Anastasya menikah dengan Abimayu karena perjodohan orang tua mereka. Namun setelah menikah Abimayu bersikap acuh kepada Ana karena dia belum bisa menerima Ana dalam hidupnya. Sedangkan Ana telah lama jatuh cinta kepada Abimayu sejak pertama kali melihatnya. Ana terus berusaha untuk membuat Abimayu agar bisa menerima dirinya. Tapi Abimayu tetap tidak bisa menerimanya setelah mengetahui Ana adalah wanita yang suka pergi ke klub malam.
Mampukah Ana meluluhkan Abimayu sampai Abimayu menerimanya?
Mampukah Ana bertahan mencintai Abimayu disaat Abimayu selalu mengabaikannya?
jangan lupa lanjutkan baca kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adwiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Saya terima nikahnya Anastasya binti Ardi Septo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Tanpa ada sedikit keraguan Abimayu dengan lancar melafadzkan ijab qobul.
"Sah para saksi?" ucap pak penghulu.
"Saaah," jawab para saksi serentak.
Suara riuh mengucapkan rasa syukur terdengar dari segala arah yang menandakan saat ini mereka ikut bahagia.
Tidak lama kemudian, Ana diiringi oleh dua temannya berjalan dari arah kamar menuju tempat duduk di samping Abimayu.
Saat Ana melihat pria yang telah sah menjadi suaminya itu, matanya sedikit melebar. Dia baru sadar jika pria bodoh yang menabrak mobilnya beberapa minggu yang lalu adalah Abimayu.
Dari tempatnya, Abimayu juga melihat ke arah Ana, dia merasa bahwa wajah Ana tidak asing di matanya dan dia merasa sudah pernah melihat Ana sebelumnya.
"Jangan terlalu gugup, sekarang kalian sudah menjadi pasangan suami istri," goda salah seorang teman yang mengiringinya untuk duduk bersanding dengan Abimayu.
"Aku tidak gugup, tapi aku sedikit takut." Ana berkata pelan kepada ke dua temannya yang membuat mereka menjadi heran.
"Apa yang kamu takutkan? Bukankah kamu sudah sangat beruntung? Kamu sudah mendapatkan seorang pria yang selama ini diimpikan oleh para gadi-gadis."
"Ya, aku beruntung saat ini, tapi aku tidak tahu bagaimana setelah ini." Ana merasa gelisah di dalam hatinya, karena ternyata pria yang pernah dia marahi itu adalah Abimayu suaminya.
...----------------...
Setelah selesai acara pernikahan digelar, Ana dam Abimayu berjalan beriringan masuk ke dalam kamar. Saat itu Ana terlihat sdikit gugup, karena memikirkan hal yang akan terjadi setelah nanti Abimayu bisa mengingatnya.
"Aku juga ingin merebahkan tubuh-ku." Ana berkata sambil menjatuhkan dirinya di samping Abimayu yang telah merebahkan tubuhnya terlebih dahulu di atas ranjang.
"Mau kemana?" tanya Ana kepada Abimayu ketika melihatnya sudah berdiri lagi, padahal dia baru saja merebahkan tubuhnya.
Abimayu tidak menjawab pertayaan Ana, dan dia terus berjalan ke arah koper nya yang terletak di samping lemari.
"Mas Abi mau mandi?" langkah Abimayu terhenti mendengar pertanyaan dari Ana. Ia mendengar panggilan yang disematkan oleh Ana saat memanggilnya, yaitu Mas.
"Ehmmmm," tanpa menoleh, Abimayu menjawab.
"Jangan terlalu pelit untuk bicara, Mas," goda Ana kepada Abimayu sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ana merasa bahwa Abimayu sangat sulit untuk bicara, dia lebih memilih diam daripada harus mengajak Ana untuk berbicara saat ini.
Beberapa menit kemudian, Abimayu keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang ia gunakan sudah berganti menjadi pakaian santai. Dia mengarahkan pandangan ke arah tempat tidur dan melihat Ana sudah tidur pulas dengan memakai gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya.
Abimayu menghela nafas sejenak untuk menetralkan perasaan di hatinya. Tidak tahu kenapa, ia begitu enggan untuk berbicara dengan Ana.
Pernikahan ini ia terima semata-mata hanya tidak ingin menjadi anak yang durhaka kepada orang tuannya. Hampir dalam satu hari ini ia berdekatan dengan Ana, tapi rasa enggan untuk memulai hubungan dengan Ana sangat terasa di hatinya. Mencoba untuk menyukai Ana pun ia tidak ingin.
Hatinya telah dipenuhi oleh seseorang yang sudah ia sukai sejak lama dan sudah mengatakan akan datang melamarnya. Tapi semua dibatalkan karena dia telah dijodohkan dengan Ana lebih dulu.
Melihat Ana yang tidur begitu pulas, Abimayu tidak ingin membangukannya. Ia berjalan ke arah kasur untuk mengambil bantal lalu membawanya ke sebuah sofa panjang di sudut kamar tersebut.
Saat tengah malam Ana terbangun dari tidurnya, Keadaan kamar mereka sudah gelap karena lampu sudah dipadamkam. Ana melihat ke sekitar tempat tidur dan tidak menemukan Abimayu. Ana mendudukkan dirinya dengan keadaan matanya masih belum terbuka sepenuhnya dan dIa baru menyadari jika dia sudah tertidur.
Dalam keadaan gelap itu dia juga bisa melihat bahwa di atas sofa panjang kamarnya ada seseorang yang sedang tidur tanpa menggunakan selimut. Tubuh itu sedikit membungkuk karena menahan rasa dingin
Ana berjalan mendekat ke arah Abimayu, lalu dia mensejajarkan tubuhnya di samping Abimayu dan tersenyum melihat wajah tampan Abimayu yang terlelap. Ia tidak menyangka akan bersuamikan seorang Abimayu. Saat ijab qobul selesai dilafadzkan, ia telah berjanji akan mencintai suaminya dengan sepenuh hati.
Tangan Ana bergerak ingin menyentuh wajah Abimayu yang terlelap, saat ingin sampai di wajahnya, tiba-tiba Abimayu sedikit bergerak untuk mengubah posisi tidurnya. Ana tersenyum dalam hati, ia tahu bahwa tidur di sofa pasti tidak nyaman. Tangan yang awalnya ingin menyentuh wajah Abimayu beralih ke arah pundaknya. Ana menggoyangkan sedikit tubuh Abimayu supaya ia bisa terjaga.
"Mas Abi, bangun! Ayo pindah ke atas kasur, jangan tidur disini!" Ana berkata dengan pelan supaya tidak mengagetkan Abimayu.
Belum ada respon dari Abimayu, ia masih nampak pulas tanpa merasa terganggu sedikit pun.
"Mas Abi," ucap Ana lagi.
Hingga beberapa kali Ana memanggil, barulah Abimayu menyadari kalau ada orang yang sedang membangunkannya dari tidur. Saat matanya terbuka, di dalam gelapnya kamar, ia melihat wajah Ana yang begitu dekat dengannya. Tanpa sadar, ia dengan cepat bangun dari tidurnya.
"Kenapa membangunkanku?" Abimayu berkata sedikit ketus.
Meski gelap, tapi Abimayu bisa melihat kalau Ana tersenyum kepadanya.
"Mas Abi pindah ke kasur. Jangan tidur di sini! Nanti badan Mas Abi bisa sakit." Ana berkata sambil berdiri dari posisinya.
Tidak ada jawaban dari Abimayu, ia masih duduk termenung untuk menenangkan diri karena sedikit kaget setelah dibangunkan oleh Ana.
"Ayo!" tanpa rasa malu Ana mengambil tangan Abimayu agar ia cepat bangun dan melanjutkan tidurnya di atas kasur.
Saat tangan Ana memegang tangannya, Abimayu menepisnya. Rasanya ia tidak ingin disentuh oleh Ana meskipun mereka sudah berstatus suami istri.
"Ayo Mas," Ana kembali ingin memegang tangan Abimayu, dengan cepat ia mengelak dan langsung berjalan ke arah kasur membaringkan tubuhnya tanpa sepatah kata pun.
Tidak ingin menganggu Abimayu lagu, ia memutuskan akan membersihkan riasan make up nya di dalam kamar mandi supaya tidur Abimayu tidak terganggu olehnya.
Selesai membersihkan diri dari semuanya, Ana ikut bergabung di atas kasur bersama Abimayu. Malam ini tidak ada yang terjadi dia antar dia dan Abimayu seperti pengantin lainnya. Meski untuk saling mengenal pun mereka tidak ada waktu karena kelelahan.
Di fikiran Ana sekarang masih sama dengan sebelumnya, Dia masih berfikir bagaimana jika Abimayu telah melihat wajah aslinya karena saat ini dan seterusnya dia tidak akan memakai make up yang tebal lagi seperti saat memakai gaun pengantinnya.
Dia sedikit gelisah memikirkan itu sebelum akhirnya dia benar-benar tertidur.