernya gue rasain. Walaupun udah gue tutup-tutupin. Tapi ternyata nggak bisa untuk Emril, dia nggak bisa gue bohongin dengan ekspresi santai gue atau senyuman gue bang..." ucap Tami mulai keluar tangisnya. Dafiq meraih tubuh Tami dan memeluknya.

"Gue juga tau itu Tam, tapi gue nggak mau lo tambah jadi sedih karena orang-orang menyadari perasaan lo. Gue nggak cukup berani kaya Emril untuk nunjukin kalo gue tau apa yang lo rasain. Lo adik gue satu-satunya, mana mungkin gue nggak tau kalau lo lagi nggak baik-baik aja, selama gue liat lo masih bisa senyum, gue cuma bisa jaga lo dari jauh...Gue nggak mau lo makin merasa kalau dunia lo itu emang lagi berantakan. Gue yakin semua temen-temen lo juga gitu Tam. Tapi mereka nggak berani nanya ke lo, karena mereka tau persis rasanya jadi lo itu gimana..." ucap Dafiq membuat Tami menangis dalam pelukan Dafiq.

"Mereka yang ngomongin lo apapun itu, nggak ada yang tau cerita sebenernya kaya gimana Tam. Yang kaya lo pernah bilang, biar mereka dengan cerita yang mereka percaya..." lanjut Dafiq sambil merenggangkan pelukannya.

"Tam. Pertanyaan gue, lo lagi deket sama Emril?"

Tami menggeleng.

"Terus?"

"Kita cuma temen, temen deket. Kaya gue sama yang lainnya..." jawab Tami membenarkan wajahnya yang berantakan karena nangis.

"Tapi gue ngerasa Emril ngeliat lo kaya bukan temen deket..."

"Mungkin gue juga bang dan lo tau itu kan. Tapi gue tau ko, lo juga mengkhawatirkan kondisi gue, Emril dan Ariq. Iya kan? Gue juga paham bang sama situasi gue saat ini kaya gimana. Dan Emril juga tau persis hal itu, makannya mungkin yaaa batasan gue sama Emril cuma kaya gini, cuma temanan deket. Gue juga belom bisa bang nentuin lagi hati gue untuk siapa, Ariq terlalu luka buat gue..." jawab Tami.

"Ya gue paham Tam. Dan gue juga berpikir, kalau saat ini lo beneran punya relationship sama Emril, pasti bakal ada cerita di kampus soal lo. Gue cuma nggak mau cerita-cerita itu makin nyakitin lo. Lo tau Tam, sedewasa apapun umur lo sekarang, lo itu tetep My little girl. Gue belom siap nerima lo harus banyak dapet luka dari orang lain..." Ucap Dafiq menggenggam erar tangan Tami yang mengepal.

"Lo percayain aja sama gue bang. Emril pun percaya sama gue, walaupun dia minta untuk gue stay sama dia, biar gosip-gosip itu menghilang. Tapi gue berpikir, lambat laun Ariq bakal nemuin seseorang lagi ko setelah gue. Dan saat itu terjadi, gue tau cerita itu bakal hilang. Karena selama Ariq masih terlihat di deket gue, mau sama siapapun gue berteman, pasti orang-orang bakal terus ngarang cerita soal gue..." ucap Tami menatap Dafiq dengan dalam.

"Nggak akan ada yang bisa nyakitin lo sampe ngehancurin lo. Gimanapun nggak siapnya gue ngeliat lo disakitin orang, tapi gue percayain lo bisa lewatin semuanya...." ucap Dafiq kembali memeluk Tami.

1
Durahman Kedu
bagus ceritanya
TaurusWoman
alur cerit yang relate dengan berbagai pengalaman orang-orang. menyukai seseorang tapi terkadang menolak apa yang dirasakan karena ada hal yg harus dijaga.
Foquita Retrasada
Setiap membaca ceritanya, aku terbawa suasana, semoga thor bisa terus bikin cerita seru!
Decapitator
Endingnya nggak disangka-sangka
Muriel
Cerita yang bikin saya gak bisa lepas sampai selesai, sampai dapet ending yang bikin saya senyum-senyum sendiri. 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!