Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Ayah kasih kamu dua pilihan, nikahi Senja selama 2 tahun jika kamu bisa bertahan selama itu kamu boleh menceraikannya, dan menikahi Laras"
"Pilihan kedua?"
"Nikahi Senja, jika dalam jangka dua tahun itu ia tidak betah berumah tangga denganmu dan ingin bercerai maka kau boleh menceraikannya lalu menikahi Laras, meski tenggat waktu dua tahun tidak sampai" Baruna tersenyum Smirk, ia yakin Aby akan takluk dibawah kaki Senja, waktu dua tahun bukanlah waktu sebentar untuk membina rumah tangga.
Baruna sudah menjadi Ayah sambung untuk Senja sejak usia anak itu masih tuju tahun, sehingga Baruna paham betul karakter Senja, gadis itu telaten, pandai masak, penyabar, dan yang terpenting wajah dan tubuhnya diatas rata rata wanita lainnya. Pria mana yang tahan akan Pesona seorang gadis muda, dan Baruna yakin betul Aby adalah pria dewasa yang memiliki hasrat dan pandai berfikir tentu ia akan menilai wanita mana yang bisa menjadi istri terbaik dan ibu bagi putri semata wayangnya, ditambah lagi jika ada anak diantara mereka maka perceraian tak akan pernah terjadi.
Aby pun tersenyum penuh arti, 2 tahun ? Itu tidak masalah baginya asalkan bisa kembali bersama cinta pertamanya tentu apapun akan ia lakukan.
"Tapi ingat selama masa pernikahan jangan pernah menyakiti fisik maupun batinnya" Pesan Baruna yang terdengar menohok tajam
.
.
.
"Panggil Mas mu!!" Titah Bunda Rini.
Senja yang tadinya membantu Rini menyiapkan makan malam bersama dua orang ART langsung meletakkan pekerjaannya.
"Baik Bunda" Lagi lagi Senja tersenyum pada wanita paruh baya yang tak akan pernah menunjukkan sisi hangatnya.
Senja berjalan Pelan disepanjang koridor lantai dua, kamar ujung dengan ukuran besar menjadi tujuan utamanya.
Gadis 18 tahun itu sempat meninju udara dihadapannya tatkala mengingat tuduhan tidak berdasar yang dikemas Aby dalam sebuah pertanyaan menyudutkan beberapa hari yang lalu.
Tok tok.....
"Mas....dipanggil bunda makan malam" Ujar Senja sedikit berteriak, Aby pulang dua kali setahun itu artinya ini adalah kepulangan aby yang ke 4 sejak Senja mendiami kediaman utama Baruna ini.
Dan Setiap kepulangan Dokter Bedah umum itu, Senja selalu mendapatkan Tugas seperti ini oleh bunda Rini, memanggil Masnya Sarapan, makan siang, makan malam hingga menyiapkan kopi dan cemilan favorit pria itu, meski Aby sama sekali tak pernah menganggap keberadaannya.
"Hemmm" sahut Aby begitu keluar dari kamar dengan kaila didalam gendongannya, gadis kecil berusia 2 tahun itu sudah mengenakan Piyama tidurnya.
"Nendong....." Ujar Kaila dengan suara khasnya. Seraya, mengulurkan tangannya kearah Senja.
Senja langsung mengambil Kaila dan berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Aby yang masih menatapnya dari Belakang sambil sesekali mencium pipi Kaila. Yah anak DS memang sangat bahagia jika dihujami kasih sayang yang berlebih, mungkin karena hal itu juga Kaila sangat menyukai Tante tirinya itu.
Makan malam berlangsung, semua duduk ditempat masing masing, Baruna paling ujung sebagai pemimpin keluarga sementara Aby disisi kanannya dan Rini disisi kirinya. Dan Senja duduk disebelah Bunda Rini diantarai Kaila yang ia suapi dengan penuh kasih sayang.
Setiap Kaila Datang Senja memang paling dekat dengan anak itu, dan tak ada yang melarangnya.
"Itan....Itan....itan....." ujar Kaila tidak sabaran...saat melihat seekor ikan kakap goreng dihadapannya.
"Iya sebentar sayang ya....Aunty kan lagi buka tulangnya"
Cup..
Lagi lagi sebuah kecupan mendarat dipipi gembul Kaila,hingga anak itu tak jadi tantrum. Biasanya jika ada yang kaila inginkan dan dalam jangka 10 detik ia tak mendapatnya maka ia akan menangis sejadi jadinya,jika sudah begitu hanya aby yang sanggup menenangkannya. Padahal sang suster juga kadang memberikan kasih sayang namun entah mungkin Kaila bisa membedakan mana kasih sayang yang tulus dan terpaksa.
Jika mengingat kaila yang seperti itu terkadang hati aby berdenyut nyeri , ia menyesalkan mengapa Laras dulu begitu tega meninggalkan mereka meski sebenarnya Aby mencoba memahami Laras.
Laras adalah junior Aby usia mereka terpaut 1 tahun, Aby lebih tua. Saat menikah Laras dan aby sudah sepakat tidak memiliki momongan dulu karena laras akan melanjutkan pendidikan spesialisnya, akan tetapi ternyata ia hamil dan aby menjadi egois, ia lebih mementingkan Kondisi kehamilan laras dan melarangnya untuk melanjutkan pendidikannya.
Ambisi Laras adalah menjadi seorang Dokter ahli kandungan dan mengambil alih rumah sakit bersalin milik mertuanya, sementara Aby tetap menjadi Dokter sekaligus penerus sang ayah di PT. Baruna Jaya, meski tidak termasuk group company karena perusahaan Baruna hanya terdiri dari 1 induk perusahaan yang cukup besar namun bisa menghasillan milyaran rupiah perbulannya.
Saat Kaila lahir Laras sebenarnya bukan menenenangkan diri, akan tetapi melanjutkan pendidikannya diam diam karena takut jika menunda lagi maka usianya akan kadaluarsa. Laras sesumbar Aby akan tetap patuh padanya, namun nyatanya ia salah Baruna turun tangan dan menyuruh Aby menceraikan dirinya.
Kini setelah 2 tahun berlalu Laras kehabisan Dana dan ia butuh Aby membantunya, 3 bulan sudah ia gencar menggoda mantan suaminya sehingga pria 33 tahun berfikir untuk kembali meminta restu sang ayah, ia tidak Peduli dengan Laras yang sudah menikah lagi dan kemudian bercerai, justru aby bersyukur jalannya untuk kembali bersama sang mantan sudah terbuka lebar, karena jika tidak pernah menikah maka Aby tak akan bisa merujuk mantan istrinya.
Bodoh! Seperti yang biasa digaungkan Risya salah satu sahabat dokternya, tapi abi tak peduli ia hanya butuh Laras kembali menjadi ibu kaila.
Kini semua keluarga Baruna tengah berkumpul diruang keluarga, Baruna dan Rini nampak duduk berdampingan diatas sofa sambil mengamati Kaila dan senja yang tengah bermain diatas karpet. Sementara Aby sibuk dengan chanel berita namun fokus fikirannya adalah bagaimana membuat Senja mau ia nikahi.
"Senja kau ingin mengambil Jurusan apa Nak?" Tanya Baruna..
Senja nampak berfikir seraya mengangkap Kaila dan mendudukannya diatas pangkuan.
"PGSD yah, Senja ingin menjadi seorang gudacil"
"Gudacil?" Rini kali ini menimpali.
"Iya bunda, Gudacil. Guru daerah terpencil, Senja ingin memgabdi disalah satu daerah terpencil di Indonesia"
"Kau ingin meninggalkan kami?" Raut wajah Baruna terlihat tidak setuju.
"Tidak Ayah, saat libur sekolah Aku akan mengunjungi rumah ini lagi" ucap Senja dengan senyum lebarnya.
Tak cukup dengan kuliah diluar Kota, Senja memang sudah lama bercita cita tinggal ditempat terpencil dimana tak ada orang yang akan mengenalinya sebagai anak dari seorang Pelakor, Kota lain hanya akan ia gunakan sebagai tempat menuntut ilmu.
Ketiga orang yang duduk di sofa itu menelan saliva hampir bersamaan mendengar penuturan Senja.
Rini meski terkesan dingin namun ia tidak rela jika Senja pergi Jauh, untuk itu ia berusaha menerima saran Baruna yang hendak menikahkan Senja dengan Aby.
"Bagaimana dengan Mas mu Senja? Kalian akan menikah!" Baruna.
"Eh......" Senja gelagapan, ia fikir masalah ini sudah selesai, Aby bukannya menolak usulan Baruna. Senja menoleh dan memberanikan diri menatap Aby mencoba mencari penolakan dari si pria berkaca mata minus itu, namun nihil pria itu justru menatapnya Datar.
"Ma-maksud Ayah?"
" Ayahmu ingin kalian segera Menikah dan mengurusi Kaila bersama, kau tetap bisa melanjutkan pendidikan sebagai istri Masmu" terang Rini.
Mendengar hal tersebut Senja sampai mengerjap beberapa kali.
"Ta-Tapi Bun......"
"Sebelum Masmu kembali ke Jakarta kalian harus menikah" Tegas Baruna sekali lagi.
"Ta-tapi..."
"Kenapa? Masmu kurang tampan? Atau karena dia Duda dan punya anak? Atau karena kau yang terlalu muda?" Kali ini Bunda Rini terdengar sedikit Geram sehingga Senja langsung menjatuhkan pandangannya, ia merasa tengah dihakimi.
Ia memang tak punya hak mengutarakan pendapat dikeluarga ini setelah apa yang Baruna lakukan untuknya dan sang Ibu.
Sementara Aby hanya menyeringai tipis menatap sang adik tiri yang terlihat tidak berdaya.
'Mas aby tidak mencintaiku dan begitupun sebaliknya, lantas bagaimana mungkin kami bisa menikah' batin Senja.