Couple Crazy

Jovita tidak menjawab ataupun menanggapi, dia tetap berjalan dan duduk di tepi tempat tidur sembari mengulurkan tangannya mencoba memastikan suhu tubuh Rega saat apakah demam atau tidak. Spontan Rega pun terkejut dengan apa yang dilakukan Jovita, dia langsung membuka matanya tapi tidak menepis apa yang Jovita lakukan seperti biasanya.

“Apa yang kau lakukan? Bukankah—”

“Syukurlah kau tidak demam. Sebaiknya kau meminum obat maag nya dulu, setelah itu aku akan membuatkan makanan yang cukup mudah di cerna agar kondisimu cepat membaik,” potong Jovita yang tidak ingin berdebat dengan orang yang sedang sakit.

“Dan ganti pakaianmu agar lebih nyaman saat beristirahatnya,” sambungnya berniat pergi seperti yang diinginkan oleh Rega.

Tapi siapa sangka baru saja Jovita berdiri, tiba-tiba Rega menggenggam tangannya seakan tidak menginginkan kepergian Jovita. Entah ‘lah, Rega sendiri tidak tahu apa yang sedang dia lakukan, hanya saja dia merasa lebih saat Jovita berada di dekatnya. Berbeda dengan Jovita yang kini bingung dengan sikap suaminya, dia yang baru saja mengusirnya kini malah menggenggam tangannya seolah tidak ingin dirinya pergi.

“Ada apa? Apakah kau membutuhkan sesuatu?” tanya Jovita menatap penuh tanya pada Rega.

“Tidak, lupakan saja! Pergilah!”

Dengan sangat terpaksa Rega melepas genggaman tangannya pada Jovita, lalu kembali menyuruhnya untuk pergi. Meski kebingungan dengan sikap aneh Rega, Jovita pun berjalan pergi meninggalkan Rega sendirian di dalam kamar mereka. Sebab dia harus membuatkan sesuatu yang bisa Rega makan untuk memulihkan kondisinya.

...****************...

Sementara di rumah sakit, tampak Jamie tengah melakukan pemeriksaan menyeluruh bersama dengan Nathan. Sedangkan Shea dan Zhea menunggu dengan cemas di luar ruangan ditemani oleh Papah Phillip dan juga Mamah Tia yang datang untuk mengunjungi putranya. Namun, sepertinya mereka datang di saat yang tidak tepat, karena bertepatan dengan Jamie yang akan menjalani pemeriksaan secara menyeluruh.

“Shea, kau yakin Jamie baik-baik saja? Kenapa harus menjalani pemeriksaan secara menyeluruh kalau dia memang benar baik-baik saja?”

Mamah Tia yang tidak tahu tentang putranya yang memiliki kepribadian ganda, tentu merasa aneh dengan Jamie yang harus menjalani pemeriksaan menyeluruh tapi Shea berkata Jamie baik-baik saja. Dipikir bagaimana pun semuanya terasa aneh, apalagi ini berkaitan dengan putra satu-satunya yang mereka miliki.

“Apa yang dikatakan Mamahmu benar, Shea! Lebih baik kau jujur pada kami, sebenarnya apa yang terjadi pada Jamie sampai harus menjalani perawatan dan pemeriksaan secara menyeluruh seperti ini.” Papah Phillip menambahkan, ikut mendesak agar menantunya itu mau mengatakan yang sejujurnya.

“Apa yang Shea katakan memang benar, Pah! Mah! Jamie baik-baik saja, kami melakukan pemeriksaan secara menyeluruh karena kami ingin bertanggung jawab saja atas perbuatan Paman Zef yang tidak sengaja memukul Jamie hingga pingsan.” Zhea membantu saudari kembarnya yang tampak kesulitan membuat alasan.

“Benar, Pah! Mah! Bagaimana pun juga Jamie dan Shea baru menikah beberapa minggu yang lalu. Melihat Jamie yang terluka dan pingsan di depan mataku, tentu saja membuatku menjadi sangat khawatir hingga meminta Kak Nath untuk memeriksanya secara menyeluruh.” Shea membenarkan apa yang Zhea katakan sebelumnya dengan sedikit berdrama ala korea untuk menyakinkan.

“Astaga, jadi itu alasannya! Kami sudah sangat khawatir begitu mendengar Jamie di rawat di rumah sakit. Jovita bahkan berniat menyusul kami, tapi tidak jadi karena suaminya yang sedang sakit,” ujar Mamah Tia yang membuat Shea mengingat tentang foto yang berhasil Noah dan Tristan temukan sebelum kecelakaan Jamie terjadi.

“Benar, Kak Jovita dan Kak Rega … Aku harus segera mengambil langkah yang tepat untuk menangani mereka. Aku akan menemui mereka begitu Jamie selesai dengan pemeriksaannya,” batin Shea yang tidak akan tinggal diam lagi.

“Shea, tolong jaga Jamie dengan baik! Jujur saja, kami sebagai orang tuanya tidak tahu apapun tentang anak kami sendiri karena Jamie … Anak itu selalu menutup dirinya saat berada di dekat kami, bahkan dia sampai menyamar sebagai preman saat itu karena tidak ingin mewarisi bisnis keluarga,” ujar Papah Phillip dengan tatapan penuh penyesalan.

“Selama ini kami tidak terlalu memperdulikan Jovita dan Jamie karena pekerjaan kami, sehingga mereka tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang seperti anak-anak lainnya. Kami pikir mencukupi kebutuhan hidup mereka saja sudah cukup, tapi rupanya aku salah dan membuat mereka menjadi anak-anak yang menutup diri dari orang tuanya,” sambungnya.

“Mungkin mereka sudah terbiasa mengatasi semuanya sendiri. Sehingga sampai saat ini mereka selalu menyimpan apa yang mereka rasakan dan mereka pikirkan seorang diri,” imbuh Mamah Tia.

“Tapi Jamie mulai berubah setelah bertemu denganmu, Shea! Untuk pertama kalinya Jamie meminta sesuatu dari kami yaitu memiliki REXTON Group agar bisa sebanding denganmu.” Papah Phillip kembali bercerita.

“Benar, untuk pertama kalinya Jamie mengutarakan keinginannya pada kami dan menceritakan yang ada dipikirannya.” Mamah Tia kembali membenarkan.

“Papah! Mamah, bisakah kalian ceritakan lebih banyak lagi tentang Jamie dan Kak Jovita, akan lebih baik kalau dari masa kecil mereka sampai sekarang,” pinta Shea yang penasaran dengan kehidupan Jamie dan Jovita, siapa tahu dia mendapatkan sesuatu yang mungkin berguna untuk menyelesaikan masalah saat ini.

“Tentu, Sayang!” balas Mamah Tia sembari membelai wajah cantik menantunya itu.

Shea dan Zhea pun mendengarkan cerita tentang Jamie dan Jovita dari Papah Phillip serta Mamah Tia sembari menunggu Jamie menyelesaikan pemeriksaannya. Sementara Jamie tampak harus bersikap serius, karena Nathan yang terlalu fokus dengan pemeriksaannya. Bahkan Jamie sampai tidak berani berkata satu patah kata pun.

“Kondisi fisikmu semuanya terlihat bagus, maka masalahnya berada di kepalamu. Apakah kau masih ingat dengan trauma berat yang aku alami … Aah, lebih tepatnya tentang bagaimana kecelakaan yang kau alami saat itu atau kejadian sebelum kecelakaan itu terjadi?” tanya Nathan yang telah menyimpulkan bahwa munculnya kepribadian ganda Jamie berhubungan dengan kecelakaan yang dia alami.

“A-aku tidak tahu! Yang aku ingat hanya mobil yang aku kendarai tidak bisa di kendalikan dan berakhir menabrak pembatas jalan. Setelahnya aku sungguh tidak mengingat apapun,” jawab Jamie yang ragu dengan jawabannya sendiri.

“Bukankah dari laporan kepolisian menjelaskan bahwa ada beberapa korban lainnya di lokasi tempat kecelakaanmu terjadi. Dalam laporan itu tertulis bahwa sebelum kau menabrak pembatas jalan, kau menabrak orang-orang itu,” ujar Nathan yang menyamakan keterangan dari Jamie dengan laporan dari kepolisian yang Tristan dan Noah dapatkan sebelumnya.

“Aku … Sama sekali tidak mengingat tentang orang-orang yang menjadi korban itu. Dalam ingatanku, mobil yang aku kendarai hanya menabrak pembatas jalan saja.” Jamie merasa yakin bahwa dia tidak menabrak apapun lagi kecuali pembatas jalan.

Bersambung …