NovelToon NovelToon
Arcania

Arcania

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Dunia Lain
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis998

Sinopsis :

Protagonis tiba-tiba saja dipindahkan pada tubuh seorang anak laki-laki, yang merupakan anak bangsawan kelas atas bernama Astin.

Astin sangat dimanjakan oleh orang-orang disekitarnya, tetapi itu tidak membuat protagonis merasa senang, sebab Astin hanyalah karakter sampingan yang akan mengalami nasib tragis saat awal skenario dimulai.

Tidak sampai disitu, latar belakang keluarganya juga cukup gelap, dan ada rahasia yang tidak diketahui oleh protagonis.

Walau demikian, protagonis yang mengetahui kejadian dimasa depan, tetap berusaha meningkatkan kekuatan, agar dapat selamat dikemudian hari.

Tetapi sayangnya tempat ia terbangun bukanlah tempat yang familiar. Ini memang dunia game yang sebelumnya ia mainkan, namun keluarga Astin berasal dari tempat yang jauh dari tempat skenarionya dimulai.

Yaitu peta yang belum pernah terbuka sebelumnya. Akankah Protagonis dapat mengatasi permasalahan yang akan terjadi? Ikuti terus kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis998, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03 Gadis Itu Sumber Informasi.

...Cerita berlanjut....

^^^27 : 28 : 18 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode tiga.

Akupun kembali melangkah menuju tempat tidur. Kemudian terduduk di tepinya, dan menjatuhkan tubuh sembari melebarkan tangan kesamping.

Beberapa waktu kemudian, terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok.♪.♪.♪

"Tuan muda, saya membawa makanan untuk anda."

Sepertinya gadis itu sudah kembali. Akupun menyuruhnya untuk...

"Masuk."

Kemudian kembali terduduk, ketika melihat pintu mulai terbuka. Gadis itu terlihat sedang mendorong gerobak makanan.

Di atasnya ada sebuah mangkuk yang berukuran cukup besar, dengan sebuah teko dan gelas. Itu terlihat antik dan mewah.

Beberapa gadis lain terlihat di belakangnya, tetapi mereka segera beranjak setelah menunduk sopan. Sepertinya mereka hanya sekedar membantu membawa hidangan.

Gadis itu tersenyum manis pada tuan muda yang tengah memperhatikan dirinya.

Langkahnya terhenti, ketika gerobak yang ia dorong berada dekat dengan tuan muda. Kemudian ia menggeser kursi, dengan sopan ia duduk berhadapan dengan tuan mudanya.

Setelah sejenak melihat keadaan tuan mudanya iapun berkata.

"Tuan muda, bolehkah saya bantu menyuapi anda? Tampaknya tubuh anda masih belum bertenaga."

Akupun mengepalkan tangan. Benar apa yang ia katakan, genggamanku terasa lemah, aku tidak bisa memegang mangkuk sebesar itu.

"Ya, tolong."

Gadis itu tersenyum ketika tawarannya disetujui. Ia mengambil mangkuk putih, berbahan keramik mahal dengan desain sederhana.

Berisi bubur dengan topping sederhana dan sedikit bumbu. Ia memangku dan memegangi dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya menggapai sendok perak yang terlihat cantik.

Kemudian ia mengarahkan sendok perak yang terisi setengahnya, pada bibir tuan muda sembari berkata.

"Permisi tuan muda."

Akupun mengendusnya sesaat. Setelah memastikan tidak ada yang aneh, akupun melahapnya.

Pandangan gadis itu jadi melunak, melihat tuan muda melahap suapan yang ia berikan. Tuan muda terlihat sangat menggemaskan ketika mengunyah.

Akupun memandangi gadis yang tengah menyuapiku sembari tersenyum manis ini. Dia benar-benar terlihat cantik. Ngomong-ngomong siapa namanya?

Bukankah tidak nyaman memanggilnya gadis itu terus-menerus?

"Ngomong-ngomong siapa namamu? Aku belum mengetahuinya."

Gadis itu agak tersentak, membuat jemarinya yang hendak menyendok bubur terhenti. Pertanyaan tersebut membuat hatinya begitu sakit, pertanyaan yang serupa saat tuan muda baru saja terbangun sebelumnya.

Walaupun dia sudah bertekad untuk menerima keadaan tuan muda, tetapi perasaannya tidak mampu dibohongi. Walau kemungkinannya kecil, ia ingin kembali memastikan kalau masih ada harapan.

"Apakah anda benar-benar tidak bisa mengingat saya tuan muda?"

Tetapi harapannya pupus begitu saja, ketika tuan mudanya berkata dengan nada kesal.

"Katakan saja."

Pandangan gadis itu seketika menunduk, menyembunyikan ekspresi yang tengah menahan rasa sakit.

Tetapi ia segera menenangkan diri, dan lanjut menyendok bubur untuk tuan muda, sembari menjawab dengan suara yang agak bergetar.

"Nama saya Amy, tuan muda."

Setelah mendapat jawaban, akupun hanya menjawab singkat.

"Begitu."

Kemudian melahap makananku, sembari melihat paras gadis yang senyumannya agak kaku, tidak seperti sebelumnya. Dia bersikap cukup aneh, aku harus segera memeriksa statusnya.

Akupun berpura-pura memegangi kening, untuk mengarahkan artefak yang sudah berubah menjadi jam tangan, pada gadis di hadapanku. Kemudian layar hologram putih transparan muncul mengenai wajahnya.

Pandangan Amy seketika tertarik, melihat sesuatu yang cantik melingkar pada pergelangan tangan tuan muda.

Dia belum pernah melihat tuan muda memakainya. Amy memiringkan kepala sembari mengamati sejenak, beberapa saat setelahnya rasa penasaran membuatnya bertanya.

"Tuan muda, apa yang anda kenakan di tangan anda?... Itu terlihat cantik."

Iapun tersenyum, melihat sesuatu yang serasi dengan penampilan tuan muda. Setelahnya ia kembali menyendok bubur untuk tuan mudanya.

'Sepertinya dia benar-benar tidak dapat melihat layar yang terpancar.'

Akupun hanya menjawab singkat, untuk mengelabui.

"Ini hanya aksesoris."

Kemudian melahap makananku, sembari memandangi paras cantik gadis di hadapanku yang kembali tersenyum manis.

Apa itu pemberian nyonya? Rasa penasaran semakin menggelitik Amy untuk kembali bertanya.

"Aku belum pernah melihatnya, apakah itu..."

Tetapi sayang sekali, belum sempat ia selesai bertanya, tuan mudanya berkata seakan membentak.

"Jangan bertanya lebih jauh, dan lanjutkan saja pekerjaanmu."

Sampai membuat Amy tersentak. Apa yang salah dengan pertanyaannya? Kenapa tuan muda terlihat begitu kesal?

Pandangan Amy seketika menunduk. Iapun kembali menyendok bubur, sembari menjawab patuh.

"Baik."

Apa dia ingin mengorek informasi atau semacamnya? Mana mungkin aku membiarkan hal itu.

Akupun melahap makananku. Kemudian meluruskan posisi jam tangan, yang memproyeksikan status Amy pada pandangan.

...(»Status«)...

...• Name : Amylea Vaniella....

...• Level : 1 [0 / 1000] ⟩ N...

...• Gender : Female...

...• Condition : Normal...

...• Age : 18...

...• Attribute : None...

...• Job : Maid (Intermediate)...

...• Energi Type : Nature...

...(Total Energy : 150/180 ⟩ N+)...

...(Aktif Skill)...

...»Handycrafts ⟩ E+ (Cost energy : 5)...

...»Cooking ⟩ N+ (Cost energy : 1)...

...(Pasif Skill)...

...»House Maid ⟩ D...

...Item...

...[None]....

Setelah melihat statusnya, akupun bernapas lega.

"Haah..."

Ternyata bukan dia pelakunya, setidaknya aku bisa merasa aman untuk sekarang.

Walau demikian, aku harus lebih berhati-hati. Akupun dengan seksama melihat informasi lebih detail.

• Name : Amylea Vaniella.

Apakah dia anak bangsawan?

Biasanya dalam cerita-cerita fantasi abad pertengahan, orang biasa dilarang menggunakan lebih dari satu kata pada namanya.

Begitu juga dengan setting dunia ini. Kemungkinan dia berasal dari keluarga bangsawan tingkat menengah atau di bawahnya.

Bangsawan kelas atas dan keluarga Kerajaan memiliki tiga kata dalam namanya.

Sedangkan bangsawan kelas menengah hingga kelas bawah, hanya memiliki dua kata. Dan satu kata untuk warga biasa.

Pantas saja parasnya sangat cantik, kemungkinan dia bekerja untuk bangsawan kelas atas sebab dia anak ketiga atau di bawahnya. Apalagi dengan skill-nya ini.

(Aktif Skill)

»Handycrafts ⟩ E+ (Cost energy : 5)

»Cooking ⟩ N+ (Cost energy : 1)

(Pasif Skill)

»House Maid ⟩ D.

Untuk jumlah skill yang ia miliki, seperti rata-rata karakter pada umumnya. Dua skill aktif, dan satu skill pasif.

Namun tidak ada skill tipe serangan satupun. Dan semua skill-nya hanya bisa di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Walau demikian, keterampilannya cukup berguna untuk pekerjaannya sebagai pelayan.

Sudah jelas dia belum pernah melawan monster, sebab tidak ada satupun poin exp atau pengalaman samasekali.

• Level : 1 [0 / 1000] ⟩ N.

Oleh sebab itu levelnya hanya satu. Level hanya dapat dinaikkan dengan membunuh monster, yang akan memberikan exp, menjatuhkan batu energi, serta drop item.

Kurasa sudah cukup melihat informasinya. Ini bekerja dengan baik.

Dengan artefak ini, akan lebih mudah bagiku untuk mencari rekan maupun mengetahui kelemahan lawan.

Walau ini tidak cukup praktis seperti saat di dalam game, sebab harus cukup dekat dan mengenai wajah target untuk melihat informasi.

Tetapi ini lebih praktis, dibanding dengan artefak pemeriksaan lainnya yang berukuran sangat besar. Apalagi artefak ini tipe berkembang, kemungkinan akan ada fitur baru jika aku meningkatkannya.

Akupun menghentikan aliran energi, membuat layar hologram putih transparan menghilang dari pandangan, pertanda artefak telah dinonaktifkan.

Kemudian lanjut menghabiskan makananku. Walaupun badanku terasa lemas, sepertinya pencernaan ku baik-baik saja, sebab aku makan dengan cukup lahap.

Amy-pun tersenyum melihat mangkuk yang ia pegang kosong. Keadaan tuan muda sudah terlihat membaik. Iapun berdiri, kemudian menaruh mangkuk tersebut kembali di gerobak makanan.

Amy membalikkan gelas crystal yang di taruh telungkup. Kemudian menggapai teko mewah di sebelahnya. Suara gemericik air bening sedikit menghiasi ruang.

Dengan sopan Amy kembali terduduk. Kemudian mengirim gelas crystal bening dengan ukiran cantik tersebut pada bibir tuan mudanya, sembari berkata.

"Silahkan tuan muda."

Akupun memandangi sejenak, kemudian meminumnya. Bibir mungil merah muda Amy tersenyum manis, ketika melihat tuan muda menerima pelayanan yang ia berikan.

Setelah isi gelas hanya tinggal seperempatnya, Amy-pun menarik tangannya perlahan, dan kembali meletakkan gelas tersebut di atas gerobak makan.

Kemudian mengambil sapu tangan yang ada di saku seragam pelayannya, dengan lembut iapun mengelap bibir tuan muda yang sedikit terbasahi.

Akupun sedikit memejamkan mata. Sembari menikmati perlakuan lembut Amy.

Apakah begini gaya hidup seorang anak bangsawan?

Rasanya seperti aku menjadi bayi yang segalanya di urus oleh orang lain.

Setelahnya Amy-pun membereskan semua, kemudian beranjak menuju pintu.

Gadis-gadis pelayan sebelumnya kembali terlihat. Sepertinya mereka menunggu di luar, ku kira mereka semua pergi.

Amy menyerahkan gerobak makanan yang ia dorong pada gadis pelayan lainnya. Kemudian menutup pintu, dan kembali beranjak menuju tuan muda.

Akupun terduduk santai di tepi tempat tidur, dengan kedua tangan bertumpu di belakang. Sembari mengedarkan pandangan, pada ruang luas nan mewah ini.

Di kejauhan, terlihat pintu putih mewah dengan dua daun pintu. Berhadapan dengan tempat tidur yang luas, berlapis kain putih nan mewah, juga beratap kelambu putih transparan ini.

Disisi kiri tempat tidur, ada meja laci berwarna putih, yang sebelumnya aku buka. Sedangkan sisi kanan, terdapat meja lain dengan ukuran lebih kecil, di atasnya terdapat lampu tidur yang terlihat mewah.

Di kejauhan sisi kiri, terdapat lemari putih yang cukup besar dengan empat deretan pintu. Lantainya dilapisi karpet mewah berwarna mocca. Dinding serta langit-langit berwarna putih dengan aksen emas.

Sedangkan lampu gantung mewah nan indah, bersinar terang bak crystal putih bercahaya, menghiasi langit-langit. Walau langit yang terlihat di jendela yang tinggi menjulang, di kedua sisi tempat tidur ini masih terlihat cerah.

Di sudut dinding kanan dari pintu masuk, terlihat pintu putih yang berukuran lebih kecil, kemungkinan itu adalah pintu kamar mandi.

Sedangkan di tengah dinding yang sama, terdapat cermin yang besar nan tinggi,

Disamping kiri cermin itu ada lubang bekas bidikan ku sebelumnya. Semoga saja Amy tidak cepat menyadari.

Ini terlihat agak hampa, sebab luas dan perabotannya yang minim, hingga suaraku cukup menggema saat berbicara. Sepertinya Astin tidak memiliki hobi khusus.

• Level : 2 [2367 / 5000] ⟩ F.

Tetapi levelnya sudah naik, kemungkinan dia pergi berburu bersama beberapa kesatria. Aku lebih suka pergi berburu sendiri, aku juga ingin menguji coba artefak dengan efek true damage ini. Sepertinya aku harus pergi menyelinap.

Amy sedikit tersenyum, ketika melihat ekspresi tuan muda yang seperti sedang melihat hal baru. Tetapi di saat yang bersamaan hatinya terasa sakit, mengingat tuan muda tidak mengingat apapun.

Ia sedikit memundurkan kursi putih yang posisinya agak dekat dengan tuan muda, dengan sopan iapun terduduk berhadapan dengan tuan mudanya.

Setelah cukup memandangi ruang. Akupun mengalihkan pandangan, pada gadis cantik yang duduk dengan rapih nan sopan di hadapanku.

Dia selalu tersenyum tiap kali pandangan kami bertemu. Setelah memandangi sejenak, akupun mulai kembali mengajukan pertanyaan, sebab ada beberapa informasi yang ingin ku ketahui.

"Amy, siapa saja yang tinggal di kediaman ini?"

Pertama-tama, aku ingin memastikan siapa saja anggota keluarga Astin. Kemungkinan besar pelaku yang ingin mencelakai ku ada di antara mereka.

Amy menarik napas cukup dalam, untuk menenangkan rasa sakit di dalam hati yang tak kunjung usai. Setelah cukup tenang, iapun menjawab.

"Yang tinggal di kediaman ini hanya anda, Lord, dan nyonya saja tuan muda."

"Selebihnya pelayan dan pekerja yang mengurus mansion."

Tunggu, kenapa anggota keluarga yang tinggal di kediaman ini hanya tiga orang? Bukankah ini kediaman bangsawan kelas atas? Itu sangat aneh.

"Bisa kamu jelaskan dari awal, siapa saja anggota keluarga yang pernah tinggal di kediaman ini?"

Kenapa tuan muda terlihat begitu serius? Amy-pun kembali menarik napas, kemudian ia menjawab.

"Lord memiliki tiga istri. Nyonya pertama memiliki tiga orang anak termasuk anda...

Tidak heran jika seorang bangsawan kelas atas memiliki banyak istri. Tetapi yang jadi pertanyaan, kemana perginya mereka?

Perkataan Amy tiba-tiba terhenti, sejenak ia memperhatikan ekspresi tuan muda yang tidak berubah samasekali.

Kenapa dia tiba-tiba berhenti?

"Ada apa? Bisa kamu lanjutkan?

Amy-pun agak tersentak, ada ketidaknyamanan yang mengganjal hati, membuat Amy segan untuk menjelaskan. Walau demikian, ia harus tetap menjawabnya.

"Tetapi nyonya pertama meninggal saat anda berusia lima rigelia."

^^^Rigelia : tahun.^^^

Hah? Itu berarti ibu Astin bukanlah nyonya kediaman ini.

Amy kembali melihat ekspresi tuan muda, hati Amy seketika merasa sakit, melihat tuan muda yang agak terkejut. Tuan muda pasti merasa syok, saat mendengar ibunya telah meninggal.

Pandangan Amy perlahan menunduk. Iapun sedikit meremas pangkuannya, kemudian melanjutkan kata.

"Pada saat itu, Lord sangat berkabung dengan kematian nyonya pertama, sampai beliau mengabaikan istri-istrinya yang lain."

"Dari situ, keadaan di kediaman ini mulai terasa tidak nyaman."

Sudah kuduga, ada sesuatu yang tidak beres.

"Nyonya kedua yang tidak tahan lagi setelah diperlakukan dingin oleh Lord, akhirnya pergi bersama ke tiga anak laki-lakinya."

"Saudara laki-laki dan perempuan anda juga tidak pernah kembali maupun berkunjung lagi, setelah mereka menikah."

Dua istri ayah Astin memiliki tiga anak. Selain anggota keluarga yang ada di kediaman dan ibu Astin yang tiada, anggota keluarga lainnya meninggalkan kediaman.

Ternyata masalahnya lebih rumit dari yang aku kira. Kalau begitu berarti...

"Apa nyonya sekarang adalah istri ke tiga dari ayahku?"

Akan terdengar aneh jika aku memanggil ayah Astin seperti orang asing, lebih baik aku mulai beradaptasi. Apalagi ekspresi Amy terlihat tidak nyaman.

Amy sedikit memalingkan wajah, hatinya terasa sangat sakit. Ada sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan pada tuan muda mengenai nyonya.

Kenapa dia tidak segera menjawab? Apa mungkin...

"Apa hubungannya dengan ayah masih buruk?"

Amy agak tersentak, iapun kembali melihat tuan mudanya. Dengan enggan Amy-pun menjawab.

"Itu, ya, hubungan Lord dan nyonya memang tidak baik, semenjak nyonya pertama meninggal."

Setelahnya Amy-pun lantas menunduk. Ia sedikit menggigit bibir bawahnya, berharap tuan muda tidak lagi bertanya tentang nyonya.

Tetapi lagi-lagi harapan Amy pupus begitu saja, ketika tuan muda kembali buka suara.

"Siapa namanya?"

Kalau dipikir secara logis, antara ayah kandung dan ibu tiri Astin, sudah jelas siapa yang lebih patut untuk di curigai. Aku harus mewaspadainya.

Amy sedikit bernapas lega, sebab tuan muda tidak bertanya sesuatu yang tidak dapat ia jawab. Iapun kembali mengangkat pandangan, kemudian berkata.

"Nama nyonya adalah Haumea Van' Augustine."

Tetapi rasa was-was mulai merambah hati Amy, ketika bibir tuan muda kembali bergerak.

"Apa dia juga memiliki anak?"

Akan lebih masuk akal jika dia memiliki anak, dan berusaha menyingkirkan Astin agar anaknya menjadi penerus.

Amy-pun kembali bernapas lega. Setelah menarik napas, iapun menjawab.

"Nyonya memiliki satu anak perempuan. Kakak termuda anda, dia sekarang sedang bersekolah di academy."

Sudah kuduga. Tunggu, kalau dia perempuan bukankah...

"Amy, apa ada kakakku yang akan meneruskan kediaman ini?"

Apa tuan muda memiliki Kekhawatiran tentang hal itu? Amy-pun sedikit tersenyum, kemudian menggeleng dan menjawab.

"Tidak tuan muda, anda adalah satu-satunya penerus keluarga Margrave 'Augustine. Semua saudara anda tidak ada yang pernah kembali. Sedangkan nona Rinea adalah perempuan."

"Rinea?"

Melihat tuan mudanya terlihat kebingungan, Amy-pun segera menjelaskan.

"Ah... nona Rinea adalah kakak termuda anda, seharusnya tuan muda bisa menemuinya saat masuk ke academy nanti."

Ya, tuan muda sudah berusia 15 rigelia, jadi dia juga harus berangkat ke academy.

Tunggu, Rinea? Sepertinya ada salah satu karakter yang memiliki nama itu, jangan-jangan...

"Amy, bisa kamu sebutkan ciri-ciri kakakku?"

Amy agak terkejut, ketika tuan muda tiba-tiba mencondongkan tubuh sampai wajahnya cukup dekat. Apa yang membuat tuan muda begitu tertarik?

Padahal tuan muda tidak bereaksi berlebihan, saat Amy menyebut tentang ibunya yang sudah meninggal.

Amy sedikit menarik wajahnya yang agak tergelitik oleh napas tuan muda, kemudian menjawab.

"Itu, nona Rinea memiliki mata ruby seperti Lord dan tuan muda, sedangkan rambut lavender-nya seperti nyonya."

Akupun lantas melebarkan mata, sebab merasa syok ketika mendengarnya. Satu-satunya karakter yang memiliki nama dan ciri-ciri tersebut hanyalah...

"Ketua osis."

Amy dibuat bingung ketika melihat ekspresi tuan muda, yang terlihat terkejut sembari menggumamkan sesuatu.

"Tuan muda, apa anda tidak apa-apa?"

Sial! Apa ketua osis adalah kakak Astin? Aku tidak mengetahuinya samasekali, tidak ada informasi tentang itu, yang aku ingat hanya ada satu scene yang menampilkan mereka berdua.

Saat Astin hendak mendekati heroine utama, dan berpapasan dengan ketua osis. Astin seperti mencoba menyapa, walau ketua osis bereaksi cukup dingin.

Ya, ada penjelasan mengapa dia bersikap dingin. Bukan hanya terhadap Astin, tetapi terhadap semua laki-laki.

Ugh, entah kenapa kepalaku terasa pusing. Akupun memegangi kening, sampai pandanganku yang menunduk, menangkap karpet lembut berwarna mocca yang ku pijak.

"Tuan muda, apa anda tidak apa-apa?"

Apa kakakku menjadi salah satu korban prolog dari skenario gamenya? Sialan! Entah kenapa dadaku terasa sangat sesak.

Itu latar belakang yang cukup gelap. Sebuah insiden yang merupakan pembukaan dari skenario utama.

Dimana banyak siswi yang menjadi korban pelecehan. Yang dilakukan oleh ketua osis sebelumnya bersama teman-teman bajingan nya.

Mereka menggunakan sebuah artefak terkutuk, untuk menjebak para siswi dan melecehkan mereka, bahkan kebanyakan korban sampai ada yang hamil.

Ketua osis yang waktu itu masih menjabat sebagai wakil ketua osis berhasil membongkar kebusukan mereka, dan membekuk beberapa pelaku utama.

Diapun diberikan penghargaan oleh pihak academy, kemudian diangkat sebagai ketua osis yang baru, dan dianggap sebagai pahlawan bagi para korban. Walau kenyataan sebenarnya sangat menyedihkan.

Dia juga merupakan salah satu korban, identitas korban sangat dirahasiakan oleh pihak academy, jadi tidak ada yang mengetahui.

Dia memergoki aksi para bajingan itu. Iapun hendak melaporkannya, tetapi para bajingan itu mengancam dan melecehkannya, sampai mentalnya rusak dan takut terhadap laki-laki.

Akupun meremas dadaku yang semakin terasa sesak dengan kedua tangan, keringat dingin kembali merembes keluar.

Entah kenapa rasa khawatir dan cemas begitu menyesakkan, ketika aku memikirkan tentang keadaan kakakku. Apa sebab aku berada di tubuh adiknya?

'Sialan!'

"Tuan muda, tuan muda...

"Bagaimana caraku untuk menyelamatkannya?"

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

1
rayesss
semangatt ini ada sistem ny ya 🤔
scan romans ny terlalu .. ak msi polos lohh🙈🙈
rayesss: owhh gitu ya ok ..ok/Smile/
Aegis Aetna: bukan sistem pada umumnya. Lebih menggunakan sebuah artefak / alat tertentu. Hehe, hubungan mereka sudah terlampau jauh.
total 2 replies
Mizuki
Ini emang konsepnya ketinggalan apa gimana yah? bikin salfok
Mizuki: terimakasih penjelasannya
Aegis Aetna: bahkan di beberapa cerita tanda seru digunakan sebagai efek tembakan beruntun.
total 2 replies
EMP Official
I'm coming Arcania 😍
EMP Official: 💃💃💃💃💃
Aegis Aetna: less gow
total 2 replies
Mizuki
ini kak kopi/Coffee/, biar semangat nulisnya
Aegis Aetna: terimakasih kasih banyak
total 1 replies
Mizuki
ini si Auston gak ada skill nego kah kak, dari kemarin nanggung mulu perasaan angkanya.
Aegis Aetna: Maklum cowok, dia kerja di militer jadi gak punya basic bisnis, paling nego sekali dua kali kalo dirasa harga kurang cocok, tapi dia udah tau harga pasaran item-item waktu di gamenya.

Emang angkanya ganjil, sebagai contoh harga batu energi grade 'D 1600 Valiss atau 300 Orion itu harga pas saat di dalam gamenya. jadi ngitungnya juga gak bisa genep.

Tapi ngitung juga kok keuntungannya, sejauh ini belum ada rugi, malah untung cukup banyak kalo dibanding sama harga normal waktu di gamenya.

Kalo yang disebutin disini kan keseluruhan hasil jual koin emas n permata, buat koin emas udah deal harganya ditambahin udah pasti untung,

Tujuh permata yang dijual kualitasnya beda-beda jadi harganya juga beda, tapi itu juga masih termasuk untung, n harganya emang ada pecahan kecilnya, soalnya udah bener-bener diperiksa kualitas detailnya, jadi ngasih harganya juga sesuai.
total 1 replies
Bilqies
lanjut thor
Aegis Aetna: sedang proses kak.
total 1 replies
Qiann Zhuu
Habis itu tinggal pijit plus-plus dirumah
Aegis Aetna: tentu saja akan ada kejutan yang menanti Astin saat dia tiba di mansion.
total 1 replies
Zelca
Sy mampir~
Aegis Aetna: tengkyu bang
total 1 replies
EMP Official
OMG 🤦
EMP Official
astinnya di apain ibu ,?
EMP Official
kamu keren 👍
Bilqies
hai Thor mampir lagi niih
Aegis Aetna: okey kak, terimakasih.
total 1 replies
Amelia
sampai di sini dulu, nanti aku mampir lg ❤️❤️
Aegis Aetna: okey kak, terimakasih.
total 1 replies
Amelia
monster apa itu ya 😕😕
Bilqies
aku mampir lagi Thor
Aegis Aetna: makasih kak.
total 1 replies
ATAKOTA_
Kren banget penggambarannya
Aegis Aetna: terimakasih kak.
total 1 replies
Iskandar
serasa baca LN
Aegis Aetna: gak ada lawan bicara jadi full narasi, hehe...
total 1 replies
Zelca
Selalu ingat kata "Di" jika menunjukkan letak/tempat/waktu dipisahkan. and Kesatria × Ksatria ✓
Aegis Aetna: siap kak, tengkyu koreksinya.
total 1 replies
Teteh Lia
wow... dari 135 juta bisa sampe ke 5M...
Aegis Aetna: maklum lelang. Apalagi item langka.
total 1 replies
Iskandar
suka banget sama penulisannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!