Nathan menjadi duda setelah menikah untuk ke dua puluh kalinya. Semuanya berakhir di saat malam pertamanya. Dia tak bisa melakukan kewajibannya pada istrinya hingga membuatnya mendadak untuk kesekian kalinya.
Jovita seorang gadis yang menikah dengan Deon karena suatu perjodohan dan tanpa ikatan cinta di antara mereka. Di malam pertamanya setelah menikah, Deon bersama wanita lain untuk menghabiskan malamnya.
Karena sering diabaikan oleh Deon, Jovita akhirnya mencari kesenangan sendiri. Secara tak sengaja dia bertemu dengan Nathan.
Awalnya hubungan mereka hanya teman biasa. Namun Nathan menaruh rasa pada Jovita yang mempunyai paras mirip seperti Cinta Pertamanya yang telah meninggal.
Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta mereka? Apakah mereka bisa bersatu atau hanya sekedar menjadi teman saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 3 Tetap Tidak Bisa
Pagi harinya Risty bangun dan membuka matanya. Ia duduk dan menatap ke sampingnya.
“Nathan tidak tidur di sini semalam, kemana dia ?” Risty melihat tempat tidur di sampingnya kosong dan rapi sekali. “Apa dia tidur di ruangan lain ?” melihat tak ada bantal di sana.
Risty kemudian turun dari tempat tidur lalu keluar kamar untuk mencari suaminya.
“Di sini juga tidak ada.” Risty tidak menemukan Nathan di kamar sebelah yang ternyata juga kosong setelah mencarinya di ruang tamu.
“Bi... apa lihat tuan muda pagi ini ?” Risty bertanya pada pelayan di rumah saat berpapasan dengannya. “Oh nona Risty, tuan Nathan sudah berangkat ke kantor 15 menit yang lalu.” pelayan menjelaskan.
“Apa... ? Dia pergi begitu saja tanpa memberitahu ku ?” Risty terlihat terkejut sekali hingga tak bisa berkata-kata, bahkan setelah pelayan di rumah itu pergi meninggalkannya. “Oh mungkin dia ada jadwal meeting mendadak dan tak bisa memberitahuku makanya dia pergi tanpa bilang pada ku.” Risty yang merasa kalau mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Wanita itu kemudian kembali masuk ke kamar dan membersihkan diri setelahnya.
Sementara di kantor terlihat Nathan baru saja keluar dari tempat parkir.
“Hey Nathan !” panggil seseorang dari arah belakang pria itu. “Alvin ?!” ucap Nathan saat berbalik dan melihat temannya.
Ya, Alvin bisa di bilang teman dekatnya dan mereka satu universitas dulu. Tak hanya itu rupanya Alvin merupakan putra dari sahabat ayahnya Nathan.
“Hey, ini kan harusnya kau masih cuti menikah kenapa sudah masuk ?” Alvin menepuk bahu Nathan sambil tersenyum kecil. “Di kantor banyak urusan yang harus aku selesaikan dan tak bisa tinggal.” Nathan menjawabnya dengan ekspresi dingin dan datar seperti biasanya.
“Hey kau bisa mengesampingkan sejenak masalah kantor untuk menghabiskan bulan madu mu.” Alvin berjalan mengejar Nathan yang berjalan lebih cepat darinya.
Nathan diam saja tidak menanggapi pernyataan Alvin dan terlihat biasa saja.
“Nathan lalu bagaimana dengan malam pertamamu kemarin ? Apakah itu sangat mengesankan sekali ?” iseng Alvin bertanya padanya karena ia belum menikah dan belum tahu rasanya, makanya ia ingin mendengar pengalaman dari temannya itu. “Mengesankan apa ? Aku tak bisa melakukan itu.” jawabnya singkat dan lirih sambil menoleh ke samping untuk melihat situasi barangkali saja nanti ada yang mendengarnya
“Coba lagi malam nanti. Mungkin kemarin kau hanya tegang saja makanya kurang lancar.” bisik Alvin lirih karena melihat beberapa staf lain lewat di sampingnya.
Nathan diam tak menanggapi. Ia sebenarnya merasa malu menceritakan hal pribadi seperti itu pada Alvin, namun karena temannya itu sering share masalah-masalah lainnya tentang kehidupan dan masalah lainnya, Nathan pun selalu jujur dan terbuka pada pria itu.
Di dalam kantor Nathan duduk di ruangannya. Ia kembali memikirkan apa yang barusan diucapkan oleh Alvin. “Mungkin memang benar apa yang diucapkan oleh Alvin. Jadi sebaiknya nanti malam aku akan mencobanya lagi.” Nathan berdiri dan menatap kosong keluar jendela.
Malam hari di rumah.
Nathan dan Risty berada di kamar tidur. Suasana tampak canggung setelah kejadian semalam saat mereka duduk di tempat tidur.
Nathan yang dingin mencoba membelai Risty dan wanita itu terlihat senang sekali.
Risty pun memberanikan diri untuk membuka baju Nathan seperti malam sebelumnya. Ia pun segera menarik pria itu ke atas tubuhnya setelah tak ada pakaian yang menempel sama sekali di tubuhnya.
Hal yang sama seperti semalam kembali terulang lagi. Sudah tiga puluh menit lebih Nathan berusaha namun tetap tak bisa melakukannya.
“Maaf.” Seketika pria itu segera turun dari tempat tidur dan mengenakan kembali pakaiannya.
Ia pun keluar kamar dan meninggalkan Risty begitu saja.
“Nathan, apa aku kurang menarik bagimu ?” Risty menatap pintu yang tertutup dengan sedih sambil menutupi tubuhnya dengan selimut putih yang ada di sana.