NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Poligami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MERASA TERSAINGI

Chandra kini kembali ke Jakarta melaporkan pekerjaan yang di lakukan di Cirebon kepada Pak Herman.

"Apa Kamu kalah Chandra"

"Saya minta maaf Pak Herman, Saya sudah membuat konsep sebagus mungkin tapi PT keramik lebih memilih konsep yang Sam buat"

"Itu artinya konsep Kamu kurang menarik Chan"

Pak Herman berbicara dengan nada cukup menekan Chandra, Ia tak terima jika dirinya di kalahkan dalam persaingan bisnis terlebih yang mengalahkan Dia adalah menantunya sendiri.

"Sudah lah kamu keluar sekarang dari ruangan Saya"

Chandra pun segera keluar dan berjalan dengan lesu seperti tak bergairah, di koridor Ia berpapasan dengan Juvi yang ingin pergi ke ruangan Pak Herman.

"Chan.. Lo kenapa lesu banget?"

"Gue capek Juv"

Chandra menarik nafasnya lalu menghembuskan dengan perlahan.

"Gue sudah dengar Lo kalah tender ya, bisa gue tebak, yang mengalahkan Lo pasti Sam"

Chandra tertawa kecil karena seluruh karyawan Retro sudah tahu siapa yang mengalahkannya, kemudian Chandra menjawab,

"Ya begitulah, mungkin memang yang dikatakan pak Herman ada betul nya, kalau Aku masih jauh tertinggal tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan Sam"

Juvi menepuk pundak sahabatnya itu Ia tersenyum lalu memberikan semangat pada Chandra.

"Yang semangat... Seiringnya waktu Lo juga bakalan bisa ngalahin Sam, semua butuh belajar dan proses, Gue ingat betul Sam dulu juga sama seperti Lo, tapi lihat 3 tahun mengabdi pada Retro ilmu yang di dapat dari pak Herman ada gunanya kan?"

Chandra pun tertawa kecil mendengar perkataan Juvi, Ia jadi berfikir seperti senjata makan tuan, karena Sam saat ini bisa mengalahkan pak Herman dengan kecerdasannya.

"Ya sudah Juv, Gue mau pulang sekarang, karena tadi pak Herman mengatakan jika selesai pekerjaan ini, Aku boleh pulang"

Mereka pun berpisah disini.

Sesampainya di rumah Chandra langsung memasuki kamarnya lalu berehat di atas ranjang.

"Em em em... Enak banget ya pulang kerja masih pake kaos kaki sudah nangkring saja di atas kasur, ganti baju dong Chan..."

Rahma menasehati sang suami yang baru pulang kerja.

"Iya maafkan Aku ya"

Chandra segera melepas kaos kaki dan juga mengganti bajunya.

"Chan... Kamu kenapa?"

Rahma merasa Chandra saat ini sedang banyak pikiran.

"Hanya capek saja, tadi Aku bertemu Sam di Cirebon"

Rahma langsung fokus dengan apa yang di katakan Chandra

"Sam, Cirebon? Kamu sengaja menemui Sam kesana"

"Tidak Rahma, urusan pekerjaan, ada tender proyek keramik, dan Kamu tahu, Sam mengalahkan Aku"

Chandra tertawa menceritakan kekalahannya kepada Rahma

"Kamu tidak terima atau Kamu marah, atau Kamu cemburu karena Sam berada jauh dia atas Kamu"

Chandra memandang Rahma ketika Rahma berkata seperti itu.

"Entahlah Rahma, hanya saja, rasanya seperti tersaingi, Aku juga tahu Aku baru terjun di dunia marketing, tapi tak perlu juga kan pak Herman membandingkan kinerja ku dengan Sam"

Rahma hanya tersenyum melihat suaminya bersikap seperti itu.

"Ya sudah Kamu mau makan apa, oh ya.. Bagaimana Kita makan di luar Aku sedang ingin makan Nasi bakar"

Chandra tersenyum lalu Ia mengelus-elus perut Rahma dan berkata,

"Ini anak Papah atau mamahnya yang mau makan nasi bakar?"

Rahma jadi tersenyum-senyum hingga tertawa kecil melihat sang suami mulai tersenyum lagi.

"Gitu dong.. senyum... Jangan manyun terus, sudah deh lupakan soal pekerjaan, Kita manjakan dulu yang ada di perut"

Begitulah kiranya keharmonisan rumah tangga Chandra saat ini, namun ketika Chandra ingin mandi dompet di saku belakangnya tertinggal.

"Ya ampun. Aku sampe lupa menaruh dompet"

Iseng-iseng membuka dompet, Chandra pun melihat foto Asri yang ada di didalamnya, Chandra jadi teringat Asri lagi, dan sekarang Ia merindukan Asri yang entah bagaimana keadaannya saat ini.

"Kamu tidak akan pernah hilang dari pikiran ku, wajah Kamu nama Kamu akan selalu ada di hati Aku, tapi maaf Asri foto mu Aku simpan di belakang dahulu ya, suatu saat jika tuhan mempertemukan Kita kembali, baru Aku akan taruh lagi foto Kamu di sini"

Begitu lah curahan hati Chandra mengenai Asri di balik hatinya.

Setiap hari di rumah sendirian membuat Lia merasa kesepian, Lia pun langsung menghubungi sang ibu mertua.

"Memang Kamu mau main kesini?"

"Iya mah, kalau boleh.. "

Bu Alya akan sangat senang jika Lia main ke rumahnya, karena sejak Kasih berhenti menjadi ART di rumah Bu Alya, Bu Alya sering kesepian tak ada teman bicara, di tambah ketika Lia tersadar dari koma, hanya beberapa hari tinggal di rumah setelah itu Makmun juga Lia pergi dari rumah Bu Alya.

"Ya sudah Kamu hati-hati ya di jalan, mamah tunggu loh"

Tak lama Lia mendapati pesan dari sang Mamah bahwa papah nya akan pulang malam ini, karena tugas dinas nya telah selesai. Lia sangat bahagia mendengar berita baik ini, dan Ia menunggu Makmun pulang dari kerja untuk segera mengantarnya ke rumah orang tuanya.

Setelah itu Lia membeli banyak makanan setengah untuk ibu mertuanya dan lainya untuk kedua orang tuanya, selesai membeli makanan tersebut Lia bergegas menuju rumah Bu Alya.

Sore hari pun tiba, semua karyawan menghentikan pekerjaannya untuk pulang, Makmun membereskan meja kerjanya, lalu bergegas untuk pulang, namun saat Ia sedang berjalan, perutnya terasa sakit seperti kembung.

"Aduh.. Sepertinya telat makan, Aku mampir sebentar deh nanti di warteg terdekat Retro"

Ternyata warteg langganan Makmun telah tutup, Dia pun jadi kebingungan ingin membeli makan di mana, setelah itu ia melanjutkan perjalanan ingin pulang saja, namun tak jauh dari warteg langganannya ada sebuah rumah makan Padang yang mampu menggugah selera makan Makmun.

Makmun pun memarkirkan mobil nya, lalu Ia dengan segera masuk untuk makan sejenak di rumah makan tersebut.

"Mbak... satu porsi ya, makan disini"

Begitu selesai makanan di buat oleh pegawai rumah makan, pelayan tersebut langsung membawakan makanan itu ke pelanggan, namun belum saja sampai di meja Makmun pelayan rumah makan itu menghentikan langkahnya sejenak.

"Apa aku tidak salah lihat, itu kan mas Makmun"

pelayan itu tak jadi memberikan pesanan Makmun, Ia malah menyuruh temannya untuk menggantikannya mengantar pesanan Makmun.

"Aku minta tolong Kamu saja yang antar"

"Aduh Kasih.. Aku juga kan banyak pekerjaan"

"Aku mohon, sekali ini saja, Aku tidak pernah minta ini sebelum nya kan"

Kasih memohon pada teman kerjanya, merasa kasihan akhirnya teman kerja Kasih mau memberikan pesanan Makmun hingga ke meja makan.

"Terimakasih ya Eni"

Makanan pun siap di sajikan di meja makan Makmun, permohonan meminta bergantian mengantar makanan tadi cukup memakan waktu 15 menit, Makmun pun komplain, mengapa pesanannya lama sekali datang.

"Maaf Pak... Tadi teman saya seharusnya nya yang mengantar, tapi Dia tiba-tiba sakit perut"

Makmun melihat kesana kemari mencari karyawan yang di katakan pelayan ini.

Tak ingin ambil pusing, Dia pun langsung menyantap makanan tersebut karena memang rasa lapar Makmun sudah tak tertahankan.

Kasih hanya bisa melihat Makmun makan dari kejauhan, dalam hatinya berkata,

"Mas Makmun tidak boleh sampai melihat Aku disini"

Lima belas menit lamanya Makmun menyantap makanan, tiba-tiba Ia merasakan sakit perut lagi.

"Aduh.. Ini kenapa sakit lagi, padahal sudah makan"

Makmun terus memegangi perutnya, Kasih yang dari tadi memperhatikan Makmun Dia pun merasa tak tega dengan keadaan Makmun.

"Eni.. tolong Kamu berikan ini untuk pelanggan disana"

Kasih memberikan obat mag ditangannya.

"Kamu ini kenapa sih, padahal Kamu hanya tinggal jalan kesana dan memberikan obat ini"

"Aku tidak bisa, tolong lah"

"Emang dia siapa Kasih, kok sepertinya Kamu tidak ingin Dia tahu Kamu ada disini"

Terlalu banyak berdebat kasih dan rekan kerjaannya, sehingga membuat Makmun merasakan ingin buang air besar, Dia pun langsung berlari ke arah toilet, Makmun langsung bertanya kepada karyawan yang ada disitu

"Mbak toilet dimana ya?"

Semua menoleh termasuk Kasih, dan di tempat inilah yang menjadi pertemuan Kasih dengan Makmun.

"Kasih.."

Makmun terkejut melihat Kasih berada disini terlebih Ia melihat Kasih memakai pakaian seperti karyawan di rumah makan ini"

Kasih sepertinya tak bisa lagi bersembunyi di manapun karena Makmun telah melihatnya.

1
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!