Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Jasmine memunggungi Juna ketika ajakannya untuk melakukan malam pertama di tolak secara halus oleh Juna. Sebagai seorang wanita, Jasmine merasa sangat rendah di depan suaminya sendiri karna di tolak berhubungan. Mereka sudah sah sebagai suami istri, seharusnya tidak ada larangan atupun pantangan untuk menundanya. Hanya karna tidak mau membuat Jasmine hamil di usia muda, Juna sampai tidak mau melakukannya. Padahal ada banyak cara untuk mencegah kehamilan kalau memang ingin menunda sampai usia Jasmine memungkinkan menjadi seorang ibu.
"Kamu marah.?" Lirih Juna. Jasmine merasakan tangan besar Juna menyentuh pundaknya. Sepertinya Juna berusaha untuk membujuknya, namun Jasmine sudah terlanjur malu dan kecewa pada Juna.
Sempat terbesit penyesalan dalam benaknya karna tetap melanjutkan hubungan meski sadar bahwa sikap Juna sangat dingin padanya. Namun Jasmine mencoba menepis rasa sesal itu. Dia yang telah memilih dan menentukan sendiri masa depannya dengan menikah bersama Juna. Jika pada akhirnya pernikahan ini tak sesuai harapan, Jasmine bisa apa selain pasrah menerima kenyataan.
"Aku hanya perlu membiasakan diri untuk tidak berfikir lebih jauh. Mas Juna jangan khawatir, aku tidak marah." Di balik nada bicaranya yang tenang, ada sayatan kecil dalam hatinya yang terasa perih. Jasmine menarik selimut tebal miliknya sampai sebatas leher. Otomatis Juna menyingkirkan tangannya dari pundak Jasmine.
"Jangan salah paham Jasmine. Kamu baru 21 tahun dan masih terlalu muda untuk memiliki anak."
Jasmine menarik nafas dalam-dalan sebelum berbalik badan untuk menatap Juna.
"Mas, aku bahkan tidak bilang ingin punya anak sekarang. Aku hanya,, sudahlah, aku mengantuk." Jasmine kembali memunggungi Juna. Tadinya Jasmine ingin menjelaskan tujuannya hanya untuk memberikan haknya, bukan untuk mendapatkan anak dalam waktu dekat. Tapi rasanya percuma saja, sebab Juna bersikeras menolak dengan alasan seperti itu.
"Aku minta maaf kalau membuat mu tersinggung. Malam ini kita tunda dulu sampai aku medapatkan pengaman ya." Bujuknya seraya mengusap lembut punggung Jasmine. Bukannya membuat Jasmine tenang, perkataan Juna malah semakin memperkeruh suasana hati Jasmine.
"Sudah lupakan saja Mas, aku tidak akan memintanya lagi." Jawab Jasmine dan memilih memejamkan mata untuk pura-pura tidur. Dia tidak merespon lagi ketika Juna masih mengajaknya bicara. Wanita jika hatinya sudah kecewa, dia akan memilih untuk diam.
"Jasmine, bukan begitu maksudku. Tolong jangan salah paham." Juna menyentuh pundak Jasmine, namun tidak mendapat respon sama sekali.
Malam ini adalah malam pertama mereka sebagai suami istri. Cuaca di Villa sangat dingin dan sunyi, sangat cocok untuk menghabiskan malam yang panjang bagi pasangan suami-istri itu. Namun apa yang diharapkan Jasmine tak sesuai kenyataan. Dia justru melewatkan malam pengantin dengan jantung yang berdesir nyeri akibat penolakan Juna. Tak hanya itu, penolakan Juna bahkan membuat Jasmine merasa bahwa Juna tidak menginginkan pernikahan ini.
...******...
Juna terbangun ketika sinar mentari menembus tirai jendela yang transparan dari arah balkon kamar. Pemandangan yang pertama kali Juna lihat ketika membuka mata adalah siluet wanita berambut panjang yang berdiri di balkon kamar.
Sempat terkejut karna baru kali ini melihat pemandangan yang asing ketika bangun tidur, Juna seketika ingat kalau dia baru saja menikah kemarin dan saat ini berada di villa. Penasaran dengan apa yang di lakukan Jasmine di balkon kamar, Juna lantas turun dari ranjang untuk menghampiri istrinya.
Suara tawa Jasmine terdengar menggelitik di telinga ketika Juna baru membuka pintu balkon. Keberadaan Juna bahkan tidak di sadari oleh Jasmine. Wanita itu terlalu fokus pada sesuatu yang membuatnya terus tertawa. Juna jadi penasaran, ingin tau apa yang menarik perhatian Jasmine sampai mengundang gelak tawa.
Dari tempatnya berdiri, Juna mengikuti arah tatapan Jasmine. Rupanya wanita itu sedang melihat ke arah kolam renang yang terletak di villa sebelah. Di sana ada anak-anak Jihan, dan anak-anak Tasya yang tengah asik berenang sambil bercanda. Tentunya dengan di dampingi orang tua masing-masing.
"Kenapa tidak ikut berenang dengan mereka.?" Lirih Juna sembari memeluk tubuh Jasmine dari belakang.
Jasmine sempat melonjak kaget karna suara dan gerakan Juna yang tiba-tiba. Terlebih, Jasmine tidak melihat saat Juna menghampirinya.
"Mas, kamu bikin aku kaget." Protesnya.
Juna membalik tubuh Jasmine dan melepaskan pelukannya.
"Mau berenang juga.?" Tawarnya.
Jasmine menggeleng.
"Ayo sarapan, aku sudah membuat sarapan sejak tadi. Mungkin sekarang sudah dingin, biar aku panaskan lagi." Jasmine beranjak, dia buru-buru pergi dari hadapan Juna.
Penolakan tadi malam sepertinya masih membekas di hati Jasmine. Sebab terlihat jelas Jasmine menghindari interaksi terlalu dekat dengan Juna, bahkan tidak berani menatap matanya.
...******...
Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring selama keduanya sarapan bersama. Jasmine menjadi sangat pendiam dan selalu menghindari tatapan Juna. Setiap kali Juna mengajak bicara, Jasmine hanya menjawab singkat, tidak seperti biasanya. Sampai akhirnya keheningan terjadi hingga keduanya selesai sarapan.
Jasmine membereskan piring bekas makan mereka dan membawanya ke wastafel. Semua peralatan makan sudah dia bawa, termasuk piring bekas makan Juna.
"Biar aku bantu." Juna sudah berdiri di samping Jasmine dan menawarkan bantuan untuk mencuci piring bersama.
"Tidak usah, Mas Juna mandi saja."
"Masih marah soal tadi malam.?" Tanya Juna pelan.
Jasmine menghentikan gerakan tangannya, lalu menoleh pada Juna di sampingnya.
"Bukan marah, lebih tepatnya kecewa dan malu karna di tolak suami sendiri di malam pertama." Jasmine memaksakan senyum yang mengandung lara.
"Maaf untuk tadi malam, tolong jangan salah paham ya." Juna menangkup sebelah pipi Jasmine seraya mengusapnya pelan. "Aku mandi dulu, setelah itu kita beli pengaman."
Jasmine menolak dengan menggelengkan kepala. "Nanti saja kalau sudah kembali ke Jakarta. Mas Juna jangan khawatir, aku tidak akan minta lagi selama disini." Jasmine melepaskan tangan Juna yang masih menangkup pipinya. Dia kemudian menyibukkan diri dengan mencuci piring dan mengabaikan keberadaan Juna yang masih berdiri di sampingnya dengan pikiran yang berkecambuk.
...*******...
1 jam setelah keluarga besar meninggalkan Villa, Juna dan Jasmine juga ikut bertolak ke Jakarta tanpa sepengetahuan mereka. Jasmine juga tidak membantah, apalagi menuntut penjelasan lebih dari Juna. Dia mencoba patuh dengan semua keputusan Juna.
Perjalanan dari villa menghabiskan waktu 2 jam untuk sampai ke apartemen pribadi milik Juna. Juna sengaja pulang ke apartemen agar semua orang tidak tau kalau dia dan Jasmine kembali ke Jakarta.
"Kamar ku dimana Mas.?" Tanya Jasmine ketika masuk ke apartemen Juna.
Juna mematung mendengar pertanyaan Jasmine. Butuh waktu beberapa detik untuk mencerna ucapannya.
"Kita tidur satu kamar, Jasmine." Kata Juna seraya menyeret koper menuju kamar utama.
Jasmine tidak menjawab, dia sempat menghela nafas berat sebelum mengikuti langkah Juna ke kamar.
...***...
BOLEH MINTA TOLONG KASIH BINTANG 5 KE NOVE INI.? dan jangan lupa like dan komen di setiap babnya ya. boleh komen apa saja☺. Terimakasih banyak🙏🏻
laki plin plan, bilang ga cinta, tapi masih perhatian
laki gila lu
alasan gugat jelas, kebohongan dlm pernikahan ttg seorg anak...
buang aja laki model juna gt
klo perempuan lama2 bs cinta
klo lelaki dr yg cinta lama2 bs jenuh
apalagi klo dr awal ga cinta...
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua
ternyata si viera selalu komunikasi sama mamah Dewi dulu menghindar dr Juna sekarang mau Deket LG