Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Pelukan Hangat
" Waah.. papa cobain ya. " ucap suaminya.
Sementara Vano dan Yasmin hanya diam sambil memperhatikan keduanya.
" Kalian nggak makan. " tanya mamanya.
" Makan kok. " jawab Vano yang mulai mengambil makananya.
Mereka pun mulai menikmati makan malam dengan penuh kehangatan. Jam pun menunjukan pukul sembilan malam, kedua orang tua Vano mash duduk di ruang tengah sambil menonton TV.
" Mama sama papa belum mau pulang." tanya Vano tiba tiba.
" Ih tega bangat sih, masa kita di usir. " ucap mamanya yang mulai lagi.
" Mulai deh dramanya. " jawab Vano.
Seketika mamanya tertawa melihat ekspresi putranya itu.
" Mama sama papa nginap di sini, udah malam malas papa nyetir katanya. " jawab mamanya.
"Alasan aja." ucap Vano yang lanjut dengan lebtopnya.
"Nanti mama tidur di mana sama papa." tanya mamanya.
" Di kamar Vano. " jawab Vano.
" Kamar kamu, kamu tidur sendiri. " tanya mamanya kaget.
Seketika Vano kaget mendengarnya, hingga membuat pria itu salah tingkah.
" Maksud Vano di kamar lama Vano yang itu." jawab Vano menunjuk kamarnya.
" Kalian nggak tidur terpisah kan. " tanya mamanya curiga.
Sementara Yasmin hanya diam saja sambil menunduk.
" Aa.. nggak kok mah, masa tidur terpisah sih. " jawab Vano salah tingkah dan berbohong.
" Awas ya, kalau sampe kalian tidur pisah kamar, mama akan tinggal di sini kalau ketauan. " ucap mamanya memberi peringatan.
" Iya mah. " jawab Vano sambil melihat papanya.
Papanya seakan fahan dengan maksud tatapan Vano.
" Udah mah, yuk tidur papa udah mengantuk." ajak suaminya yang lebih dulu berjalan menuju kamar.
"Kalian juga cepat tidur, mama masuk dulu." ucap mamanya yang menyusul suaminya masuk kedalam kamar.
Keduanya hanya diam sepeninggalan kedua orang tua mereka kedalam kamar, Vano terus menatap layar lebtopnya. Sedangkan Yasmin sesekali mulai menguap, karena sudah merasa mengantuk.Vano yang menyadari hal itu, langsung menutup lebtonya menyudahi pekerjaanya.
" Yuk tidur." ajak Vano yang berlalu menuju kamar Yasmin.
Sementara Yasmin hanya diam saja, karena bingung apa harus ikut masuk kedalam.
" Kenapa, kamu pengen tidur di sofa situ." tanya Vano.
" Tidak. " jawab Yasmin yang berjalan menyusul Vano masuk kedalam kamar.
Sesampanya di dalam, Vano langsung naik keatas ranjang. Sementara itu, Yasmin berdiri diam mematung.
" Kenapa." tanya Vano karena melihat istrinya itu hanya diam saja.
Yasmin terlihat gelisah dan bingung.
" Kita sudah pernah tidur seranjang, kenapa kamu masih saja takut begitu. " ucap Vano yang turun dari ranjang menghampirinya.
" Apa karena kamu fikir saya akan menyentuhmu. " tanya Vano yang semakin mendekat.
Yasmin menggeleng dan terus memundurkan tubuhnya hingga sampai kepintu.
" Terus kenapa kamu takut begitu. " tanya Vano semakin dekat.
" Mas tolong, ja--jangan seperti ini. " ucap Yasmin yang terlihat mulai panik.
" Seperti ini gimana." tanya Vano berbisik pelan.
" Mas ter-- terlalu dekat." jawab Yasmin memalingkan wajahnya.
Vano langsung tersenyum, melihat Yasmin panik seperti itu.
" Yasmin.... " panggil Vano dengan berbisik lembut.
Yasmin tidak menjawabnya, karena dekat jantungnya sudah semakin kencang. Bahkan Vano bisa mendengarnya dengan jelas.
" Kenapa kamu begitu manis, kalau sedang malu. " tanya Vano dengan menatap mata Yasmin sangat dekat.
Yasmin langsung menggeleng, begitu Vano bertanya seperti itu. Dirinya semakin malu, bahkan wajahnya sudah sangat merah.
" Apa kamu sengaja, biar saya terpesona dengan tingkah manismu itu.." ucap Vano menggodanya.
Ini kali kedua, Vano bertingkah seperti ini. seolah olah ia ingin Yasmin terbiasa dengan perlakuanya pelan pelan. Tiba tiba mata Yasmin mulai berkaca kaca, karena tidak bisa menahan kegugupanya.
" Kamu, kok malah menangis. " tanya Vano bingung.
" Saya hanya ingin kamu tidak takut lagi dengan saya. " ucap Vano semakin bingung.
Yasmin mulai meneteskan air matanya.
" Hey, jangan menangis." ucap Vano yang pelan pelan mulai memeluknya.
Yasmin hanya diam saja, begitu Vano memeluk tubuhnya. Perlahan lahan suara tangis Yasmin mulai terdengar di dalam pelukan Vano.
" Saya minta maaf, saya tidak bermaksud membuat kamu takut. " ucap Vano yang semakin mengeratkan pelukanya.
Namun Yasmin tidak menjawabnya, malah semakin tersedu sedu menangis.
"Tolong jangan menangis, nanti mama kira saya menyakitimu. " ucap Vano yang mencoba untuk menghiburnya.
" Aku lelah mas. " jawab Yasmin yang mulai mengungkapkan isi hatinya.
" Aku lelah, terus berpura pura baik baik saja di depan semua orang. " ucap Yasmin menatap Vano sambil berlinang air mata.
" Terus berusaha seolah olah, semuanya akan indah di kemudian hari. tapi-- tapi sampai saat ini aku belum juga menemukan semua itu, aku cape mas capek. " tutur Yasmin sambil menangis.
Vano hanya diam saja, mendengarkan semua kesedihan istrinya itu. Yasmin terduduk di hadapan Vano, sambil tersedu sedu menangis menumpahkan semua isi hatinya.
" Maafkan saya. " ucap Vano memeluknya dengan penuh rasa bersalah.
Hampir sepuluh menit, Yasmin menangis di pelukan suaminya itu. Hingga tiba tiba ia tersadar karena kedekatan tubuh mereka, dengan cepat Yasmin langsung menjauh.
" Maaf. " ucap Yasmin berdiri masuk kedalam kamar mandi.
Hampir dua puluh menit ia berada di dalam, karena ingin menangkan fikiran dan perasaanya.
memberi kejutan untuk sang istri
lanjut thor ceritanya
lanjut thor ceritanya
di tunggu up nya
kalau orang lain jangan harap...
pas mateng ikannya
Vano yg di suruh mkn...