Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 3
Sampai - sampai membuat Naya galau dan stress saat ini karena memikirkan semuanya, di saat seperti itu sayup-sayup terdengar suara orang menangis dan itu sukses membuat bulu kuduk Naya langsung merinding.
Huuuhuhu...
Huuuhuhu...
Huuuhuhu...
" Astaga suara apa itu, seperti suara orang menangis, dari mana ya asal suara itu, shiiiith... kenapa juga pakai merinding segala " gumam Naya pelan sambil mencari asal suara itu karena penasaran
Setelah mengikuti arah suara itu berasal ternyata dari balik pohon besar yang menaungi tempat Naya duduk tadi.
" Haaah... ternyata suara manusia, kirain suara Kunti. hampir saja jantungku copot huuuh... " gumam Naya yang merasa lega setelah tahu asal suara itu.
Perlahan Naya mendekati orang yang sedang menangis sesenggukan itu.
" Dek, kenapa menangis sendirian di sini, orang tuanya kemana ?" tanya Naya sambil duduk di sebelah gadis kecil yang menangis sendirian.
" Hiks hiks hiks... Flo sedih kak, Mamah Flo pergi ninggalin Flo dan papah hiks hiks hiks... " jawab gadis itu masih nangis sesenggukan.
" Ya ampun, cup cup cup sudah jangan nangis lagi ya, memangnya mamah Flo pergi kemana, dan papah Flo ada di mana sekarang ?" tanya Naya sambil mengusap punggung gadis kecil itu yang berusia lima tahun.
" Hiks hiks hiks... Mamah pergi jauh, kata papah mamah pergi ke surga, dan ga bakalan balik lagi hiks hiks hiks... kalau papah sekarang kerja kak, Flo di rumah sama suster hiks hiks hiks... " jawab gadis kecil itu lagi.
Mendengar itu seketika Naya langsung menarik gadis kecil itu dalam pelukannya.
" Ya ampun, kasihan sekali kamu sayang, cup cup cup... sudah jangan nangis lagi ya. Sekarang rumah kamu dimana, biar kakak antara pulang " kata Naya merasa sangat kasihan sekali dengan gadis kecil itu.
" Nggak kak, hiks hiks hiks... jangan bawa Flo pulang, Flo takut, suster Reni galak kak, suka marah sampai mukul Flo, Flo takut kak Flo tidak mau pulang hiks hiks hiks... " jawab gadis itu yang mengeratkan pelukannya terhadap Naya.
" Ya ampun, cup cup cup... sudah sudah tenang ya jangan takut ada kakak di sini, kamu aman bersama kakak, sudah ya sayang jangan nangis lagi cup cup cup... " kata Naya sambil mengeratkan pelukannya terhadap gadis kecil yang seperti ketakutan dan sedih itu.
Entah kenapa rasa keibuan timbul di dalam hati Naya, padahal selama ini ia tidak pernah berurusan dengan yang namanya anak kecil, tapi setelah bertemu gadis kecil ini, rasa sayang dan kasihan langsung muncul dari dalam hatinya.
Bahkan saking hangat Naya memeluk gadis kecil yang tadinya menangis itu sekarang sudah tenang bahkan sampai tertidur di pelukan Naya saking lelahnya ia menangis.
" Ternyata tertidur kamu rupanya, pantesan tidak bersuara lagi, kasihan kamu adik kecil, masih kecil seperti ini sudah harus kehilangan seorang ibu. " gumam Naya pelan sambil mengusap kepala serta pipi chubby gadis kecil itu.
" Keterlaluan sekali papah nya itu, sampai tidak tahu kalau anaknya di siksa, tidak apa-apa sayang, kamu aman bersama kakak sekarang. " gumam Naya lagi sambil membayangkan bertapa menderitanya gadis kecil ini sekarang.
Bahkan tak sengaja punggung gadis kecil itu terbuka karena usapan Naya.
" Ya ampun, kenapa sampai biru seperti ini, ini penganiaya namanya, keterlaluan ini tidak bisa di biarkan, kamu tenang sayang kakak akan membantumu. " gumam Naya lagi setelah tak sengaja melihat beberapa memar di punggung gadis kecil yang terlelap di pelukannya itu.
Dengan rasa kasihan Naya terus mengusap kepala gadis kecil itu agar semakin lelap tidurnya, dengan perlahan Naya merebahkan Flo di pangkuannya.
Memandang wajah teduh anak yang tidur di pangkuannya itu, membuat hati Naya sangat damai, sehingga pikiran dan stress yang ia rasakan tadi meluap begitu saja, yang ada hanya rasa sayang yang alami timbul begitu saja dari dalam diri dan hatinya.
Saking asiknya memandang wajah gadis kecil yang terlelap itu, tiba - tiba muncul ide cemerlang di kepala Naya, sehingga membuat Naya tersenyum sendiri.