Rhys Alban, terpaksa menikah dengan wanita bernama Celine Danayla Matteo, demi mempertahankan harta milik Keluarga Alban. Ia tak mau harta milik keluarganya jatuh ke tangan asisten pribadi Daddynya ataupun pada dinas sosial.
Celine yang sangat senang, menerima pernikahan tersebut, bahkan ia memaksa Rhys untuk menyatakan cinta padanya agar ia tak membatalkan pernikahan itu.
Namun, pernikahan yang didasari dari perjodohan tersebut membuat cinta Celine bertepuk sebelah tangan, juga membuat dirinya bagai hidup di dalam sangkar emas dengan jerat yang semakin lama semakin melukainya.
Hingga semuanya itu meninggalkan trauma besar dalam dirinya, pada cinta masa kecilnya. Apakah ia mampu memutus benang merah yang telah mengikatnya lama atau justru semakin membelit ketika ingatan Rhys kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#3
Hari ini adalah hari Minggu. Suhu rendah di Kota Helsinki, membuat para penghuninya seakan ingin terlelap lebih lama. Namun, hal itu tidak boleh berlaku bagi para pelayan. Mereka tetap diharuskan untuk bangun di pgi hari dan mengerjakan pekerjaan rumah sebelum tuan mereka terbangun.
Bugh bugh bugh
Tanpa mempedulikan suasana pagi yang masih begitu hening, suara gedoran pintu seakan membuat suasana tak ada bedanya dengan rumah yang tengah melakukan bongkaran.
Celine yang mendengarnya pun terbangun dari tidurnya. Ia melihat pintu kamar tidurnya bergetar dan sepertinya mau lepas jika ia tidak segera beranjak untuk membukakan. Sebelum bangkit, ia melihat jam kecil yang selalu ia letakkan di atas nakas, sama seperti saat ia berada di rumah Dad Harry, namun kali ini ia letakkan di atas lantai.
“Iya, Aunty,” Celine mengusap matanya yang terasa masih berkabut karena ia baru saja bangun.
“Sudah kukatakan jangan memanggilku Aunty. Tidak sudi aku dipanggil Aunty dari bibir wanita murahann sepertimu!” Kata Aunty Anna dengan ketus.
“Mau tidur sampai jam berapa, hah?! Kamu kira ini rumahmu? Sudah kukatakan kamu itu bukan ratu ataupun tuan putri. Sekarang cepat bangun dan bersihkan rumput di taman belakang!” perintah Aunty Anna.
Celine tanpa membersihkan diri terlebih dahulu, langsung berganti pakaian dan menuju ke taman belakang. Udara yang begitu dingin seakan menusuk ke tulang, membuat tubuhnya bergetar dan menggigil. Langit masih gelap dan berkabut, membuat jarak pandang pun hanya beberapa meter di depan.
Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi dan hari Minggu biasanya adalah hari di mana ia beristirahat setelah 1 minggu bekerja. Celine adalah seorang guru TK yang sangat disayangi oleh para murid-muridnya. Sebenarnya Celine memiliki keribadian yang ceria, namun disiplin.
“Ya ampun, ini dingin sekali. Apa mereka tidak bisa menunda membersihkan taman belakang nanti siang? Setidaknya udara sedikit lebih hangat,” gumam Celine yang berdiam di teras menatap ke arah taman belakang yang terlihat begitu luas.
“Pakai sweater ini dan sebaiknya kamu masuk ke dalam. Udara sangat dingin, kamu bisa terkena flu nanti,” Alice yang terbangun karena Mom Anna memukul pintu kamar tidur Celine dengan sangat keras. Ia bahkan tak bisa tidur lagi.
“Terima kasih,” kata Celine tersenyum pada Alice. Celine bersyukur masih ada seseorang yang memperhatikan dirinya di kediaman keluarga Alban. Impiannya menjalani rumah tangga dengan Rhys seperti hanya halusinasi.
**
“Halo, sayang,” Dad Harry menelepon Celine ketika Celine sedang berada di taman belakang untuk membersihkan beberapa rumput yang sudah mulai meninggi.
“Dad sudah bangun?” tanya Celine saat melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul setengah 7 pagi.
“Sudah, sayang. Kamu juga tumben jam segini sudah bangun. Biasa kalau hari Minggu, kamu akan bangun jam 9,” ujar Dad Harry menggoda putrinya itu.
Celine terkekeh. Dad Harry pun melanjutkan perkataannya, “Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri, sayang. Dad berharap kamu bisa menjadi seorang istri yang baik.”
“Tentu, Dad. Aku tak akan mengecewakanmu. Aku mencintai Rhys dan akan selalu begitu.”
“Dad tahu itu. Oya, kalau ada waktu, mampirlah ke rumah. Dad sudah sangat merindukanmu, padahal kamu baru menikah kemarin.”
“Iya, Dad. Aku mandi dulu ya, Dad,” Celine beralasan agar ia bisa kembali bekerja karena saat ini di hadapannya sudah ada Aunty Anna yang berdiri tegak dengan tatapan tajam ke arahnya.
Aunty Anna tertawa sinis, “ohoho, apa Daddymu memeriksa putrinya yang telah berhasil menjerat seorang pria kaya? Memang Harry selalu tahu bagaimana mencari kesempatan. Sejak dulu ia selalu saja mencari cara untuk menjodohkanmu dengan Rhys. Kasihan sekali Rhys harus menikah denganmu,” kata Aunty Anna dengan lidah yang sangat tajam.
“Jangan pernah mengatakan hal yang buruk tentang Dad Harry. Aunty boleh menjelekkanku, tapi tidak dengan Dad.”
“Wow! Seorang pahlawan wanita kesiangan. Lebih baik kamu pikirkan bagaimana keadaan dirimu sendiri. Aku akan membuatmu menderita di sini,” ujar Aunty Anna yang kemudian berlalu pergi.
**
Keesokan harinya, pagi-pagi Celine telah siap dengan pakaian kerjanya. Ia akan pergi ke sekolah untuk kembali mengajar di Taman Kanak-Kanak yang berada tak jauh dari rumah Dad Harry. Rencananya ia akan mampir ke rumah setelah jam sekolah usai.
Waktu menunjukkan pukul 6 pagi dan Celine pun segera meraih tas kerjanya. Biasa ia akan bwrangkat jam setengah 7, tapi karena sekarang ia bukan di rumah Dad Harry, ia harus berangkat lebih pagi.
Para penghuni rumah keluarga Alban belum ada yang terbangun. Namun, Celine telah menyiapkan cardamom cinnamon rolla untuk sarapan Keluarga Alban. Celine adalah wanita yang pandai memasak, terutama membuat kue. Ia banyak belajar karena ia ingin menjadi seorang istri yang baik dan dicintai suaminya.
**
“Honey, kapan kita akan menikah?” tanya Eve yang kini tengah duduk di pangkuan Rhys.
Rhys memang memiliki kekasih seorang model kelas atas bernama Eve Finella. Mereka sudah menjalin hubungan selama 1 tahun. Rhys mengenal Eve di sebuah acara perusahaan yang sedang mengadakan launching sebuah produk.
“Secepatnya honey. Saat ini aku harus fokus untuk membesarkan Perusahaan Alban, apalagi para investor dan direksi sedang memperhatikan kinerjaku sejak Dad meninggal.”
“Apa mereka akan menurunkan jabatanmu, honey? Mereka tidak boleh melakukan itu. Kamu adalah pewaris keluarga Alban dan sudah seharusnya hanya dirimu yang berada di posisi ini. Aku akan selalu mendukungmu, honey. Aku akan selalu menunggumu,” Eve mencium bibir Rhys dan melummatnya, membuat Rhys tersenyum dan segera membalasnya.
“Kita makan malam?” ajak Rhys yang langsung disambut dengan sebuah senyuman di wajah Eve.
Mereka pun berangkat menuju ke sebuah restoran mewah. Rhys membukakan pintu untuk kekasihnya dan menggandengnya hingga mereka masuk ke dalam. Ia menarik kursi untuk Eve, kemudian memanggil pelayan.
Suasana restoran yang remang-remang, memberikan kesan romantis, apalagi mereka ditemani makan malam dengan lilin di atas meja, sungguh makan malam yang memanaskan hati siapapun yang melihatnya.
Tak jauh dari sana, Dad Harry yang tengah menjamu seorang klien Perusahaan Alban, melihat Rhys dan juga Eve. Harry Mateo kini memegang salah satu perusahaan Alban, yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya.
Dad Harry, setelah mengantarkan kliennya ke pintu keluar, ia kembali masuk ke dalam restoran. Dengan langkah tegap, ia berjalan mendekati Rhys yang tengah berbicara sambil memegang tangan Eve.
Dad Harry langsung meraih kerah kemeja yang dikenakan Rhys dan menarik pria itu keluar dari tempat duduknya. Dengan tatapan tajam dan tak terima dengan apa yang dilihatnya, ia pun segera mengambil tindakan.
Bughhh
“Berani sekali kamu menyakiti putriku!” Sebuah pukulan pun mendarat di wajah Rhys.
🌹🌹🌹