Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 3
Sheina menangisi nasibnya yang harus mengandung di saat baru saja menikmati masa-masa mudanya. Lulus dengan nilai sempurna, bekerja di perusahaan yang diimpikan, semua baru saja ia rasakan. Kehamilan ini benar-benar mimpi buruk baginya.
“Shein, lo udah bangun? Gue masuk ya.” Suara teriakan yang sampai terdengar di kamar mandi itu mengagetkan Sheina, sampai-sampai alat tes di tangannya terjatuh dan Sheina buru-buru mengambil dan menyembunyikannya di tangan.
Sheina mencuci muka, lalu keluar dari kamar mandi, menemui saudara tirinya yang sedari tadi berteriak heboh, entah mencari apa.
“Shein, gue minjem duit dong, duit gue habis,” kata gadis itu sembari menengadahkan tangannya tepat di hadapan Sheina.
“Aku nggak punya uang lebih Key, gajian masih lama,” balas Sheina yang sudah muak dengan tingkah Keyla, saudara tirinya. Gadis itu selalu meminta uang padanya, dengan alasan meminjam, tapi tidak pernah dikembalikan seperti janjinya.
“Ya ampun, Shein. Lo pelit banget sih. Ntar kalau gue udah jadi artis terkenal, lo juga kecipratan.” Keyla menggeledah tas milik Sheina yang tergeletak di meja.
“Key, aku bilang aku nggak punya uang,” kata Sheina berusaha merebut tasnya.
Tanpa Sheina sadari, di tangannya masih tersimpan alat tes kehamilan, dan Keyla berhasil melihatnya.
“Apa itu di tangan lo?” Keyla merebut paksa alat itu dari tangan Sheina, dan berhasil
“Key, balikin. Jangan!” Sheina berusaha merebut kembali, tapi terlambat.
“Lo hamil!” Keyla berteriak, membuat Sheina lemas dan menunduk. Mau mengelak pun Keyla sudah mengetahuinya. “Gue bilangin mama,” kata Keyla. Ia membawa lari alat tes milik Sheina.
Kenapa harus ketahuan secepat ini? Papa pasti marah besar. Ini semua gara-gara bayi ini dan cowok breng*sek itu.
Setelah kepergian Keyla, tidak menunggu lama gadis itu kembali ke kamar Sheina dengan membawa kedua orang tuanya. Papa Sheina terlihat sangat marah dengan muka yang memerah.
“Apa ini Sheina?” tanya papa sembari melemparkan alat tes kehamilan itu pada putrinya.
“Maafin aku, Pa. Tapi ini bukan salahku,” jawab Sheina membela diri.
“Bukan salahmu kamu bilang?” teriak papa diiringi dengan sebuah tamparan. “Dasar anak tidak tahu malu!” Satu tamparan mendarat lagi di pipi sebelahnya.
Papa keluar kamar Sheina, mama tirinya tersenyum dan Keyla hanya diam menatap Sheina yang menangis. Meski ada sedikit rasa kasihan di hati Keyla, tapi ia juga takut terkena marah papa.
“Kita diam saja, biar papa yang urus,” bisik mama pada Keyla.
Setelah itu papa masuk membawa sapu, masih dengan ekspresi marah papa bertanya setengah berteriak, “Siapa bapaknya? Papa tidak sudi ada anak haram di rumah ini!” Papa mengangkat gagang sapu ke udara membuat Sheina ketakutan dan semakin terisak. “Jawab!”
“Temen SMA, Pa. Aku nggak tau dia di mana sekarang,” jawab Sheina dengan lirih.
“Apa? Jadi dia juga tidak mau bertanggung jawab?” Suara papa semakin meninggi, hampir saja papa memukul Sheina dengan sapu, tapi tiba-tiba ….
“Pa, jangan! Kasihan anaknya Sheina,” teriak Keyla yang merasa tidak tega dengan bayi dalam kandungan saudara tirinya itu.
“Keyla, jangan ikut campur,” sahut mama.
“Kasihan anaknya, Ma. Dia nggak salah apa-apa,” balas Keyla.
Gadis itu ternyata masih punya hati nurani. Walau bagaimanapun, ia dan Sheina dari kecil sudah bersama-sama. Apalagi ia juga sangat menyukai anak kecil.
“Pergi kamu dari sini, Shein! Papa nggak mau kamu ada di rumah ini!”
“Pa, maafin aku.” Sheina bersimpuh di kaki papanya, tapi sang ayah malah menarik kakinya menjauhi Sheina.
“Papa bilang pergi! Keyla, kemasi barang-barang Sheina dan kosongkan kamar ini!”
Papa meninggalkan kamar Sheina, diikuti mama yang berjalan di belakang suaminya.
“Gue benci anak ini, Key!”
🥀🥀🥀
Tenang Shein, aku nggak tega-tega amat kok 😅😅
Thank you yang sudah mampir 🥰🥰 Nanti aku up lagi ya Insya Allah 🥳🥳🥳
Jangan lupa ritualnya 😘😘