AKU SARANIN BACA DULU Si DUKU MATENG YA BIAR TAHU ASAL USULNYA CERITA INI
HAPPY READING
Penghulu menikahkan itu memang sudah tugasnya, lalu bagaimana kalau Penghulunya yang dinikahkan
Alkan Arthama Syarief, si Penghulu tampan berlesung pipi, yang bisa membuat para calon pengantin wanita berpaling dari calon suami mereka.
Dipertemukan dengan Grecia, si gadis apa adanya, yang sangat jauh dari tipe Alkan. Bahkan Cia rela menjadi stalker dari seorang Alkan, si Penghulu tampan, kapan pun dan dimana pun.
Hidup, sikap, penampilan, bahkan gaya berbicara pun mereka bagaikan langit dan kerak bumi. Alkan yang begitu sederhana dan lembut, Grecia yang begitu glamor dan bar bar serta emosian, didukung dengan segala kemewahannya.
Akankan mereka bisa saling melengkapi, disaat banyak yang menentang, karena perbedaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buat Calon Suami
"Penghulunya ganteng ya, senyumannya itu loh kayak ngajak ijab kobul." ucap Keke yang duduk disebelah Cia, yang tengah menikmati makanan ringan, namun kedua matanya selalu tertuju pada Bapak Penghulu, yang tengah mengantri untuk menikmati santap siang.
'Bukan cuma ngajak ijab kobul, tapi juga kayak ngajar kekamar.' sahut Cia didalam hati, mulutnya seakan terkunci rapat untuk mengatakan hal itu.
"Ke, aku mau nambah dulu ya, diem disini jangan kemana mana!" titah mutlak Cia tidak bisa diganggu gugat.
Keke hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan, kedua matanya masih jelatatan menatap para pria tampan, yang hadir dipesta pernikahan sepupunya.
"Beh bener bener gak ada produk gagal, cowok disini." gumamnya pelan.
Sedangkan Cia, gadis bergaun toska itu semakin mendekat kearah stand makanan, targetnya bukan itu, tapi orang yang saat ini tengah mengambil makanannya.
Cia berpura pura mengambil piring yang berada tepat disisi target, hingga tangan mulus Cia hampir saja bersentuhan dengan lengan berurat milik sang target, siapa lagi kalau bukan Alkan si Bapak Penghulu.
"Astaghfirullah!" ucap Alkan, pria itu sedikit terkejut karena tiba tiba ada sebuah tangan putih mulus, hampir saja dia sentuh.
Cia yang mendengar si Bapak Penghulu beristigfar, terlihat mengerenyitkan dahi. Bahkan Cia segera menarik lengannya, padahal piring saja belum dia raih.
"Maaf, saya tidak sengaja," ujar Alkan merasa tidak enak.
Pria itu sedikit menundukkan kepalanya pada Cia, membuat gadis itu semakin menahan senyuman masam. Ternyata masih cukup jauh jarak yang membentang diantara mereka, apa lagi saat Alkan terus saja menjaga pandangannya.
Pria itu bahkan lebih memilih menatap kearah lain, dari pada menatap pada gadis cantik yang ada dihadapannya saat ini. Padahal Cia sendiri, hampir meneteskan air mata dan air liurnya secara bersamaan, kala melihat wajah teduh penghulu sang pujaan.
Munafik? tidak! Alkan tidak munafik, dia hanya menghormati wanita, menjaga pandangan adalah salah satunya.
"Silahkan, kamu saja dulu." ucap pelan Alkan pada Cia, membuat wanita itu menganggukkan kepalanya pelan.
Cia masih bisa melihat Alkan dari sudut matanya, pria itu terlihat menghela napas berkali kali, kala melihat begitu banyak wanita yang menatap tak berkedip padanya.
Namun pria berlesung pipi itu, terlihat tenang dan berusaha tidak terganggu. Saat Cia menggeser tubuhnya, Alkan langsung menempatinya.
Cia mengulum senyum sebisa mungkin, saat ini dia dan Alkan terlihat seperti pasangan yang tengah antri untuk mengambil makanan.
'Berasa jadi istrinya, kalau gini mah.' kekeh Cia didalam hati.
Diam diam si gadis cantik, meletakan beberapa potong daging kedalam piring Alkan, kala pria itu mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Buat calon suami." gumam pelan Cia, setelah selesai dia segera menjauh dari sang penghulu.
Bahkan Cia menahan tawanya, kala melihat wajah bingung Alkan saat ini. Pria itu memandang horor pada piring yang tengah dia pegang.
"Kenapa daging rendangnya ada enam potong? waduh bisa bangkrut ini yang punya hajat. Mau dibalikin gak sopan, dimakan kebanyakan. Bisa kolesterol aku nanti, tapi kenapa jadi enam, perasaan tadi ngambilnya cuma dua." Alkan terus saja bermonolog sendiri.
Tanpa Alkan sadari, seorang gadis tengah terkikik geli melihat raut wajah bingungnya, setidaknya walaupun dia tidak berinteraksi banyak dengan bapak penghulu pujaannya. Cia merasa bahagia hari ini, karena sudah berhasil lebih dekat, bahkan mengambilkan sesuatu untuk pria yang dia suka.
Walaupun, Pria itu belum menyadari, entah sampai kapan Alkan akan menyadari kehadiran dia, menyadari tatapan memuja penuh cinta, menyadari kalau seorang Grecia begitu menginginkannya.
'Bolehkah aku berharap?' lirih Cia dalam hati, ternyata mencintai dalam diam memang sangat sulit. Ingin mengungkapkan tapi belum siap ditolak, tapi kalau tidak diungkapkan sangat menyiksa hati dan jiwa.
Lalu Cia harus apa? maju pantang mundur! atau mundur alon alon?
Senyuman tipis gadis itu kembali hadir, kala melihat Alkan makan dengan tenang. Bahkan pandangan nakal Cia malah tertuju pada jakun pria itu, yang naik turun saat menelan makanannya. Membuat gadis itu, menahan napas sekuat mungkin.
Ingin menyentuhnya, tapi takut dilempar piring. Tapi kalau tidak disentuh, pasti membuatnya penasaran, bahkan insomnia nanti malam. Cia hanya mengigit bibir bawahnya gemas, bahkan makanan yang ada dimulutnya dia telan susah payah.
'Astaga dragon ball, Mami anakmu sudah tidak waras gara gara Pak Penghulu!' jerit hati Cia
ASTAGA DRAGON BALL😭😭😭😭😍😍😍
lama2 author nya tak jak bkin kolak ini....