Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Mengejar
Di talak gara-gara pelakor? Rasanya sangat luar biasa jauh lebih sakit dibandingkan hanya diselingkuhi saja. Hidup berumah tangga selama 2 tahun bukanlah waktu yang cukup sebentar. Banyak kisah, perjuangan, suka duka, kebersamaan yang dilewati. Namun, semuanya sirna secara tiba-tiba hanya karena orang ketiga.
Eliza tidak menyangka pernikahannya hancur dalam sekejap mata. Suami yang ia cintai, suami yang ia percaya memiliki kesetiaan untuknya ternyata suami brengsek yang memainkan ikatan tali pernikahan suci.
Eliza sekarang mengerti kenapa Hans dan Sarah selalu memperingatinya, selalu berpesan jangan pernah terlalu percaya kepada Vicky. Kini ia menyadari jika suaminya ternyata benar-benar tidak setia.
Eliza termenung menangis seorang diri memeluk kedua lututnya seraya menyembunyikan wajah di balik lipatan tangan. Hatinya sakit hancur berkeping-keping. Bahkan, suaminya lebih memilih wanita lain dibandingkan ia yang tengah mengandung anaknya.
"Aaaakhh... kenapa ini terjadi kepadaku, Tuhan?" jerit Eliza berteriak mendongak dengan derai air mata membasahi wajah cantiknya.
"Tidak, dia suamiku, aku harus mengambil kembali apa yang telah ku miliki. Wanita itu boleh menang dariku. Ya, aku harus mengejarnya sebelum mereka jauh."
Eliza bangkit dari duduknya, ia tidak akan menyerah begitu saja, ia akan merebut Kembali Ayah dari anak yang sedang ia kandung. Tidak akan ia biarkan pelakor itu merebut kebahagiaan anaknya, tidak akan ia biarkan wanita itu mengambil suaminya.
Eliza segera mengejar, berlari sekuat tenaga mencegah Vicky untuk pergi begitu saja. Baru sampai teras depan, ia melihat mobil suaminya akan keluar gerbang. Eliza kembali berlari menghadang mobil tersebut dan berdiri di hadapan nya. Tak memperdulikan air hujan yang turun membasahi bumi seakan mengerti jika suasana hatinya ikut mendung atas apa yang telah terjadi.
Vicky mengerem mobilnya. Dia cukup kaget atas apa yang Eliza lakukan. Bagaimana jika wanita itu tertabrak olehnya. Vicky turun dari mobil.
"Apa yang kamu lakukan? Bagaimana kalau kamu sampai tertabrak olehku?" sentak Vicky menarik Eliza membawanya ke pinggir agar tidak menghalangi jalan kendaraan yang ia kendarai.
"Vicky, ku mohon jangan tinggalkanku. Ayo kita perbaiki pernikahan kita asalkan kamu tidak pergi bersamanya. Kita ulangi lagi semuanya dari awal asalkan kamu tetap menjadi suamiku. Aku akan memaafkan semua yang kamu lakukan saat ini asal kamu kembali padaku dan meninggalkan wanita itu." Eliza sampai memohon meminta suaminya untuk tetap bersama dia. Yang ia pikirkan adalah anak yang sedang ia kandung membutuhkan sosok seorang ayah yang harus ada di sampingnya hingga besar nanti.
Eliza tidak ingin egois memisahkan ayah dan anaknya begitu saja. Apapun akan ia lakukan demi mendapatkan kembali Cinta suaminya demi sang anak.
"Sorry Eliza, aku tetap memilih Mauren. Jujur, dialah wanita yangku inginkan sejak lama. Aku terpaksa menikahimu karena saat itu Mauren menikah dengan pria lain. Tapi saat ini dia kembali lagi kepada saya atas dasar cinta yang begitu dalam kami miliki."
"Maaf, mungkin ini terkesan menyakiti hatimu, tapi lebih baik jujur daripada terus membohongi perasaanku. Aku akui kalau saya memang tertarik kepadamu, tapi rasa cintaku kepadamu tidak sebesar cintaku kepada Mauren. Aku akan tetap tanggung jawab atas anak yang sedang kau kandung. Walau bagaimanapun dia adalah anakku, saya akan membiayainya hingga pesanan nanti."
Tanpa perasaan Vicky berbicara seperti itu kepada Eliza, wanita yang jelas-jelas menemaninya dari nol hingga menjadi pemilik konter ponsel sukses.
Padahal, dulu Mauren meninggalkannya hanya karena Vicky tidak memiliki apa-apa. Vicky, pria itu justru kembali terjerat oleh Mauren dikarenakan mampu membuatnya puas di atas ranjang. Rasa yang Vicky miliki saat ini hanyalah sebuah nafsu belaka, bukan rasa cinta seperti yang ia ucapkan barusan kepada Eliza. Namun, Vicky tidak pernah bisa membedakan mana cinta, mana hanya sekedar nafsu belaka.
Eliza semakin di buat terkejut atas pengakuan Vicky. Iia tidak menyangka jika pernikahannya hanyalah mainan saja. Dia sampai rela menentang kedua orang tuanya demi bisa bersama pria yang ia cintai, tapi ternyata, pria ini menorehkan luka teramat dalam padanya.
"Dua tahun, 2 tahun kita menikah sekarang kamu bilang seenaknya seperti ini. Dimana perasaanmu, Vicky? Di mana akal sehatmu? Aku sampai rela meninggalkan orang tuaku hanya karena dirimu, tapi apa yang ku dapat? kamu berkhianat dengan ja lang itu!" sentak Eliza tersulut emosi tidak terima di perlakukan seperti ini.
Eliza mendekati pintu mobil, ia membuka paksa pintu mobilnya kemudian menarik paksa Mauren.
"Keluar kamu j*lang sialan! Kamu harus kuberi pelajaran." pekik Eliza marah.
Vicky mencoba mencegah Eliza dengan cara melepaskan cengkraman kuat yang Eliza lakukan saat menjambak kembali rambut Mauren. Eliza menarik Mauren keluar.
"Aw.. sakit! Lepaskan aku! aku hanya memperjuangkan cintaku, apa salah?"
"Kamu salah sialan, kamu salah telah rusak rumah tangga orang lain, kamu salah telah masuk ke dalam pernikahanku."
"Eliza, lepaskan dia! Kamu menyakitinya." Vicky masih berusaha melepaskan jambakkan tangan Eliza.
Eliza kesal, ia semakin marah suaminya membela pelakor ini. Dia mendorong keras tubuh Mauren sampai kepala wanita itu terbentur mobil.
"Brengsek!"
Dug...
"Mauren!" pekik Vicky sebab Mauren terbentur sangat keras.
Mauren merasa kepalanya berkunang-kunang, dia merasakan sakit luar biasa di bagian kepala bagian belakang. Dia tidak ingin melawan sebab ini salah satu rencana nya supaya bikin terus membela dan memilihnya. Mauren benar-benar pusing dia sampai terkulai lemas tak sadarkan diri.
Vicky buru-buru menangkap tubuh Mauren. Dia terlihat sangat khawatir bahkan mencoba membangunkan Mauren dengan cara menepuk-nepuk pelan pipinya.
"Ren, bangun, Ren." Vicky memasukan kembali Mauren ke mobil. Dia menatap tajam Eliza.
"Kau..."
Plak...
Tamparan keras Vicky layangkan kepada Eliza sampai membuat wanita hamil itu tersungkur ke lantai.
"Kamu keterlaluan Eliza! Aku semakin yakin menceraikanmu, aku semakin yakin memilih Mauren daripada wanita kasar sepertimu. Kamu tidak pantas menjadi istriku, kamu sangat kasar, Eliza." sentak nya.
"Aku kasar karenamu, Vicky." balas Eliza tida kalah keras. Tangisnya semakin pecah, nafasnya memburu dengan jantung berdebar kencang merasakan emosi jiwa yang luar biasa.
"Saya tidak peduli. Kamu wanita kasar, aku tidak menyukai itu." Vicky segera masuk lagi ke dalam mobil. Dia tidak ingin membiarkan Mauren berada di sana terlalu lama. Bisa-bisa Eliza menyerangnya lagi.
Vicky pun menyalakan mobilnya, ia menjalankan mobil membelah jalan di bawah guyuran air hujan. Tanpa rasa iba sedikitpun, Vicky membiarkan Eliza mengejarnya hingga mobil yang ia kendarai melesat jauh dari rumahnya.
"Vicky, kamu mau kemana, Vicky?" teriak Eliza berdiri mengejar mobil suaminya. "Ku mohon tinggalkan dia demi anak kita."
Sekuat tenaga Eliza berlari di bawah guyuran air hujan. Air matanya berjatuhan seiring air hujan membasahi. Tanpa melihat kiri kanan, Eliza terus berlari mengejar. Hingga suara klakson mobil mengagetkannya.
Tiiiiddd.....
Eliza menengok, ia terbelalak lalu menjerit.
"Akkkhhhhh..."
Ckiiittt.....
Braakkk.....