NovelToon NovelToon
I AM NOT ADELIA

I AM NOT ADELIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Aliansi Pernikahan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Transmigrasi / Istri ideal
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Fitria ardila

Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.

Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.

"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."


Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 3

Tak terasa matahari pun sudah terbenam dan muncullah bulan purnama yang sangat indah ditemani dengan kelap kelip bintang.

Dan di dalam kamar bernuansa mewah, sang pemilik kamar baru membuka matanya setelah seharian tertidur.

"Hoammm, udah malam aja. Tidak pernah dalam hidupku sebelumnya aku semalas ini," ucap Adelia lalu terkekeh kecil.

Sedangkan Asa yang baru masuk ke dalam kamar pun terkejut melihat senyuman nyonya yang sudah lama sekali hilang.

'Aku merasa kepribadian nyonya sudah berubah tapi tidak apa apa yang penting nyonya selalu sehat dan bahagia,' batin pelayan kecil itu.

"Nyonya apakah kamu ingin mandi? pelayan ini sudah menyiapkan air hangat untuk anda mandi," ucap Asa sambil memegang sebuah handuk putih di tangannya.

"Baiklah." Adelia mengambil handuk itu dan berlalu untuk keluar kamar.

Saat ini tubuh Adelia sudah mulai sehat dan tidak pusing lagi.

"Tunggu sebentar nyonya, kamar mandinya disini," ucap Asa sambil menunjuk pintu di arah yang lain.

Adelia langsung menghentikan langkahnya dan berputar menuju ke arah yang diucapkan pelayan itu.

'sepertinya nyonya memang hilang ingatan,' batin pelayan kecil itu sambil menunggu di luar kamar mandi.

Asa tidak masuk ke kamar mandi karena biasanya Adelia tidak mau di mandikan dan memerintahkan Asa untuk berjaga di luar.

"ASA..." terdengar teriakan dari arah dalam kamar mandi.

" iya nyonya."

"Masuk dan pijat punggung ku!" perintah Adelia.

Asa terdiam sejenak, setelah lima tahun dia menjadi pelayan Adelia baru kali ini nyonya meminta ia memijat.

"Asa!!" karena tak ada pergerakan, Adelia kembali berteriak.

"Ahh iya nyonya," ucap Asa karena terkejut dengan teriakan Adelia.

.

.

Asa memandang Adelia lama dengan pikiran yang berkelana. Saat ini sang nyonya sedang menjepit rambutnya dengan hiasan yang biasa padahal biasanya Adelia selalu memilih penjepit rambut yang paling indah karena Adelia suka dengan keindahan.

Kerutan di kening Ada kembali bertambah melihat Adelia yang bangkit dari kursi rias tanpa menyanggul rambutnya.

"Apakah nyonya tidak menyanggul rambut?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Asa.

"Tidak, karena setelah makan aku juga akan tidur lagi," ucap Adelia berjalan keluar kamar.

"Oh iya, dimana ruang makan?"

"Sini pelayan, beritahu," ucap Asa sambil berjalan di belakang Adelia dan sesekali mengucapkan arah jalan.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama lima menit, Adelia akhirnya sampai di ruang makan dan ternyata disana sudah ada dua orang wanita yang berpakaian merah dan juga kuning cerah.

Adelia ingat kalau Jendral juga memiliki dua selir dan ternyata ini selir Jendral, memang tampak menggoda sesuai dengan jabatannya.

Adelia yang memakai baju pink muda tampak seperti nona yang berhati lembut dan rapuh apalagi ia tidak menggunakan hiasan apapun serta hanya menjepit rambutnya yang panjang.

Suara langkah kaki membuat perhatian dua orang selir itu beralih menatap sosok Istri Sah Jendral yang seharusnya mereka panggil Lady.

"Salam untuk Lady Adelia," ucap kedua selir itu tapi masih dalam posisi duduk yang sama.

Adelia menatap sinis ke arah dua orang yang tak tau atau memang pura pura tidak tau cara mengucapkan salam kepada istri Sah.

"Ucapkan salam kalian dengan benar." Nada angkuh dan tegas terdengar dari Adelia, ia masih berdiri di depan pintu menatap ke arah dua orang selir itu.

Raut tak percaya pun nampak jelas di wajah dua orang itu, tapi meskipun begitu mereka tetap berdiri dan berjalan ke depan Adelia lalu ia membungkuk sambil berkata,

"Salam untuk Lady Adelia,"ucap mereka serempak.

"Hmmm, siapa nama kalian?" Adelia bertanya masih dengan nada angkuh, sebenarnya bukan karena ingin sok senior tapi memang dari kehidupan yang dulu gaya berbicara Adelia seperti ini.

Dengan rahang yang menggerutuk keras mereka kembali menjawab.

"Menjawab lady, Saya adalah Selir Han,"ucap Wanita yang bergaun kuning.

"Dan saya adalah selir Serli," ucap Wanita berbaju merah.

"Baiklah, agar kehidupan istana jendral tidak berantakan. Ada baiknya kalian tau posisi kalian masing masing." setelah mengatakan itu Adelia berjalan ke arah tempat duduk yang berada di samping kursi utama.

Adelia sengaja tidak memperlama masalah karena ia mendengar suara langkah kaki di luar tadi.

Ke dua selir itu tidak beranjak karena mereka tau bahwa jendral akan tiba dan benar saja tak lama Seseorang berpakaian rapi berwarna hitam dipadukan dengan abu abu pun tiba.

"Salam kepada Jendral." kedua selir itu mengucapkan salam dengan senyuman paling indah.

"hmm." ucap Sang Jendral dengan wajah datar lalu tatapannya beralih ke arah sosok berbaju merah muda dengan rambut yang tidak di sanggul.

Mendengar salam dari selir, Adelia tau kalau sang Jendral sudah datang dan mau tidak mau ia juga harus memberikan salam, ia berdiri dan berbalik.

Saat Adelia berbalik tatapannya pun bertemu dengan tatapan datar sang Jendral.

"Salam kepada Suami." Adelia sengaja tidak memanggil Jendral, agar sang jendral ia sudah memiliki istri Sah.

Sang Jendral yang bernama Agra itupun terpaku melihat keindahan yang ada dihadapannya tapi tidak terlalu, seperti keindahan yang standar tapi begitu menyejukkan ketika di lihat.

"Setelah seminggu bertapa di kamar akhirnya engkau keluar juga," ucap Agra menyindir.

"Maafkan aku Jendral, Hal itu dikarenakan aku harus melawan rasa sakit yang ada di tubuhku," ucapan Agra pun dibalas oleh Adelia dengan sopan tapi jika di dengar dengan teliti itu juga berupa sindiran.

Maksud dari melawan rasa sakit itu adalah karena tak ada satupun tabib yang datang ke kediamannya.

"Apakah sekarang sudah baik baik saja?" mungkin itu terdengar seperti nada khawatir tapi nyatanya itu hanyalah ucapan untuk mengembalikan wajahnya.

"Syukurlah, setelah menempuh hidup dan mati akhirnya aku bisa kembali sehat," ucap Adelia tak lupa dengan sebuah senyuman lembut tapi mengundang emosi tak kasat mata bagi jendral.

"baiklah mari kita makan."

Pada akhirnya Jendral Agra hanya dapat mengalihkan pembicaraan karena tidak lagi bisa membalas ucapan Adelia.

.

.

.

bersambung

jangan lupa like and komen

1
Atik Prihantini
Luar biasa
Mary Randaging
cara kaisar mengambi hati agra
Mary Randaging
part ini banyak bawangnya thor
Rini Yusnani
Lumayan
Rini Yusnani
Buruk
Neny Andriyani
Luar biasa
Handayani
masa cepet li jatuh cintanya/Shy/
maria handayani
/Facepalm/
Yayu Putriamsah
Luar biasa
uky apsari
kren bngt autor 👍👍
GuGuGaGa_90
Luar biasa
Rizki Amelia
dikirain author nulis nya sambil ngiris bawang🤭
Siti S
Luar biasa
Leni Ani
adel kan kaki nya buntung kok ada kaki ya
Kadek Bella
lanjut thoor
Dayu Santi
Luar biasa
Rany oktavia
bagus
aluna
Adelia proud of you 💗✨💐
sarah arami
seru ceritanya, suka
Saa
tolol aib
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!