Elang Dirgantara, seorang pria yang suka tawuran, balap liar dan suka berpesta minum minuman keras, harus datang ke perjodohan yang sang kakek rencanakan. Awalnya dia memutuskan datang hanya untuk menolak dan mempermalukan wanita yang akan di jodohkan olehnya itu. Namun apa lah daya, saat ia bertemu dan melihat calon istri untuk pertama kalinya, ada getaran aneh yang ia rasakan dalam hatinya.
Wajah teduh nan ayu milik calon istrinya mampu membuatnya terpukau. Bahkan suara sang calon istri membuatnya tenang dan damai. Tutur kata yang lembut dan halus tak mampu mengalihkan pandangan mata Elang dari wajah ayu calon istrinya itu.
Bagaimana kah perjalanan kisah cinta Elang Dirgantara?
Mari membaca dan mulai lah masuk ke dalam dunia halu kita ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diyah nur arroyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03 Pertemuan lll
Zahra terdiam mendengar ucapan Dion. Dia meremas jemarinya karena akan di jodohkan dengan pria yang belum pernah ia temui sebelumnya.
Zahra ingin sekali menolak, namun dia tidak ingin membuat kakeknya kecewa. Dia paling menyayangi kakeknya karena hanya kakeknya lah yang selalu ada untuk Zahra.
Zahra sejak kecil tidak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tuannya. Sang ayah meninggal dalam kecelakaan saat ibunda Zahra sedang mengandung Zahra. Setelah lahir dan berusia 9 bulan ibunda Zahra juga meninggal karena serangan jantung.
Saat ini hanya Dion dan sang kakek yang ia miliki. Dia tanpa sadar menitihkan air matanya. Dion yang tidak tega melihat adiknya menangis pun meraih tubuh adiknya dan memeluknya erat.
"Jika kamu tidak ingin melakukan perhodohan ini, abang akan coba bicara dengan teman kakek itu Zahra. Abang tidak ingin melihat kamu terluka dan menangis seperti ini dek" Ucap Dion lembut.
"Aku akan terima perjodohan ini bang, aku tidak ingin membuat kakek kecewa. Aku ingin berbakti pada kakek bang." Ucap Zahra lirih.
Sakit, memang itu lah yang saat ini Zahra rasakan. Dia merasa sakit dalam hatinya karena harus menerima perjodohan ini. Tapi dia harus tegar dan percaya pada kakek. Kakek tidak akan membiarkan dirinya terluka dan dia pun yakin jika kakek telah memilihkan jodoh terbaik untuk Zahra.
"Baik lah jika itu pilihan kamu dek, abang akan mendukung apa saja keputusan kamu." Ucap Dion mencium pucuk kepala Zahra.
"Sekarang istirahat lah dek" Ucap Dion melapas pelukannya pada sang adik.
Zahra hanya mengangguk pelan. Dia bangkit lalu berjalan ke arah tangga rumahnya untuk menuju ke kamar. Zahra menutup pintu kamarnya. Dia melihat koper besar yang masih berada di samping ranjangnya.
"Jangan putus asa Ara, kamu pasti kuat menerima perjodohan ini" Ucap Zahra menguatkan dirinya sendiri.
Zahra menarik kopernya lalu menata pakaiannya ke dalam lemari baju yang ada di dalam kamarnya.
🌹🌹🌹
Malam harinya.
Zahra telah siap dengan gamis berwarna biru muda dan kerudung senada. Dia juga memakai sedikit riasan untuk menunjang penampilannya itu.
Tok tok tok
"Dek, sudah siap belum?" Tanya Dion yang berada di depan pintu kamar Zahra yang masih tertutup.
Zahra membuka pintu kamarnya, dia tersenyum cantik pada Dion yang juga tampak tampan dengan kemeja biru tua dan celana kain hitamnya.
"Abang sudah turun temui teman kakek?" Tanya Zahra.
"Belum, abang mau turun bersama kamu saja" Ucap Dion juga tersenyum.
Dion sedikit membenarkan kerudung sang adik agar terlihat lebih sempurna. Setelah itu dia mencium kening adiknya dengan penuh rasa sayang.
"Abang sangat menyayangi kamu dek" Ucap Dion.
"Aku pun sayang dengan abang" Jawab Zahra tersenyum.
"Ayo turun, kita temui teman kakek sekarang" Ucap Dion. Zahra mengangguk dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
Akhirnya mereka berdua menuruni anak tangga rumahnya. Dion terus menggenggam tangan adiknya itu yang terasa dingin. Dion tau jika adiknya saat ini sedang tegang. Namun sebisa mungkin Dion memberikan genggaman tangan yang nyaman untuk adiknya itu.
Di ruang tamu, kakek Dirga sahabat kakek Tara sedang berbincang dengan pak Amir, sedangkan sang cucu yang memakai jaket kulit berwarna hitam dengan kaos putih polos serta celana jins hitam sobek sobek tengah memainkan ponselnya untuk bertukar pesan dengan kedua sahabatnya.
💬 Lo di mana Lang, kita sudah ada di arena balap sekarang." Dika
💬 Lang, lo tidak lupa kan? Lo ada janji balapan malam ini." Langit
💬Gue ingat, tapi sepertinya malam ini gue tidak bisa datang. Gue di paksa kakek pergi sekarang. Lo saja Ngit yang maju" Elang.
💬Lo yakin Lang? Taruhannya lumayan besar malam ini." Langit
💬Iya Lang, taruhannya 30 juta" Dika.
💬Tapi sorry, gue tidak bisa sekarang." Elang.
💬Ya sudah biar gue yang turun ke jalan, soal taruhannya nanti buat kita party saja di apartemen Lo" Langit.
💬Setuju" Dika
💬Ok" Elang.
Baru saja dia membalas pesan temannya itu, sang kakek menepuk pahanya dan mulai berdiri. Elang menaruh ponselnya di atas meja dan juga bangkit dari duduknya malas.
"Lo ngapain di sini" Ucap Dion yang terbelalak matanya melihat Elang yang sedang berada di rumahnya.
Elang yang tidak asing dengan suara yang ia dengar pun mulai menatap pemilik suara itu. Dia pun terkejut dengan adanya Dion sang wakil ketua osis yang sering memberikan hukuman pada Elang karena terlambat masuk sekolah.
Elang ingin marah namun dia tertegun melihat gadis yang sedang berada di belakang Dion. Dia melihat gadis itu yang tertunduk dengan terus menggenggam tangan Dion erat.
Terlihat jelas wajah cantik gadis itu yang mampu menggetarkan hati Elang. Elang memegangi dadanya saat merasakan jantungnya yang berpacu cepat.
"Kalian saling kenal?" Tanya kakek Dirga yang memecah kesunyian di ruangan itu.
"Iya tuan, mas Dion dan mas Elang satu sekolah" Jawab Pak Amir.
"Oh" Jawab kakek Dirga singkat.
"Mas Dion, nona Zahra silahkan duduk di sini" Ucap pak Amir yang mempersilahkan kedua majikannya itu.
"Terima kasih pak Amir" Ucap Zahra lembut.
Elang yang mendengar suara lembut Zahra merasa jantungnya semakun berdebar. Dia terus manatap wajah Zahra yang mendamaikan hatinya.
"Elang sedang apa kamu? Duduk sekarang" Ucap kakek Dirga yang menyadarkan Elang dari lamunannya itu.
Elang menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, dia duduk kembali di sebalah sang kakek. Elang terus mencuri pandang pada Zahra yang menundukkan kepalanya.
"Maaf kami datang mendadak seperti ini nak Dion, saya baru saja pulang dari luar negri dan say terkejut dengan kabar dari anak buah saya yang mengatakan bahwa Tara sedang di rawat di rumah sakit."
"Kalian tentu tau maksud kedatangan saya ke sini malam ini. Saya ingin menjalankan janji saya pada Tara sekarang. Saya takut jika terlambat dan membuat Tara tidak tenang karena masih memiliki janji pada saya" Jelas kakek Dirga.
"Maaf jika saya tidak sopan karena menyela tuan, tapi apa dia yang akan menikah dengan adik saya?" Tanya Dion dingun.
"Iya, dia satu satunya cucuku dan dia akan menikah dengan adik kamu" Jawab kakek Dirga tersenyum
"Saya menolaknya" Ucap Dion tegas.
Mendengar ucapan Dion, seketika Zahra menatap kakaknya heran. Dia tidak tau apa yang saat ini kakaknya itu pikirkan.
"Ada apa Dion? Kenapa kamu menolaknya?" Tanya kakek Dirga.
"Pria yang seperti dia tidak cocok dengan adik saya. Dia yang sering membuat ulah dan suka membuat masalah tidak akan mampu menjadi imam yang baik bagi adik saya" Ucap Dion menatap tajam ke arah Elang.
⚜⚜⚜
Uang parkirnya kaka, jangan lupa ya..😁
👍 Like
♥️ Favorit
💬 Komen
⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5 juga
# Selamat membaca ya kak
# Tarima kasih banyak
😊😊😊🙏🙏🙏
SAAAAAHHHH,,,gitu 🤭🤭🤭😂😂 Jadi semangat kan SAH nya..😜😜