Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelanggan Pertama
Semakin pria tersebut menatapnya, semakin pula Raisa membalasnya dengan tatapan tak kalah tajam. Ia sama sekali tidak takut, ia sudah berbaik baik hati meminta maaf, tetapi pria tersebut malah membuatnya merasa kesal.
"Sudah aku katakan aku tidak sengaja. Lagipula aku sudah meminta maaf, kenapa kau malah nyolot seperti itu," tukas Raisa tak terima.
"Tidak sengaja bagaimana, sudah jelas-jelas kau itu sengaja. Atau ini adalah salah satu trik wanita penghibur untuk mencari pelanggan. Ternyata kau sangat pintar mencari pria-pria kaya, oh iya memang itu sudah keahlianmu ya untuk memikat laki-laki," tuding pria tersebut yang membuat Raisa merasa semakin geram.
Plak ...
Hingga sebuah tamparan langsung saja melayang di pipi mulus pria yang sama sekali belum diketahui identitasnya oleh Raisa, membuat pria itu sontak terkejut dan mencengkram erat tangan Raisa.
"Akh ... lepaskan aku, sakit!" Teriak Raisa yang merintih kesakitan.
"Berani sekali kau melakukan hal seperti itu kepadaku wanita jal*ng! Sudah jelas-jelas kau yang bersalah dan sekarang kau malah menamparku, dasar wanita tidak tahu diri!" Bentak pria tersebut.
"Kau yang tidak tahu diri, sudah aku katakan jika aku tidak sengaja dan aku juga sudah meminta maaf. Lagipula aku hanya menabrakmu saja, sama sekali tidak ada kerugian, kau juga sama sekali tidak terluka, bahkan kau pun tidak terjatuh, tapi kau malah menghinaku sebagai wanita penghibur dan wanita jal*ng. Dasar pria gila!" Tukas Raisa dengan emosi.
"Ck, jika bukan wanita penghibur, lantas kau siapa? Memang kenyataannya 'kan kau itu wanita penghibur, kau bekerja di klub malam ini dan pasti kau sangat terburu-buru karena ingin menemui pelangganmu. Atau kau sengaja sedang mencari target dan aku adalah targetmu kali ini," tuding pria itu lagi tanpa memikirkan perasaan Raisa sedikitpun.
Raisa mengepel erat kedua tangannya, ia terlihat begitu murka dan rasanya ingin kembali menampar pria yang ada di depan matanya saat ini. Akan tetapi tiba-tiba ia teringat akan neneknya saat ini tidak ada yang menjaga di rumah sakit. Sehingga ia pun menghentakkan tangannya dengan kuat hingga terlepas dari cengkraman pria asing yang tak dikenalnya, lalu membalikkan tubuhnya dan pergi begitu saja meninggalkan pria tersebut.
"Heh kau mau kemana? Kau sudah menabrakku sembarangan, menamparku dan sekarang kau pergi sesuka hatimu. Kau harus bertanggung jawab," ujar pria itu sembari mengejar Raisa, tetapi Raisa terlihat berlarian lalu masuk ke dalam taksi yang sudah dipesannya hingga pria itu pun kehilangan jejak Raisa.
"Lihat saja, jika aku bertemu denganmu lagi aku tidak akan melepaskanmu," ucap pria tersebut menatap tajam ke arah taksi yang Raisa tumpangi hingga tidak terlihat dari pandangan matanya.
*****
Tepat pukul 19.00 WIB, Raisa tampak sudah berdandan cantik dan menggunakan dress selutut, keluar dari kediamannya. Malam ini adalah pertama kalinya Raisa akan bekerja dengan Sheila. Karena ia sudah menandatangani surat perjanjian serta uang DP juga sudah ia terima untuk membayar rumah sakit, sehingga Raisa pun sudah tak bisa lagi untuk menolak atau menghindar. Ia langsung saja menaiki taksi online yang sudah dipesan sebelumnya menuju ke sebuah hotel yang sudah ditentukan oleh pelanggan pertamanya itu.
Sepanjang perjalanan menuju ke hotel, Raisa tampak gugup setengah mati. Perasaannya sungguh tak enak karena akan melakukan sesuatu yang sangat bertentangan dengan hatinya, akan tetapi mau tak mau ia harus siap untuk menyerahkan tubuhnya kepada seorang pria yang sama sekali tak dikenal dan malam ini kesucian yang selama ini sudah dijaga dengan baik harus ia serahkan kepada orang yang telah berani membayarnya mahal, demi kesembuhan sang nenek. Seandainya ada pilihan lain, tentunya Raisa tidak akan memilih jalan kotor ini. Tetapi pada kenyataannya ia tak memiliki pilihan lain, hanya ini jalan satu-satunya yang bisa menyelamatkan nyawa sang nenek saat ini.
"Maafkan aku Nek, aku terpaksa melakukan hal ini demi kesembuhan Nenek. Aku harap Nenek tidak akan tahu masalah ini dan seandainya Nenek tahu, Nenek akan memaafkanku," batin Raisa yang menangis di dalam hatinya.
"Nona … Nona … maaf Nona sudah sampai," panggil supir taksi sehingga menyadarkan Raisa dari lamunannya.
"Oh iya Pak, maaf," ucap Raisa lalu mengeluarkan selembar uang merah dan memberikannya kepada supir taksi.
Setelah itu pun ia turun dari taksi dan memasuki hotel bintang 5 yang begitu mewah. Benar apa yang dikatakan Sheila bahwa para pelanggan yang bekerjasama dengannya adalah orang-orang penting dan kaya raya. Karena Raisa adalah wanita muda, bahkan ia sama sekali belum pernah disentuh oleh lelaki, tentunya Raisa diberikan kepada pengusaha yang rela membayarnya berapapun dengan harga Raisa yang tentunya sangat mahal.
_____
Dengan langkah ragu, Raisa melangkahkan kakinya menuju ke lantai 5 tempat dimana pelanggannya itu menunggu. Hingga beberapa menit kemudian ia telah tiba di salah satu kamar hotel yang diyakini adalah kamar pria hidung belang tersebut. Kenapa dikatakan pria hidung belang, pastinya pria-pria itu adalah seorang pengusaha yang sudah beristri tetapi mencari wanita lain untuk memuaskan mereka dengan berbagai macam alasan, salah satunya istrinya seorang wanita karir yang sibuk bekerja, bisa juga seorang model yang tidak ingin memiliki anak atau bisa jadi merasa bosan dengan istrinya sendiri, pikir Raisa berdasarkan drama yang sering ditontonnya dan juga novel yang sering ia baca.
Raisa tampak menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya lagi secara perlahan, mencoba untuk menetralisir perasaannya, meyakinkan dirinya bahwa ia pasti bisa. Ini semua demi neneknya yang besok harus segera dioperasi.
Tok … tok … tok …
Ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar tersebut, hingga tidak berapa lama kemudian seseorang membukakan pintu untuknya. Raisa masih tampak tertunduk, tak berani untuk melihat ke arah pria yang akan ia temani, sudah ia bayangkan pria itu pastinya pria uzur yang sudah bau tanah.
"Masuk!" Ucap seorang pria yang mempersilahkan Raisa, karena sudah pasti wanita itu adalah wanita penghibur yang sudah ditunggunya.
Dengan langkah ragu, pada akhirnya Raisa pun masuk ke dalam kamar tersebut lalu mengikuti pria yang saat ini berjalan membelakanginya.
"Kau tunggu saja di sini, aku mau ke kamar mandi dulu," ucap pria tersebut dengan lembut dan langsung saja masuk ke dalam kamar mandi.
Sedangkan Raisa duduk di tempat tidur sesuai yang diperintahkan oleh pria itu.
"Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan? Sekarang apa aku harus pasrah saja dengan apa yang akan pria itu lakukan atau aku harus melawannya? Tapi aku sama sekali tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya," batin Raisa di dalam kegundahan hatinya.
"Tapi kata Mami jika aku tidak bisa memuaskan pelangganku, maka pria itu pasti akan sangat marah dan bisa saja dia tidak akan memberikanku uang. Mami juga akan merasa rugi dan memintaku untuk mengembalikan uang yang sudah diberikan sebanyak 5 kali lipat, dari mana lagi aku harus mendapatkan uang?" Batin Raisa lagi yang kini malah merasa takut.
"Tapi yang aku lihat tadi, sepertinya dia bukan pria tua. Entahlah aku belum melihat wajahnya, aku hanya melihatnya dari belakang. Apa dia pria yang sudah beristri atau pengusaha yang hanya suka bermain wanita tetapi tidak mau menikah." Raisa kembali bermonolog dengan hatinya.
Hingga di saat itu pun pria tersebut keluar dari kamar mandi dan menghampiri Raisa yang masih tampak tertunduk.
"Apa kau sudah siap? Lihat aku!" Titah pria tersebut hingga Raisa pun mendongakkan wajahnya menatap ke arah pria tersebut.
"Kau … ?" Ucap keduanya secara bersamaan.
Bersambung …