NovelToon NovelToon
Zehya The Misterius Painter

Zehya The Misterius Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cerai / Kaya Raya / Keluarga / Putri asli/palsu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: yunacana

Cinta yang datang dan menetap di relung hati yang paling dalam tanpa aba-aba. Tanpa permisi, dan menguasai seluruh bilik dalam hati. Kehadiran dirimu telah menjadi kebutuhan untukku. Seolah duniaku hanya berpusat padamu.

Zehya, seorang gadis yang harus bertahan hidup seorang diri di kota yang asing setelah kedua orang tuanya berpisah. Ayah dan ibunya pergi meninggalkan nya begitu saja. Seolah Zehya adalah benda yang sudah habis masa aktifnya. Dunianya berubah dalam sekejap. Ayahnya, cinta pertama dalam hidupnya, sosok raja bagi dunia kecilnya, justru menjadi sumber kehancuran baginya. Ayahnya yang begitu sempurna ternyata memiliki wanita lain selain ibunya. sang ibu yang mengetahui cinta lain dari ayahnyapun memutuskan untuk berpisah, dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata Zehya bukanlah anak kandung dari wanita yang selama ini Zehya panggil ibu.

Siapakah ibu kandung Zehya?

yuk, ikuti terus perjalanan Zehya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yunacana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya kamu, Zehya.

Zain menjalani hidupnya dengan jadwal penuh, tanpa cela. Aga mengatur jadwal belajar dan kegiatan Zain dengan sedemikian rupa. Lelaki paruh baya itu berusaha untuk mengalihkan perhatian Zain dari rasa rindu yang menyita hati sang cucu.

Karenanya, Zain menghabiskan waktunya dengan belajar dan berlatih ilmu bela diri, juga sesekali mengurung diri di perpustakaan yang ada di rumah kakeknya bersama sang dengan Aga dan asisten lelaki itu. Belajar tentang perusahaan dan bisnis sejak dini.

Mungkin ini terlalu berlebihan untuk anak seusia Zain. Tapi sang kakek tidak mau mengambil resiko. Tidak ada satu orangpun yang mengetahui ajal seseorang. Aga hanya tidak mau meninggalkan Zain tanpa persiapan yang mumpuni. Sehingga dia harus memberikan pendidikan yang keras pada Zain.

Zain, si anak jenius itu sama sekali tidak merasa kesulitan dan keberatan akan apa yang kakeknya lakukan untuknya. Hanya saja, Zain mulai kesal karena tidak memiliki waktu untuk bisa pergi menemui Zehya.

Setiap hari, Zain hanya bisa bertemu dengan Aga, Asisten kakeknya, kedua anak kembar yang di bawa sang kakek dan para pekerja dan pelatih yang setiap hari datang ke rumah sang kakek.

Sejak masuk ke sekolah dasar, Zain tidak mau pergi bersekolah karena otak jenius nya tidak bisa menunggu teman sebayanya dalam segi belajar. Semua guru juga kualahan menghadapi Zain. Sehingga sang kakek memutuskan untuk memberikan pembelajaran kepada Zain de sekolah. Dan terbukti, Zain bisa masuk ke perguruan tinggi saat usianya empat belas tahun.

Zain pergi ke London untuk menyelesaikan S1 dan S2 nya disana selama kurang lebih selama empat tahun. Kemudian kembali ke Indonesia untuk meneruskan perusahaan kakeknya pada usia delapan belas tahun. CEO termuda di sana saat itu.

Zain sejenak melupakan perasaan ingin selalu bersama dengan Zehya semenjak saat itu. Dirinya semakin di sibukkan dengan urusan kantor. Remaja yang tidak selayaknya remaja pada umumnya itu semakin terlihat datar dan dingin. Aura yang dia keluarkan tidak main-main. Semua orang bisa merasakan suhu dingin dan terpukau secara bersamaan saat memandang Zain yang tumbuh menjadi remaja yang gagah dan sangat tampan.

Kedua anak kembar yang belajar bersamanya sejak kecil itu adalah orang-orang yang mampu bertahan di sisinya.

Sang kakak menjadi Asisten merangkap sekertarisnya, sedang sang adik perempuan menjadi kepala pelayan di mansionnya. Menggantikan posisi kepala pelayan yang telah berpulang beberapa tahun yang lalu.

Aga, yang semakin tua itu masih tetap sehat dengan tubuhnya yang terjaga. Lelaki tua itu kini hanya menikmati hidupnya sembari memantau cucunya dari rumah. Sesekali lelaki itu juga akan berkunjung ke rumah Zehya. Namun semenjak Zehya berusia dua belas tahun, Aga sudah tidak pernah bisa menemui gadis itu.

Zehya sering berpindah tempat sesuka hatinya. Bermodal kecerdasan dan kekayaan orangtua kandung dan uang yang dia miliki dari hasil menjual lukisannya, Zehya sering kali pindah ke negara lain.

" Apa Granpa masih sering pergi ke Ausie?" Tanya Zain pada Willy, Asisten sekaligus sekertarisnya. Willy menatap punggung Zain yang kini tengah duduk membelakanginya dengan sedih. Dia tahu betapa rindunya Zain pada sosok gadis kecil yang dulu ada di rumahnya.

" Tuan Bagas sudah kembali ke Indonesia akhir tahun lalu, Tuan. Tepat sepuluh tahun setelah meninggalkan Indonesia. Tapi keberadaan Nona muda keluarga mereka tidak di ketahui. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, Sudah sejak lima tahun yang lalu Nona muda keluarga Zenata tidak tinggal bersama orangtuanya." Penjelasan Willy sama persis seperti yang Aga katakan padanya. Ya, sang kakek sama sekali tidak pernah membohonginya. Tapi Zain juga tahu, bahwa sang kakek berusaha sedemikian rupa agar Zain tidak bisa menemui Zehya. Begitu pikirannya. Tapi Gadis kecil itulah yang menghilang, entah kemana.

" Pergilah, Wil. Aku akan pulang ke apart malam ini," Ujar Zain. Kedua matanya masih asik menatap ribuan benda langit di gelapnya malam. Pemandangan ibu kota saat ini sangat indah jika di lihat dari jendela kantornya. Wlli mengangguk kecil.

" Kalau begitu saya permisi Tuan."

Zain melambaikan tangannya. Helaan nafas panjangnya terdengar sangat berat.

" Sudah sebelas tahun berlalu, tapi aku masih ingin bersamamu," Zain mengacak rambutnya. " Kemana kamu pergi? Orangtua macam apa yang membiarkan gadis berusia dua belas tahun tinggal jauh dari mereka? Aarhh. kenapa sulit sekali bertemu denganmu." Zain mengwrang frustasi.

" Seperti apa rupamu saat berusia enam belas tahun, Zehya? Pasti sangat cantik. Aku harap kita bisa segera bertemu, sebelum ada lelaki yang bisa membuatmu jatuh cinta datang mendahuluiku."

Zain menengadahkan Kepalanya. Matanya terpejam, Bayangan wajah bulat Zehya dengan mata penuh binar masih sangat jelas di benak Zain. Saat ini usia Zehya sudah enam belas tahun. Kapan Zain bisa bertemu dengan Zehya?

" Hanya kamu, Zehya. Kamulah satu-satunya yang mampu mengobrak-abrik hidup seorang Zain."

Bohong jika Zain tidak berusaha pergi menemui Zehya tanpa sepengetahuan kakeknya. Namun usahanya semua nihil. Tak ada satupun yang berhasil.

Setiap Zain pergi ke Ausie mengikuti sang kakek secara diam-diam pun, Zain gagal bertemu dengan Zehya. Entah karena gadis itu yang sedang berlibur bersama Maher dan Axcel ataupun saat gadis itu pergi entah kemana.

Zain rasanya ingin mencabik-cabik Maher dan Axcel karena bisa selalu berada di sisi Zehya, terlebih pada Axcel yang sudah seperti perangko berjalan. Kemanapun Zehya pergi, maka disana akan ada Axcel.

...****************...

Sudah tiga tahun lamanya Zehya tinggal di Swiss. Gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu sudah berpindah dari negara satu ke negara lain selama lima tahun ini. Baru kali ini dia menetap lebih dari satu tahun.

Pemandangan pengunungan di Swiss sangat damai, membuat Zehya betah tinggal di sana. Setelah lama berhenti melukis karena sibuk dengan berbagai hal, di sinilah Zehya memulai kembali hobinya.

Di dalam ruangan nya yang luas, sudah ada beberapa lukisan yang berjejer dengan rapi. Kurang lebih ada hampir tiga puluh lukisan disana. Zehya berencana untuk memiliki museum pribadi untuk menyinmpan semua lukisan yang tidak berniat untuk dia jual. Rencana itu sudah dia sampaikan kepada sang Papa, dan Reyhan sedang mengusahakannya.

Kali ini Zehya meminta kepada papanya untuk menggunakan uang hasil penjualan lukisanya sendiri. Gadis itu sudah mewanti-wanti sang Papa agar tidak menggunakan uangnya untuk pembangunan galeri miliknya.

Rose, pengawal yang Reyhan percayaakan untuk mengawal putrinya berjalan mendekati Zehya dengan hati-hati. Matanya masih saja sangat takjub dengan semua lukisan yang Nonanya buat.

" Anda memanggil saya, Nona?" Zehya yang sedang menunggu kehadiran Rose menoleh . Sebuah senyuman indah merekah di bibirnya.

Rose yang perempuan saja bisa jatuh cinta berkali-kali pada Zehya. Gadis cantik dengan karakter yang kuat dan penyayang itu amat sangat mempesona. Wajar saja jika kemanapun Nona mudanya pergi pasti semua mata lelaki tertuju padanya. Sosok Zehya bak dewi yang anggun namun mematikan.

" Ya. Tolong belikan kanvas, Rose. Aku sudah menghabiskan miliku." Rose mengangguk.

" Baik nona, Saya akan segera kembali."

" Tolong mampir ke toko kue langganan juga, mereka punya menu baru hari ini. Aku sudah memesan nya. Kamu hanya tinggal ambil."

" Baik, nona."

1
Titi Matul Hayati
masih ada beberapa kesalahan penulisan. tapi selebihnya baik. semangaaat
Sea
bahasanya bagus . alur nya mudah di pahami , dan karakternya jelas. saya sangat menyukai nya ...
yunacana: Terimakasih^^
kata-katamu memberikan motivasi untuk ku. ^^
total 1 replies
Sarah
Tidak sabar lanjut baca
yunacana: Setiap hari akan ada bab baru, selamat membaca/Smirk/
total 1 replies
Kazuo
Aku suka karakternya, semoga bisa jadi buku cetak!
yunacana: aamiin... terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!