NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Davina tak menaruh curiga sedikitpun pada sahabat dan kekasihnya. Selama ini mereka berdua telah bermain gila di belakangnya.

Hubungan yang awalnya hanya sebatas pertemanan karna Bianca merupakan sahabat baik Davina, perlahan mulai timbul ketertarikan di antara Bianca dan Arga lantaran keduanya sering bertemu.

Keduanya semakin dekat tanpa sepengetahuan Davina. Sampai akhirnya cinta yang bercampur hawa nafsu telah menutup hati keduanya hingga tega menyakiti Davina dengan pengkhianatan.

Terkadang memang kita tak di haruskan percaya sepenuhnya dengan orang lain, bahkan kekasih ataupun sahabat baik sekalipun.

Manusia tak bisa luput dari sifat egois dan serakah. Yang paling mengerikan sampai tak punya hati hingga tega menyakiti.

Davina mengepalkan kedua tangannya. Menatap penuh amarah pada Bianca yang menahannya seorang diri di kelas begitu selesai kuliah.

Mantan sahabatnya itu semakin tak punya malu, masih mencari masalah dengannya. Seharusnya Davina yang marah-marah pada Bianca, tapi ini sebaliknya.

"Vinaa,, Vinaa,," Seru Bianca sembari tersenyum meledek.

"Kamu itu emang polos apa pura-pura polos.?"

"Makanya jangan cuma nempel sama Papa kamu biar tau caranya manjain pacar."

"Giliran di tinggalin nggak terima."

Untuk kesekian kalinya Bianca melontarkan cibiran yang menyudutkan Davina. Seolah-olah pengkhianat yang di lakukan oleh Arga akibat kesalahan Davina yang selalu menolak berbuat lebih.

Entah apa alasan dibalik sikap Bianca yang selalu menyudutkan Davina. Bianca seperti ingin membuat Davina yakin jika semua ini memang murni kesalahan Davina karna tak bisa menjaga Arga di sisinya.

Davina tersenyum kecut. Geli sendiri mendengar ucapan Bianca.

"Aku.?? Nggak terima di tinggalin Arga.?" Tanya Davina dengan tatapan sinis.

"Kamu salah besar Bianca.! Justru aku mau berterima kasih sama kamu, Bi."

"Aku jadi tau kalau Arga bukan cowok baik-baik, nggak bisa di percaya.!"

"Kamu juga harus hati-hati, mana tau di luar sana dia juga tidur sama cewek lain yang rela melempar tubuhnya secara gratis kayak kamu."

"Arga nggak mungkin nolak kan.?" Davina tersenyum mengejek. Dia tertawa puas dalam hati karna berhasil menyalakan api, membuat Bianca terlihat kepanasan dengan wajah yang memerah.

"Jaga mulut kamu.! Arga nggak mungkin berpaling dari aku." Seru Bianca percaya diri.

"Oh ya.? Kamu yakin sekali." Davina tersenyum kecut. Mungkin saat ini keduanya memang terlihat saling mencintai, tapi Davina yakin suatu saat Bianca akan merasakan apa yang dia rasakan saat ini.

"Nggak ada yang nggak mungkin Bianca.! Cinta bisa tumbuh dan mati kapan saja. Jangan terlalu percaya diri." Ucap Davina penuh penekanan. Dia lalu mendorong pundak Bianca agar menyingkir dari hadapannya, setelah itu bergegas keluar dari kelas, meninggalkan Bianca dengan amarah yang semakin meluap. Niat hati ingin membuat Davina semakin terluka, malah sebaliknya.

...****...

Davina memarkirkan mobilnya di basemen club. Tempat yang kemarin malam sempat ia sambangi dalam keadaan sakit hati.

Walaupun kemarin tidak betah berada di tempat ini, tapi nyatanya Davina kembali datang secara sengaja ke club ini.

Mendengar penuturan salah satu teman kampusnya tentang Bianca dan Arga yang akan menghadiri party di club ini, mengundang rasa penasaran Davina untuk datang melihat dua sejoli itu.

Davina seakan belum puas melihat dua pengkhianat itu lepas begitu saja dengan tenang tanpa mendapatkan balasan apapun darinya.

Sebaik dan sepolos apapun seseorang, suatu saat akan menunjukkan sisi lain yang bertolak belakang dari sifat aslinya jika sudah merasa tersakiti.

Mungkin ini yang sedang di lakukan oleh Davina. Ada sedikit pemikiran untuk balas dendam dengan melihat keduanya merasakan hal yang sama.

Kehadiran Davina di club malam itu menjadi pusat perhatian. Bajunya yang minim hingga nyaris memperlihatkan aset-asetnya. Tubuh putih mulusnya yang berbalut dress minim dan melekat sempurna, semakin membuat para mata lelaki menatap tak berkedip ke arahnya.

Sebagian bahkan terlihat menelan saliva, seolah melihat Davina layaknya santapan lezat yang menggiurkan.

Sadar mendapat tatapan mesum dari banyak laki-laki, Davina berusaha menutupi bagian dadanya dengan kedua tangannya.

Gila memang, hanya karna ingin membuat Arga meliriknya agar Bianca kesal dan cemburu, Davina rela memakai pakaian minim yang belum pernah dia pakai.

Selama ini dia selalu memakai pakaian yang sedikit tertutup, setidaknya tak kekurangan bahan seperti saat ini.

"Sendirian aja cantik.?" Laki-laki dengan penampilan yang gagah menghampiri Davina. Dia menebar senyum khas yang menawan.

Kedua manik mata Davina menatap laki-laki itu dari ujung kepada hingga kaki. Davina melempar senyum tipis.

"Temen-temen ku di sana,," Ucap Davina sembari menunjuk ke arah kerumunan. Walaupun tidak tau pasti siapa mereka, tapi Davina terlihat yakin jika di sana ada Bianca dan Arga.

"Maaf, aku duluan." Davina bergegas pergi dari hadapan laki-laki itu. Memang memiliki tampang yang cukup lumayan, tak kalah tampan dari Arga, tapi sayangnya saat ini Davina tak tertarik mencari pasangan. Dia sudah bertekad pada tujuannya untuk mencari perhatian Arga.

Davina mengulas senyum sinis, dia sudah menemukan dua manusia yang tengah bermesraan. Duduk berduaan, dengan kepala Bianca yang bersandar di bahu Arga.

Tanpa menghiraukan tatapan orang-orang yang ada di sana, Davina dengan santainya bergabung dan duduk di depan sepasang kekasih itu.

Kedatangan Davina tak ayal membuat kedua mata Arga dan Bianca melotot sempurna. Keduanya terkejut melihat Davina berada di club. Yang lebih mengejutkan lagi, penampilan Davina sangat seksi, mengalahkan penampilan Bianca.

"Haii,, kita ketemu di sini." Sapa Davina santai. Dia mengangkat satu kakinya, menyilangkannya di atas kaki satunya lagi.

"Davina, kamu,,," Bianca terlihat kehabisan kata-kata, tak habis pikir dengan Davina yang tiba-tiba muncul dihadapannya dan terlihat sedang menggoda Arga.

"Ngapain kamu kesini.? Jangan harap Arga tergoda sama kamu walaupun dandannya kamu mirip pela- lacur.!" Pekik Bianca kesal.

Davina tersenyum santai mendengarnya.

"Mirip pela- lacur.? Padahal aku ngikutin dandan kamu loh Bi,," Ucapnya dengan senyum mengejek.

Bianca tampak geram mendengarnya, dia beranjak dari duduknya dan menghampiri Davina.

"Jadi selama ini kamu cuma pura-pura bodoh dan polos.?" Seru Bianca sembari menarik tangan Davina untuk berdiri.

"Bi,, jangan buat keributan di sini." Arga melerai, menarik tangan Bianca agar melepaskan tangan Davina.

"Biar aku bawa Davina keluar dari sini." Ujarnya lalu menggandeng tangan Davina.

"Ngapain pegang tangan dia.!" Seru Bianca kesal. Dia menepis tangan Arga, tak suka melihat Arga menggandeng tangan Davina.

"Arga cuma pegang tanganku Bi, bukan pegang yang lain, kenapa kamu cemburu.?" Davina semakin semangat membuat Bianca jengkel.

"Diam kamu.!!" Bianca hampir saja melayangkan tamparan di wajah Davina, namun Arga menahannya.

"Sudah aku bilang, jangan buat keributan di sini." Tegurnya.

"Kenapa kamu belain bocah ingusan itu.?! Kamu nggak sadar kalau dia lagi cari perhatian kamu.?"

"Lihat penampilannya, persis kayak pel- lacur.!"

"Apa lagi tujuannya ke sini kalau bukan cari gara-gara sama aku.!" Seru Bianca sedikit membentak.

Hal itu mengundang perhatian orang-orang di sekitar yang menatap heran ke arah mereka.

"Astaga Bi, kamu percaya diri sekali." Davina menggeleng geli.

"Memangnya setampan dan sehebat apa Arga.? Untuk apa aku mencari perhatiannya kalau pacar baruku jauh lebih sempurna dari dia." Meski nada bicaranya santai, namun Davina memendam kekesalan lantaran Bianca masih terus mencibirnya tanpa mau mengakui kesalahannya.

"Sayang,,, kamu dari mana aja.?" Davina langsung menghampiri laki-laki dengan postur tubuhnya yang gegap tinggi. Dia tak sungkan menggandeng tangannya meski tidak kenal.

Dengan bangganya menatap Bianca dan Arga, sengaja ingin menunjukkan pada mereka bahwa dia benar-benar memiliki pacar baru yang jauh lebih segalanya di banding Arga.

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!