NovelToon NovelToon
Oh My Savior

Oh My Savior

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:280.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Whidie Arista

Aku menyukaimu! Tapi, Aku tahu Aku tak cukup pantas untukmu!

Cinta satu malam yang terjadi antara dia dan sahabatnya, membawanya pada kisah cinta yang rumit. Khanza harus mengubur perasaannya dalam-dalam karena Nicholas sudah memiliki seseorang dalam hatinya, dia memilih membantu Nicholas mendapatkan cinta sang gadis pujaannya.

Mampukah Khanza merelakan Nicholas bersama gadis yang di cintai nya? Atau dia akan berjuang demi hatinya sendiri?

Ayo ikuti kisah romansa mereka di sini! Di Oh My Savior

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Menyembunyikan kebenaran

Mereka berbincang sembari menyantap makan malam, "Nic, apa benar tak ada hal yang aneh yang terjadi di sana?" tanya Richard memastikan.

"Tak ada Dad, semua berjalan sebagaimana mestinya, hanya aku sedikit mabuk saat itu tapi diluar semua itu, semua baik-baik saja. Kerja sama pun sudah di sepakati, hanya tinggal tanda tangan kontrak saja." Ujar Nic di sela-sela suapannya.

Richard mengangguk-anggukan kepalanya, "benar Tuan, Nyonya, tak ada hal serius yang akan terjadi selama saya ada bersama Nic," timpal Khanza.

"Hah kau benar, jadi tetaplah berada di sisinya." Ujar Shelia.

Uhuk...uhuk... Khanza tersedak makanan yang langsung meluncur bebas ke dalam tenggorokannya karena tak terkontrol akibat apa yang Shelia katakan barusan.

"Ehem... Tentu, selama saya sehat saya akan berusaha melakukan yang terbaik." Ujar Khanza menetralkan suaranya.

"Baiklah, habiskan makananmu, sebaiknya kau menginap saja disini," pinta Shelia.

"Sepertinya tidak, aku sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah, Aku merindukan ranjang ku." Tolak Khanza.

"Oh terserah kau saja, tapi biarkan Ren mengantarmu ini sudah malam," ucap Shelia.

"Tidak apa Nyonya, Aku sudah terbiasa." Tolak Khanza lagi. Entah mengapa gadis itu selalu menolak apa yang Shelia berikan padanya, sikapnya yang terlalu sungkan dan sopan kadang membuat Shelia risih.

"Kau ini terlalu sungkan, kau sudah ku anggap seperti keluarga Khanza," Shelia menghela napas, sepertinya menyentuh hati Khanza itu bukan perkara yang mudah. Gadis ini selalu membentengi diri dengan sikap sopannya.

Shelia tahu betul seperti apa keluarga Khanza, sebab itulah Shelia memutuskan untuk membawa Khanza keluar dari rumah keluarganya saat dia Lulus SMA dulu atas permintaan Ayahnya sendiri. Terlalu menyayangi, namun tak bisa melindungi itulah Ayah Khanza, kelahiran Khanza yang di anggap sebuah aib membuatnya selalu menderita dan di perlakukan buruk oleh Ibu tirinya.

Nic lah yang pertama menyadari hal itu kala mereka berada di Taman Kanak-kanak dulu. Namun, saat itu Khanza bersikukuh tak mau pergi meski Ayahnya telah menyuruhnya untuk pergi. Karena tak sanggup melihat Anaknya selalu ditindas. Ayah Khanza tak memiliki kekuatan dan kekuasaan di keluarganya, karena Istrinya lah yang berkuasa.

"Terima kasih," Khanza tersenyum tulus.

Shelia balas tersenyum.

"Kau tidak berterima kasih padaku?" Celetuk Nic tanpa menoleh.

"Ya, terima kasih untukmu juga." Tambah Khanza, sambil terkekeh. Nic tersenyum samar.

Selepas itu Khanza pun kembali pulang, karena Shelia memaksa Ia pun terpaksa mengiakan untuk di antar Ren ke apartemennya.

"Nona Khanza apa kau tinggal sendirian?" Tanya Ren di sela-sela mengemudinya.

"Iya, aku tinggal sendiri." Jawab Khanza sembari menopang dagu menatap kosong gemerlap nya malam di perkotaan.

"Emh, apa Nona punya pacar?" Ren memberanikan diri bertanya, dia melirik Khanza dari kaca spion.

"Tidak." Jawab Khanza singkat padat dan jelas, dia seolah tak mau membahas hal yang tak perlu dengan pria di depannya itu.

"Ma-maaf apa aku sudah terlalu lancang?" Ren merasa tak enak hati.

"Hem, santai saja Ren." Ujar Khanza.

'Aku bukannya tak punya orang yang ku sukai, namun aku sadar aku tak cukup pantas untuknya.' Khanza menghembuskan napas kasar.

Setelah perbincangan singkat itu, Ren kembali diam tak berani mengucapkan walau secuil kata sekali pun.

'Andai, andai aku bisa mengatakan perasaanku padamu. Namun entah mengapa saat aku ingin mencoba mengutarakannya, keberanian ku pun hilang bak diterpa angin, aku tak punya cukup keberanian jika kau sampai menolak ku. Namun, aku bahagia menemui fakta bahwa kau masih sendiri, ini sudah lebih dari cukup bagi ku.' Ren membatin sambil tersenyum samar.

***

Khanza menatap dirinya di cermin, semua yang terjadi tadi malam masih segar di ingatannya. Dia menyentuh bibirnya, bibir lembut Nic seolah masih terasa hangat di bibirnya, pikiran-pikiran menyimpang seketika bermunculan, berseliweran di otak bak cuplikan sebuah film.

Dengan segera Khanza membasuh wajahnya, "sial! Apa yang aku pikirkan." Khanza menoyor kepalanya sendiri. Rasa perih yang terasa di area pribadinya kini mulai terasa kembali, Khanza berjalan pelan menuju tempat tidur, sedari tadi Ia berusaha menahannya dan berjalan seperti biasa. Entah mengapa sesuatu seolah mengganjal di bawah sana membuatnya berjalan seperti mengangkang.

'Jadi seperti ini rasa sakit kehilangan keperawanan. Tapi, tadi malam, ah... lupakan-lupakan.' Khanza merebahkan tubuhnya dan menenggelamkan diri ke dalam selimut. Namun, setelah sekian lama dia memejamkan mata, dia tak kunjung tidur, kantuknya tak kunjung hadir.

Aaahhh....!! Khanza mengacak rambutnya gusar, "kenapa aku tidak bisa tidur?!" Dia melirik jam dinding yang menunjukan waktu pukul 1:30 dinihari.

***

Di tempat lain, Nic tengah berbaring di ranjang dengan tangan kanan sebagai bantalan. Sedang tangan kirinya tengah memainkan bandul kalung berbentuk bintang yang berlubang dengan bentuk bintang pula di tengahnya, bagian itu memang sengaja di hilangkan. Bagian itulah yang Ia berikan pada Cherry dulu.

'Apa dia masih mengingatnya? Sudah sangat lama sejak kami berpisah. Senyuman dia apa masih sama? Cantik dan polos, lembut dan menawan.'

Seketika Ia teringat kejadian tadi pagi saat dia dan Khanza berada di hotel, 'Sebenarnya apa yang terjadi semalam? Aku bahkan tak bisa mengingatnya dengan jelas. Namun, rasa nyaman saat terbangun rasanya baru kali ini aku rasakan.'

Samar-samar bayangan semalam muncul di ingatan Nic namun hanya sebatas potongan-potongan gambar.

"Sitt! Aku benar-benar melakukannya." Nic menghela napas berat.

"Brengsek. Kau memang pria brengsek Nicholas, bagaimana bisa kau melakukannya apa lagi pada Khanza, dia satu-satunya sahabatmu." Nic bangun dan duduk, dia mengambil ponselnya jam menunjukan pukul 02:00.

'Khanza bagaimana keadaanmu?' Sebuah pesan singkat Ia kirim pada nama yang tertera di sana.

"Apa yang aku lakukan, dia pasti sudah tidur sekarang." Nic melempar ponselnya, namun seketika itu pula ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

'Aku baik.' Isi balasan pesan dari Khanza.

'Baguslah. Tidurlah, jangan sampai kau kesiangan, besok ada rapat.' Nic kembali mengirim pesan.

Khanza membalas kembali, 'kau belum tidur?'

'Belum mengantuk.' Pesan Nic.

'Tidurlah, jangan terlalu banyak bergadang. Selamat malam.' Khanza membalas untuk terakhir kalinya.

Nic kembali meletakan ponselnya dan merebahkan diri.

Entah mengapa setelah kejadian semalam hatinya tak karuan, dia takut Khanza akan mengatakan pada orang tuanya jika mereka telah melakukan hubungan badan. Cinta yang ingin Ia kejar apakah mungkin akan terhenti di tengah jalan, bisakah Khanza menjaga rahasia ini selamanya? Pikiran Nic terus saja berkecamuk hingga membuatnya sulit mendapat kantuknya.

"Sudahlah Nic, dia saja tidak mempermasalahkan kejadian semalam, kenapa kau terus memikirkannya. Kalian sudah dewasa ini hal yang wajar terjadi." Gumam Nic pada diri sendiri.

1
Ririn Nursisminingsih
nick ini ceo kok boodinng banget yaa grgeten a
Muna Junaidi
Hadir thor💃💃💃
Whidie Arista 🦋: Terimakasih kak. semoga suka sama ceritanya 😊
total 1 replies
Zikran Zikran
Luar biasa
Madura Sby
akhirnya masalah selesai jugaa
Waseng Susanti
crt yg menarik
Mom Q
super
Ndhut
.
Anonymous
bukannya tes dna biasany bth wkt 2 mgg an kan?
Whidie Arista 🦋: dalam dunia halu apa sih yang gak mungkin kak wkwk🤭
total 1 replies
mudah hartatik
suka ceritanyA... sepertinya bagus..
Nuraeni Nur
menarik
Kadek Bella
terima kasih thoor,,, ceritanya nggak bertele-tele
Whidie Arista 🦋: sama2 kak, makasih juga udah mampir di karya aku 😊
total 1 replies
Devina Siregar
top
Nabilah Afifah
min kok gaada novel yg ini
Whidie Arista 🦋: kalau minta Kakak bisa baca nove aku yang lain, terima kasih🙏
Whidie Arista 🦋: Mohon maaf ya Kak🙏 novel ini gak jadi aku lanjutin jadi aku hapus🙏😊
total 2 replies
Doraita Veriani
aku padamu Risa....meleleh air mataku
Agus Tina
Luar biasa
Tris Santini
bonchap nya thor
Rus Siana
pPpPpppppPpp
Uswatun Hasanah
lanjut cerita yg lain dong
Whidie Arista 🦋: kalau bikin sekuel novel ini kayanya belum ada ide kak Wkwk
Whidie Arista 🦋: Cerita yang lain yang mana Kak?
total 2 replies
Anonymous
Terima kasih thor 😍🥰
Whidie Arista 🦋: sama2 Kak😊 Makasih juga buat Kakak yang sudah mendukung novel aku yang satu ini🙏
total 1 replies
Uswatun Hasanah
tamat tamat ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!