Letnan satu Bisma Dwipangga patah hati setelah diputuskan oleh tunangannya. Hubungannya yang sudah terjalin cukup lama itu, kandas karena sebuah alasan. Demi sebuah jenjang karier yang masih ingin digapai, dr. Jelita Permata terpaksa mengambil keputusan yang cukup berat baginya.
"Aku ingin melanjutkan studiku untuk mengejar dokter spesialis. Kalau kamu tidak sabar menunggu, lebih baik kita sudahi hubungan ini. Aku kembalikan cincin tunangan ini." Dr. Lita.
"Kita masih bisa menikah walaupun kamu melanjutkan studi menjadi Dokter spesialis, aku tidak akan mengganggu studi kamu, Lita." Lettu Bisma.
Di tengah hati yang terluka dan patah hati, Bu Sindi sang mama justru datang dan memperkenalkan seorang gadis muda yang tidak asing bagi Letnan Bisma.
"Menikahlah dengan Haura, dia gadis baik dan penurut. Tidak seperti mantan tunanganmu yang lebih mementingkan egonya sendiri." Bu Sindi.
"Apa? Haura anak angkat mama dan papa yang ayahnya dirawat karena ODGJ?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Pertemuan Di Luar Kesepakatan
Motor yang dijalankan Bisma sudah tiba di Gandola Cafe, tempat yang sudah dijanjikan Bisma dan Mayor Erwan.
Sebuah mobil dengan nomer polisi yang tidak asing bagi Bisma, sudah ada di parkiran Gandola Cafe. Bisma memasuki Gandola Cafe tanpa rasa takut atau ragu.
Bisma memasuki kafe itu. Namun beberapa meter lagi sampai di suatu meja yang sudah ditempati sepasang manusia, ia terpaksa menghentikan langkahnya. Bisma menatap ke arah meja itu dengan nyalang. Rupanya Mayor Erwan tidak sendiri, diduga wanita yang duduk berhadapan dengannya merupakan Jelita. Bisma mengenali perawakan dokter satu itu, karena mereka telah hampir lima tahun bersama-sama.
Hati Bisma memanas, ia sungguh kecewa dengan Mayor Erwan yang ternyata justru melibatkan orang lain, meskipun pada dasarnya dalam pertemuan ini memang ada kaitannya dengan Jelita.
Apakah Bisma akan mundur? Sama sekali tidak, justru kalau ia mampu menghadapi dua sekaligus itu akan sangat baik untuknya, Bisma mempunyai nyali yang besar ketimbang Danki yang justru melibatkan orang lain diluar kesepakatan, yakni men to men.
"Selamat sore. Mohon maaf, saya sedikit terlambat. Boleh saya duduk diantara kalian?" Pada akhirnya Bisma menghampiri dan menyapa pasangan baru itu dengan berani. Tidak terlihat sikap gentar sama sekali.
Danki atau Mayor Erwan dan Jelita bersamaan menoleh ke arah Bisma yang memang sedang ditunggu oleh mereka. Sikap Bisma yang memperlihatkan keberanian, justru membuat mereka berdua terlihat kikuk dan risih.
"Yunior, silahkan duduk," ujar Erwan seraya memberikan ruang untuk Bisma. Bisma menduduki kursinya diantara Erwan dan Jelita. Ketika Erwan dan Jelita akan menyalaminya, Bisma justru tidak menghiraukan. Baginya pertemuan ini bukan ajang silaturahmi atau acara saling bermaaf-maafan, justru permusuhan itu seakan baru saja dimulai.
"Terimakasih Bang. Mohon maaf, bukankah pertemuan kita ini harus keluar dari konteks kedinasan maupun kesatuan kita. Seragam dan pangkat kita jangan dilibatkan di sini. Meskipun saya yunior dalam kedinasan, tapi di sini kita sama," protes Bisma.
Bisma yang dulu begitu dekat dan menyenangkan serta penuh rasa hormat kepada Mayor Erwan yang notabene seorang Danki di kesatuannya, kini berubah kaku dan datar setelah beberapa bukti perselingkuhan Jelita dan Mayor Erwan muncul ke permukaan. Erwan pun merasakan perubahan sikap Bisma itu.
Bisma yang notabene seorang yunior di kesatuannya, kini di sini melepaskan embel-embel senior yunior atau kakak leting maupun adik leting. Sikap itu beriringan dengan rasa kecewa Bisma, karena kehadiran Erwan diluar kesepakatan. Erwan justru menghadirkan Jelita, yang tentunya Bisma sudah muak apabila melihatnya. Karena baginya seorang pengkhianat adalah sesuatu yang paling memuakkan.
"Anda justru hadir diluar kesepakatan kita. Padahal sudah saya tekankan kemarin men to men, kenapa kini ada dia diantara kita?" Bisma mempertanyakan kehadiran Jelita, bahkan untuk menyebut namanya saja, Bisma seakan tidak sudi.
Erwan menatap pada Jelita, lalu pada Bisma yang terlihat sangat marah.
"Saya minta maaf sebelumnya. Kehadiran Jelita memang sengaja saya hadirkan di sini. Kami berdua ingin menjelaskan duduk perkaranya, kenapa kami bisa bersama dan menjalin suatu hubungan," jelas Erwan mengharapkan pengertian Bisma.
"Sebegitu penting kalian datang bersama dengan maksud menjelaskan duduk perkaranya. Saya rasa itu sudah tidak penting lagi. Dengan kalian duduk bersama dan datang ke sini berdua, itu sudah cukup menjelaskan jawaban dari pertanyaan saya. Selamat, kalian kini sudah bisa bersama dengan berhasil mengorbankan perasaan seseorang. Mungkin luka hati saya kebahagiaan untuk kalian. Tapi jangan senang dulu, saya meyakini suatu hal dalam hidup, bahwa sesuatu yang didapatkan secara tidak per, maka tidak akan mendapatkan kebahagiaan diujung."
Setelah menyudahi ucapannya, Bisma berdiri bermaksud menyudahi pertemuannya yang sungguh di luar kesepakatan tadi di kantor. Kehadiran mereka jelas sudah menjawab rasa penasaran di dalam hati Bisma.
"Mas Bisma dengarkan dulu penjelasan Mas Erwan. Kami terpaksa menerima perjodohan yang sudah dirancang keluarga kami dari sejak kami kecil. Kami dipertemukan kembali disaat kita sudah menjalin kasih. Jadi, ...."
"Permisi. Saya sudah tidak ada kepentingan lagi dengan urusan kalian berdua. Saya mohon diri." Bisma memotong ucapan Jelita yang tiba-tiba menyela begitu saja.
"Bisma, tunggu! Kamu sungguh tidak menghargai kehadiran kami di sini, sebelum kami bicara baik-baik kamu sudah berlalu pergi. Apakah itu yang disebut prajurit ksatria?" tahan Erwan meradang.
Bisma membalikkan badan tidak kalah meradang, maunya saat ini juga tinjunya yang sejak tadi mengepal melayang ke wajah Erwan yang sok berlaga ksatria di depan Jelita.
"Jadi, seperti kalian ini yang dinamakan ksatria? Datang keroyokan sembari menghadirkan orang lain yang tidak ada dalam kesepakatan awal. Bukankah sudah saya katakan men to men, tentu Anda paham apa itu artinya. Lagipula sudah saya katakan, kehadiran Anda berdua sudah cukup menjawab rasa penasaran saya, jadi saya rasa saya tidak perlu mendengar lagi kalimat basa-basi tidak penting Anda lagi. Permisi,"
Bisma segera angkat kaki dari kafe itu, meninggalkan Erwan dan Jelita yang terlongo menatap kepergiannya.
"Mas Bisma," panggil Jelita bermaksud berdiri.
"Sayang, biarkan saja," tahan Erwan. Jelita sedih sebab kalimat yang dilontarkan Bisma seakan doa yang bisa saja terkabul, secara di sini yang terzolimi adalah Bisma. Biasanya doa orang yang terzolimi selalu diijabah Allah. Dan Jelita kini menjadi takut.
"Aku takut ucapan Mas Bisma menjadi kenyataan, Mas. Dia telah kita zolimi karena kita berkhianat di belakangnya," ungkap Jelita was-was.
"Jangan takut, kita semata-mata menjalankan amanah kedua orang tua kita. Kita tidak akan mengalami doa jelek dari ucapan Bisma tadi. Lagipula kita saling mencintai, bukan?" hibur Erwan seraya meraih jemari Jelita penuh kehangatan.
***
Kembali ke Bisma. Bisma yang sudah keluar dari Gandola Cafe, kini menjalankan motornya dengan sangat kencang. Bisma memang mantan road racer sebelum ia menjadi Perwira TNI. Hobby kebut-kebutan di jalanan sudah makanannya sehari-hari. Dia sudah kenyang juga dengan luka bared di kaki dan lengannya. Tapi kini kebutan motornya tidak lagi bisa dikatakan road racer lagi, sebab Bisma saat ini menjalankan motornya seperti orang yang sedang kesetanan.
Tanpa diduga, tepat di belokan kiri, ada sebuah sepeda motor akan menyebrang. Sementara Bisma sudah tidak bisa menghindar lagi, terpaksa Bisma banting stang ke sisi kiri dengan maksud menjatuhkan motor itu ke parit, sementara ia loncat dari motor.
"Gubrakkkkk."
Bunyi body motor menimpa parit terdengar sampai beberapa ratus meter. Bisma nampak kesakitan di bagian kaki dan siku tangannya karena bergesekan dengan aspal. Untung saja bukan luka parah, hanya saja kakinya sedikit terkilir sehingga ia butuh pertolongan orang lain untuk membantunya berdiri.
kamu juga sering menghina Haura...
sama aja sih kalian berdua Bisma dan Jelita...😤
🤬🤬🤬🤬🤬🤬
cinta tak harus memiliki Jelita..siapa suruh selingkuh😁😁😁😁
ada ada aja nih jelita 😆😆😆😆😒
gak sia² si Bisma punya mulut bon cabe 🤣🤣🤣🤣
bilang aja kejadian yang sebenarnya...
Bisma salah paham...