NovelToon NovelToon
TRANSCENDENCE

TRANSCENDENCE

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Arlingga Panega

Di tengah-tengah kemelut perang, seorang gadis muda yang berbakat, Elena, tergabung dalam unit pasukan khusus. Dalam sebuah misi yang kritis, kesalahan bermanuver mengakibatkan kematian tragis.

Namun, alih-alih menemukan ketenangan di alam baka, jiwanya terbangun kembali dalam tubuh gadis polos bernama Lily, seorang siswi SMA yang kerap menjadi sasaran bully dari teman-temannya.

Dengan kecerdasan militer yang dimilikinya, Elena mencoba untuk memahami dan mengendalikan tubuh barunya. Namun, perbedaan antara kehidupan seorang prajurit dan remaja biasa menjadi penghalang yang sulit dia atasi.

Sementara Elena berusaha menyelaraskan identitasnya yang baru dengan lingkungan barunya, dia juga harus menghadapi konsekuensi dari masa lalunya yang kelam. Di sekolah, Lily mulai menunjukkan perubahan yang mengejutkan, dari menjadi korban bully menjadi sosok yang tegas dan berani.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengobati Damian

Bruk...

Lily menjatuhkan tubuh pemuda itu di atas tempat tidurnya, dia bergegas menuju dapur, mengambil pisau dan tang. Tak lupa kotak P3K.

Tanpa ragu Lily melepaskan jas dan kemeja yang digunakan oleh pemuda itu, kemudian melihat lukanya. Sejenak dia terdiam, namun tak lama kemudian segera menganggukkan kepala. Diambilnya sebuah mangkuk besar untuk menuangkan alkohol, dia segera merendam berbagai peralatan di sana. Pemuda itu melihat dengan teliti segala hal yang diperbuat oleh gadis di hadapannya.

"Tetap sadar, aku akan mengeluarkan peluru yang berada dalam tubuhmu!" ucap Lily, dia menyumpal mulut pemuda itu menggunakan kain kemudian segera mengambil pisau, melukai perut pria itu dengan santai, tangan kirinya menggunakan tang untuk mencapai peluru.

Pemuda itu berteriak sambil melolong dengan sangat panjang, suaranya benar-benar terdengar sangat menakutkan. Untung saja gadis itu cekatan, menyumpal mulutnya dengan kain sebelum melakukan tindakan.

Lily tidak bergerak sedikit pun, dia masih tetap dengan kegiatannya, beralih ke bahu kiri, dia pun melakukan hal yang sama, melukainya kemudian mengambil peluru yang tertancap di sana.

Terakhir dia mengambil gunting kemudian memotong celana panjang yang digunakan oleh pria itu ada sebuah luka yang berbentuk bolongan pada betis, namun satu peluru telah masuk ke dalam lututnya, kemungkinan besar pemuda itu akan lumpuh untuk selamanya.

"Bertahanlah, kau harus tetap sadar jika tidak ingin mati!" ucap Lily memperingatkan dengan sangat serius, dia kembali menggunakan pisaunya pada lutut pemuda itu, mengambil peluru dengan susah payah, karena masuk ke dalam tulang.

"Ini sedikit sakit, bertahanlah!" Lily segera mengambil benang dan jarum, dia menjahit luka di tubuh pemuda itu dengan sangat serius. Bulir-bulir keringat mulai jatuh di dahinya, namun pria itu mulai terdiam.

Gadis di depannya tidak seperti seorang gadis berusia 17 tahun, dia bahkan dengan sangat lihai mengeluarkan peluru dan menjahitnya. Jika dia tidak salah tebak, kemungkinan gadis ini memiliki identitas yang lain.

"Selesai! Kau bisa beristirahat sekarang!" ucap Lily, dia telah berhasil membalut semua luka yang di alami oleh pria itu menggunakan perban.

Kruyuk... Kruyuk...

Perut Lily berbunyi, membuat pria itu langsung menoleh ke arahnya. "Kau belum makan?"

Lily menganggukan kepala, "Aku berniat untuk mencari makanan, namun siapa sangka malah menemukan seseorang yang terluka. Lupakan! Aku bisa membuat mie instan di dapur. Kau mau?"

Pria itu menganggukkan kepala, "Tunggu dan beristirahat saja, aku akan memasaknya sebentar."

Lily segera membereskan semua barang-barangnya, kemudian pergi dari kamar itu. Dia memasak 3 bungkus mie instan karena takut jika pemuda itu merasa tidak kenyang. Setelah selesai, segera membawanya ke kamar depan.

"Ayo makan!" ucap Lily, pemuda itu mengangguk dan segera melahap mie yang masih mengepul di depannya.

''Ini enak," pemuda itu melahapnya dengan cepat, bahkan kuah mie instan dia seruput hingga habis tak bersisa. Lily hanya tersenyum tipis, persediaan makanan di dapur sudah habis total, besok dia harus pergi ke pasar untuk membeli beberapa bahan makanan.

"Untuk sementara kau tidak boleh keluar dari kamar ini, aku akan menyiapkan semua kebutuhanmu. Setelah tubuhmu kembali sehat, kau baru boleh pulang." ucap Lily bersungguh-sungguh.

Pemuda itu menatap ke arahnya, "Kau yakin?"

Lily mengangguk, "Jika kau dibawa ke rumah sakit atau diobati oleh dokter, kemungkinan besar kakimu akan diberikan besi. Dengan cara itu kau tidak akan bisa disembuhkan, tapi aku memiliki cara lain, meski ini sangat menyakitkan dan membutuhkan waktu satu atau dua bulan untuk kembali pulih, namun kau bisa berdiri dan berlari menggunakan kakimu kembali."

"Aku tidak khawatir untuk itu," ucap pria itu tenang.

"Bagus! Beristirahatlah! Jika butuh sesuatu, kau bisa berteriak. Aku berada di kamar sebelah," Lily beranjak dari tempat itu.

"Siapa namamu?"

"Lily."

"Hmm... Nama yang unik, aku Damian!" ucapnya santai.

"Ya, aku sudah tahu. Apa kau ingin aku menghubungi keluargamu?"

Damian menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu!"

Waktu berlalu dengan sangat cepat, Damian mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, kemudian menghubungi salah seorang bawahannya.

📱"Ya tuan,"

📱"Datang ke alamat ini besok pagi dan bawakan pakaianku!" ucap Damian.

📱"Baik," laki-laki di seberang panggilan terdengar sangat patuh.

Damian segera memutuskan panggilan teleponnya, dia menyimpan kembali ponsel tersebut di atas meja, kemudian memejamkan mata dan beristirahat. Walaupun rumah Lily terlihat sangat kecil, bahkan memiliki kamar yang jauh lebih sempit dibandingkan toilet di rumahnya, namun entah kenapa pemuda itu merasa nyaman, dia bahkan bisa beristirahat dengan sangat tenang.

Keesokan paginya Lily sengaja pergi ke pasar, dia membeli beberapa macam sayuran dan juga ikan. Namun ketika langkahnya mencapai pintu, dia melihat seorang pemuda yang baru saja turun dari mobil mewah, di tangannya terlihat menenteng tas.

Dahi Lily berkerut, apalagi setelah melihat pemuda itu mendekat ke arahnya. "Siapa kau?"

"Apakah tuan Damian ada di sini? Aku Bastian, asistennya." ucap pemuda itu.

Lily mengangguk, akhirnya dia mengetahui jika pria itu adalah bawahan dari Damian. "Masuklah, majikanmu ada di kamar depan!"

Lily membuka pintu, kemudian bergegas untuk ke dapur, sementara Bastian masuk ke dalam kamar depan, dia hampir saja terjatuh melihat keadaan Damian yang dibaluti perban begitu banyak.

"Tuan muda, apa yang terjadi?" Bastian segera mendekat.

"Diam!" Damian langsung melotot sambil melihat asistennya.

"Dimana pakaianku?"

Bastian segera mendekat, kemudian membantu Damian untuk membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian. Untung saja sebelumnya dia membawa beberapa t-shirt dan juga celana pendek, sehingga Damian tidak terlalu kesulitan.

"Apa kita perlu memanggil dokter? Keadaan tuan muda sepertinya lumayan parah," tanya Bastian namun Damian hanya menggelengkan kepalanya.

"Gadis itu tahu bagaimana caranya merawat orang yang terkena luka tembak. Lebih baik kau kembali ke kantor dan pastikan tidak ada satu orang pun yang mengetahui keberadaanku!" ucap Damian.

"Baik tuan muda,"

Bastian segera pergi meninggalkan tempat itu tanpa menunggu perintah dua kali, dia menjalankan mobilnya dan berbalik menuju ke kantor. Namun sebelum itu, dia merogoh saku jasnya untuk mengambil ponsel, kemudian menghubungi seseorang.

📱"Kalian semua berkumpul di markas! Sepertinya ada orang yang berniat buruk terhadap tuan muda!"

📱"Baik bos!" terdengar suara dari seberang panggilan, Bastian segera menutup panggilannya kemudian fokus untuk menyetir.

Lily baru saja selesai memasak, dia membawa satu mangkuk dan sepiring nasi yang telah dia tambahin telur rebus dan sambal kentang. Gadis itu berjalan dengan sangat tenang, kemudian mendorong pintu kamar dan membawakannya kepada Damian.

"Eeh... Dimana kawanmu?" tanya Lily, Damian melirik.

"Aku meminta dia untuk kembali ke kantor," jawabnya dengan acuh.

Lily hanya ber oh ria, kemudian segera memberikan makanan itu pada Damian. "Kau harus lebih banyak makan, karena mulai saat ini perjuanganmu akan segera dimulai, pengobatan ini tidak main-main, kau akan merasakan sakit yang sangat-sangat sakit!"

Damian mengangguk, dia tidak terlalu memperhatikan ucapan gadis itu. Lagi pula sakit mana yang tidak pernah dia tahan? Bahkan sebelumnya Damian hampir saja meregang nyawa setelah koma selama 7 hari.

1
Sun Flower
Luar biasa
trie Wuland
kereeeennnnnn.... 🤩🤩🤩
diah kanti
suka ceritanya Thor, baru kali ini semangat ga kendor bacanya.
Hari Saktiawan
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Rose//Rose//Rose//Rose/
Kenanga Biru
geraj cepat L 😘
Rand Yani
Luar biasa
Oka Derza
lah trus kok GK ada kabar adiknya Lily Thor?
Istri lipai:)
good idea
Oka Derza
Shireen???

bukannya ada hal yg ingin dia selesaikan dg Lily
bukannya ada dendam kan yahh
trus ini mksudnya apa
malah kerja sama yah??
Ri
musuh da.am selimut
Anis Safitri
Luar biasa
Mariyam Mys
keren thor.
Bu Ros
Luar biasa
Bu Ros
waww...mantapppp...
Umi Eliny Ahmad Lasim
Luar biasa
Maryana Lolo
transmigrasi bersama sistem sudah aku baca smpe abisss thorrr😊🙏
Roha yati
Biasa
Roha yati
Kecewa
un3's
Luar biasa
Yami Yani
seru pi syg pndk crtx kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!