NovelToon NovelToon
I Am A Perfect

I Am A Perfect

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Romansa-Teen angst
Popularitas:714k
Nilai: 5
Nama Author: dewi wahyuningsih

Pemahaman yang salah mengenai seorang anak, pada akhirnya akan membuat hati anak terluka, dan memilih jalannya sendiri untuk bahagia.
Bahkan parahnya, seorang anak harus merasa jika rumah yang ia tinggali, lama kelamaan berubah menjadi neraka baginya.

Seorang gadis bernama Mirelia, hidup di keluarga yang semuanya adalah seorang pengusaha meski bukan pengusaha yang sukses. Ayahnya memiliki beberapa toko bangunan yang lumayan terkenal, juga selalu mendapatkan omset yang jauh dari cukup. Ibunya adalah penjual kue kering online yamg juga sudah banyak memiliki langganan, bahkan ada beberapa selebriti yang memesan kue darinya. Kakaknya juga seorang gadis yang cantik, juga sangat membantu perkembangan toko sang Ayah.

Mirelia? Gadis itu hanya mengisi peran sebagai anak yang manja. Bahagiakah? Tidak! Dia ingin melakukan banyak hal yang bisa membuat orang tuanya bangga, tapi sialnya dia selalu saja gagal dalam meraih usahanya.

Suatu ketika, seorang pria datang dengan tujuan untuk dijodohkan dengan Mirelia, tapi masalahnya adalah, sang kakak nampak jatuh hati tanpa bisa disadari Mirelia lebih cepat.

Akankah laki-laki itu mengubah hidup Mirelia? Ataukah dia akan menjadi pasangan kakaknya?

Lalu, bagaimana Mirelia menemukan kebahagiannya? Bagaimana Mirelia bisa menunjukkan sesuatu yang mampu membuat orang tak lagi menganggapnya manja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sweat Strawberry

Mire tersenyum melihat tampilan wajahnya setelah dipoles dengan make up tipis. Hari ini Ibu Rina menghubungi Mire, dan mengajaknya untuk berbelanja karena dia tidak ingin pergi berdua saja dengan Drago. Malu, dan juga deg-degkan, tapi karena lesan dari Lusi yang mengatakan bahwa berperilaku lah santai seperti saat bersama teman pria di kampus saat bersama Drago nanti. Masuk akal juga sih, karena kalau terlalu fokus memikirkan Drago akan menjadi tunangan serta Drago juga adalah pria yang tampan, maka bersikap layaknya kepada teman agar tidak canggung juga adalah ide yang sangat brilian.

Setelah semuanya selesai, Mire berjalan cepat menuju lantai bawah agar bisa menunggu Ibu Rina nanti disana. Eh, baru saja sampai ke bawah, rupanya Ibu Rina sudah menunggu di ruang tamu. Sejenak dia mencari-cari keberadaan Drago, dan ternyata Drago ada di dekat pintu tengah berbincang dengan Derel. Cukup berdenyut sakit dadanya melihat itu, tapi dia masih mencoba untuk berpikir posistif saja. Dan lagi, mereka berdua nampak berbicara dengan serius, seperti masalah pekerjaan, batin Mire.

" Bibi? " Sapa Mire, dia tersenyum manis dengan mimik wajahnya yang ramah, sesekali melihat ke arah Drago yang nampak sebentar melihatnya, tapi itu tak berlangsung lama.

" Ya ampun, Mire... Cantik sekali. " Ibu Rina bangkit, meraih dagu Mire, lalu mengusap pipinya lembut.

" Benar-benar anaknya Luan dan Ana. Matamu indah seperti mata Ana, hidung, bibir, serta bentuk wajahmu mirip sekali dengan Luan dan nenekmu. "

Mire kembali tersenyum.

" Terimakasih, Bibi. "

" Aduh, bagaimana kalau memanggil Ibu saja? " Usul Ibu Rina yang sepertinya sangat berharap akan dikabulkan keinginannya oleh Mire.

" Tapi, "

" Sudahlah, anggap saja sedang belajar agar terbiasa. "

Mire mengangguk, lalu tersenyum.

" Baik, Ibu. "

" Ya ampun, senangnya. " Ibu Rina memeluk Mire seolah benar-benar menganggap Mire seperti anak kandungnya sendiri. Tak jauh dari mereka, Derel mengepalkan tangan dengan kuat meski tatapannya nampak datar, dan itu mampu dilihat oleh Ibu Ana.

Setelah selesai mengobrol, kini Ibu Rina, Drago dan Mire bergegas menuju pusat belanja untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan, juga membeli kebutuhan dapur untuk rumahnya.

" Ibu, kenapa berbelanja perabotan sebanyak ini? Memang mau tinggal menetap disini? " Tanya Mire yang tentu saja bisa melihat banyaknya barang yang di pesan oleh Ibu Rina.

" Iya, Mire. Ayahnya Drago sudah meninggal empat bulan lalu, usahanya juga tidak terlaku maju beberapa tahun terakhir ini. Sebenarnya sayang kalau harus menjual restauran milik Ayahnya Drago, hanya saja dia sudah berpesan agar menjual semua aset disana, agar bisa tinggal disini. Jadi ya kami hanya bisa memenuhi keinginan Ayahnya Drago meski dia sudah lebih cepat pindah tempat di banding kami berdua. "

Mire mengangguk-angguk tanda dia paham dengan apa yang dikatakan Ibu Rina.

" Drago anak tunggal kah? "

" Dulu dia punya adik, tapi meninggal saat usianya empat tahun karena sakit. "

" Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung dan membuat Ibu sedih. "

" Tidak apa-apa, sekarang kan ada Mire. Selain menjadi menantu, Mire kan bisa menjadi anak Ibu juga. "

Mire terkekeh, lalu mengangguk senang. Sementara Drago, pria itu sama sekali tak bicara. Sesekali hanya mengangguk bila setuju, dan kembali diam saat tak ada yang mengajaknya bicara, atau membutuhkan pendapatnya.

Setelah berbelanja kebutuhan selesai, kini mereka tengah memilih beberapa pakaian.

" Bibi, eh maksudku Ibu, aku kesana dulu untuk membeli es krim ya? " Tunjuk Mire kepada stand penjualan es krim dengan berbagai rasa.

" Oh, kalau begitu pergi bersama Drago saja, jangan jalan sendiri. "

" Baik, Ibu Bibi. " Mire menatap Drago yang nampak enggan, agak takut sih pada awalnya, tapi sudahlah yang penting menganggap sebagai teman saja dulu.

" Ayo, Drago! " Mire melingkarkan lengannya memeluk lengan Drago tanpa ragu-ragu. Masa bodoh saja dengan ekspresi pria itu yang terlihat agak marah, yang penting beli es krim saja dulu.

" Kakak, aku mau rasa strawberry tiga ya? " Pinta Mire dengan ramah kepada si penjual es krim. Setelah mendapatkan ketiganya, dia berjalan menghampiri Drago, lalu menyodorkan satu eskrim untuknya.

" Drago, ini untukmu. "

" Singkirkan, aku tidak makan strawberry. "

Mire nampak kecewa, tapi lagi-lagi dia tidak ingin menyerah.

" Drago, bagaimana kalau dicoba saja dulu? Rasanya enak kok, meskipun strawberry, tapi akan manis saat menjadi eskrim. Ini! " Mire menyodorkan eskrim itu hingga hampir menyentuh bibir Drago. Merasa tak lagi bisa bersabar, Drago menepis tangan Mire, dan membuat es krim itu terjatuh di lantai. Mire terperanjak kaget, hingga dia terus menatap eskrim itu beberapa detik.

" Tidak semua orang menyukai apa yang kau suka, jadi hargailah orang lain, jangan memaksa saat sudah diperingati dengan sopan. " Setelah mengatakan itu, Drago berjalan meninggalkan Mire yang masih mematung tak tahu bagaimana menjelaskan bagaimana hatinya saat ini.

" Aku tahu aku salah, aku tidak akan mengulanginya lagi. " Ucap Mire pelan. Seperti itulah kata-kata yang sering dikatakan Mire saat orang tua, maupun Kakaknya memarahinya ketika ia membuat kesalahan. Meski Drago tak bisa mendengarnya, namun kata-kata sederhana itu sungguh setulus hati Mire ucapkan.

" Mire hanya akan menimbulkan masalah, dan bisa saja nantinya hubungan keluarga kita dan Bibi renggang. "

Deg!

Baru saja Mire akan menyapa dan sudah bersiap dengan wajah ramah dan manjanya, satu kalimat yang keluar dari mulut kakaknya itu cukup membuatnya tak bisa lagi melanjutkan niatnya. Mire terdiam ditempat karena ingin membiarkan dia mendengar segalanya yang ada benak keluarganya.

" Tapi, Bibi juga menyukai adikmu, nak. Memang, Mire sembrono dan tidak bisa serius, tapi dia adalah anak yang ramah dan mudah dekat dengan siapapun, jadi tidak salah juga kalau Bibi menyukainya kan? " Ujar Ibu Ana.

Ayah menghela nafasnya, memuja pelipisnya setelah melepaskan kaca mata yang bertengger dimatanya untuk memperjelas penglihatannya.

" Ayah tahu, tapi Mire keras kepala. Drago itu adalah pekerja keras, dia adalah orang yang selalu serius dalam melakukan semua hal, dia sangat mirip dengan Ayahnya. Jadi, kalau sampai menikah dengan Mire, semua pasti hanya akan kacau. "

" Kita bicarakan saat Mire pulang nanti saja, Ayah, Ibu. Mire memang meras kepala dan susah di atur, tapi kalau kita tidak tegas padanya, kapan dia akan paham bahwa tidak semua hal bisa dia lakukan dengan sikapnya, juga Drago pasti tidak akan bisa bertahan dengan Mire. " Ucap Derel.

" Jadi, yang sedang kalian khawatirkan yang mana? " Mire tak tahan lagi, akhirnya masuk dam menyela.

" Mire? " Ibu Ana bangkit dengan tatapan kaget. Begitu juga dengan Ayah Luan dan Derel yang menatapnya kaget.

" Kalian mengkhawatirkan masa depan Drago? Atau mengkhawatirkan aku? " Mire menatap satu persatu keluarganya dengan tatapan kecewa.

" Tentu saja keduanya, Mire. " Jawab Derel tegas.

" Kau tidak akan bisa mengimbangi Drago dengan sikap manja dan suka merajuk seperti itu. "

Mire mengepalkan tangannya kuat.

" Baik, mari kita lihat saja nanti. " Ucap Mire lalu berjalan menuju kamarnya tanpa perduli lagi apa yang akan dikatakan oleh keluarganya.

Bersambung

1
Diana Tanggela
sedih banget,seperti ngerasain sendiri😭😭😒
Diana Tanggela
Luar biasa
Neng Alifa
biarin sih anak menjalani hidupnya sndiri. gk melenceng juga
Neng Alifa
jadi versi terbaik dirimu sndiri
Neng Alifa
anak saya 3 . saya membebasan cita" mereka mau jdi apa asalkn bnr dan sebagai ortu saya hanya mengarahkan saja.
Jopiterreincaley
Luar biasa
tutiana
luar biasa
Novi Ananta
Luar biasa
Indah Lestari
novelnya keren bangetttss,,, bahasa yang di gunakan juga mudah dipahami, tidak bertele-tele, jalan ceritanya juga bagus. bikin mewek, bikin senyum, bikin nangis juga... love u thorrrr.
martina melati
kalo anak gk terjerumus dg hal2 negatif hargai donk, ayah... ktimbang anak main hp terus kerjaanny (gaming) iy kalo coding...
martina melati
astaga ... koq ada y ayah spt gitu... gk murah lho beli kuas ato cat air, cat arkelic buat melukis... cryoon,spidol jg mahal aplg kanvas...
martina melati: saya dulu jg hobi melukis, ikut lomba jg tp gk pernah menang... sampe semifinal gugur... banyak yg lebih unggul mlukis/Joyful/
total 1 replies
martina melati
iy enak ice cream... nih baca novel sambil jilat ice cream /Drool/
Rochma Wati
Luar biasa
martina melati
iy s7 thor.... kadang bakat anak berbeda dg sodarany...
martina melati
iy betul...
Khairul Azam
ini bapak sama derel ini sama sama gendeng nya, klo dia takut mere seperti ibunya itu bukan salah mereka tp krn salah pak luan sama ibu ana
Khairul Azam
nangis aku 🤭
Putri Windasari
utk k2 kali nya aq baca inj..
udh tau jln ceritanya,tapi tetep aja meweek,,sumpaah banjir air mata gue thor..aq tau gimna sakit ny mire,krn aq jg merasakan apa yg dia rasakan 😭
Paulina Marlin
aduh air mata ku
Paulina Marlin
novel mu bikin aku nangis .nyata dengan kehidupan sehari hsri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!