Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 03 (Revisi)
Siska perlahan membuka matanya. Pupil nya membesar saat tiba-tiba ada tangan besar yang merengkuhnya, dia ingin berontak, tapi tak bisa. dia perhatikan sekeliling nya, nampak ada seorang laki-laki berusia 30 tahun sedang melihat nya. dan ada dua orang anak laki-laki disamping nya.
"Ayah lihatlah.. Adiku membuka mata nya" seorang anak laki-laki yang lebih besar memberi tahu ayah nya.
"Benar, putri kecil ayah ini sungguh manis" ucap laki-laki dewasa itu sambil tersenyum dan terus menggendong Siska.
Siska mengerutkan dahi nya, mencoba untuk memahami situasi yang terjadi di depan mata nya, tiba-tiba jantung nya berdetak kencang
Deg...
Deg...
Deg...
Mata ny seketika membola, menyadari yang terjadi di depan matanya
"Jangan bilang gue bereinkarnasi" ucap Siska dalam hati
Siska mencoba mengeluarkan suara nya, tapi dia tak bisa, dia pun melihat tangan nya
"whaat... gue jadi bayi?" jerit Siska dalam hati.
Siska mendengus dalam hati, tapi saat dia memperhatikan wajah orang yang jadi ayah nya, dia pun tersenyum senang
"Biarpun gue jadi bayi, seenggak nya gue masih beruntung memiliki bokap sama saudara yang tampan, jadi gue gak terlalu menyesal, hihihi... "
Siska mencoba untuk meraih wajah tampan ayah nya, tapi tangan kecilnya itu tak sampai. akhirnya muka nya pun di tekuk.
Sang jendral yang melihat wajah putri nya pun jadi gemas, dan mulai menciuminya dan membuat siska terkekeh. Sang kakak pun tak mau kalah, mereka pun saling berebut perhatian Siska.
"Ai Li apa kau senang sayang?" tanya sang ayah
Siska pun mengangguk dan tersenyum
...****************...
Lima tahun berlalu, Siska atau sekarang kita panggil Ai Li semakin lucu, cantik dan juga menggemaskan. Dia berlari dengan riang bersama para pelayan nya, berlari ke lapangan yang ada di kediaman nya dan memperhatikan para prajurit bersama ayah dan kedua kakak nya yang sedang berlatih,
Dia pun duduk atas rerumputan.
Sambil bersandar pada pohon apel, memperhatikan yang sedang berlatih. mulut nya terus saja berceloteh sendiri
"Lihatlah mereka itu, latihan seperti anak umur 5 tahun"
"Kuda-kuda nya kurang kokoh"
"Ck, masih banyak kesalahan"
"Serangan nya buruk, seperti orang yang belum makan selama seminggu, sungguh lemah"
"Terlalu banyak celah"
"Huh... membosankan"
Ai li terus saja mengoceh, dia tak menyadari kalau ayah dan kedua kakak laki-laki nya mendengarkan ocehan ny, sang jendral yang mendengar umpatan-umpatan kekesalan putri nya pun langsung melihat prajurit yang sedang berlatih, mata nya memicing, dan menyadari apa yang di ungkapkan putri nya itu memang benar.
Dia pun berjalan mendekati putri nya dan bertanya "Apa yang dilakukan putri ayah disini hm?"
Ai Li yang mendengar pertanyaan ayah nya pun langsung berbalik melihat ke arah ayah nya
"Ayaaaah" Ai Li pun langsung berhambur ke pelukan ayah nya.
"Kenapa putri ayah ini ada di sini hhmm?" Sang jendral kembali bertanya.
Ai Li pun menjawab "Aku melihat para prajurit berlatih. Lihatlah ayah, mereka sangat lemah.. Aku bahkan bisa melumpuhkan 50 orang prajurit seperti itu dalam 5 menit"
"Apa yang kau katakan ai li??? Mereka adalah prajurit terbaik dikerajaan kita" ucap sang jendral
"Terbaik apanya? Aku melihat nya saja ingin tertawa ayah" Ai Li pun menggembungkan pipinya. bangkit dari duduk nya dan menepuk p****t ny yg kotor. dia berjalan ke arah para prajurit
"Paman prajurit.." Ai Li pun memanggil para prajurit, salah seorang prajurit itu pun mendekati Ai Li dan bertanya
"Nona muda, kenapa anda disini? Ini adalah tempat latihan para prajurit"
"Aku jalan-jalan kesini karena sudah bosan dan melihat paman-paman semua sedang berlatih, aku jadi bersemangat ingin berlatih juga, apa paman mau menemaniku untuk berlatih?" ujar Ai Li
"Nona muda, lebih baik nona muda kembali ke kediaman. tempat ini tidak baik untuk gadis kecil seperti nona muda" prajurit itu pun mengingat kan Ai Li
"huhh.." Ai Li mendengus sambil terus berjalan melewati prajurit itu, tangan kecil nya mengambil sebuah pedang yang besar, dia pun berbalik.
"Paman, ayo kita berlatih" teriak Ai Li
Dia pun berlari ke arah prajurit itu dan langsung menyerang nya. prajurit itu pun langsung menghindar. Tapi Ai Li lagi-lagi menyerang nya tanpa memberikan celah untuk lawan nya membalas, akhirnya prajurit itu pun terjatuh dengan tubuh yang penuh luka, sedang kan Ai Li tidak terluka sedikit pun. sang jendral yang memperhatikan putri nya sedari tadi pun begitu terkejut melihat gadis mungil itu mengayunkan pedang nya dan memberikan serangan yang benar-benar mematikan. kedua kakak laki-laki nya melotot kan matanya. tak percaya dengan apa yang mereka lihat
"Ayah, apakah itu benar-benar adik kami? Bagaimana bisa dia mengangkat dan mengayunkan pedang besar itu dengan santai seolah-olah itu hanyalah tusuk rambut? Dari mana dia bisa memiliki tenaga sebesar itu? Dan sejak kapan dia belajar bela diri? Bahkan kecepatannya hampir tak terlihat " Han Junyi terus saja bertanya pada sang ayah. dia benar-benar tak percaya kalau adik kecilnya itu benar-benar hebat
"Tentu saja dia itu putri ku, hahaha..." sang jendral pun tertawa dengan senang
"Lihatlah bagaimana adik kecil kalian itu bertarung, dia benar-benar seperti dewi perang, bahkan aura nya saja begitu mendominasi. tidak seperti kalian" ujar sang ayah
"Ayaaaaaaah..." teriak Han Junyi dan Han Fangli sambil mengejar ayah mereka.
Sedangkan sang ayah langsung saja berlari menuju putri kecil nya dan langsung mengangkat nya dengan senang.
"Gadis kecil ayah benar-benar istimewa" sang ayah pun tertawa dengan senang sambil mengangkat-angkat tubuh Ai Li