Godaan Sang Mantan

"Fagan kenapa jahat banget sih, Key? Aku punya salah apa sama dia?"

Jovanka terus menggerutu sementara tangannya sibuk mengompres pipi bekas tamparan Fagan. Jovanka benar-benar panen tamparan hari ini, karena sebelumnya Keygan juga sempat menampar pipi wanita itu.

Di saat Jovanka terus mengumpat Fagan, Keygan justru sibuk memikirkan Shafura. Hatinya semakin merasa bersalah karena sudah menampar Shafura.

"𝘗𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘱𝘪𝘱𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘦𝘺𝘨𝘢𝘯.

Keygan ingin segera menemui Shafura, namun Jovanka selalu punya cara untuk menghalanginya. Kali ini wanita itu meminta Keygan untuk membantunya mengobati bekas tamparan adik nya.

Keygan tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya. Saat berada dekat dengan Jovanka, wanita yang selama ini ia cintai, justru pikirannya selalu tertuju pada Shafura. Wanita yang Keygan anggap sudah menghancurkan hubungannya dengan Jovanka.

Sedangkan saat bersama Shafura, Keygan selalu teringat dengan janjinya pada Jovanka. Keygan berjanji akan menikahi Jovanka setelah wanita itu memiliki status pendidikan yang setara dengan Shafura.

Namun saat Jovanka kembali, Keygan merasa perasaannya pada Jovanka mulai hambar. Jantungnya tidak berdetak cepat seperti saat bersama Shafura. Padahal semua sudah berjalan sesuai rencananya, bahkan Shafura sendiri sudah meminta berpisah.

Namun lagi-lagi manusia hanya bisa berencana, karena pada akhirnya Tuhan yang menentukan. Dan di saat Keygan akhirnya menyadari perasaannya pada Shafura, wanitanya itu justru telah pergi meninggalkannya.

"Key, Kamu dengerin aku gak, sih?" Bentak Jovanka.

"Apa, Sha---"

"Sha? Jadi dari tadi Kamu sibuk mikirin wanita murahan itu?"

Jovanka semakin naik pitam, di saat dirinya terluka karena Fagan yang membela Shafura, Keygan pun ternyata sibuk memikirkan wanita itu. Tidak mengkhawatirkan dirinya sama sekali yang saat ini pipinya sudah membengkak.

"Sudah kubilang, jangan memanggilnya begitu," ucap Keygan tidak suka. "Shafura bukan wanita murahan!"

Keygan kembali membentak Jovanka. Hatinya terlalu sakit mendengar Jovanka menghina Shafura. Mendengarnya membuat Keygan kembali teringat dengan dirinya yang juga begitu kejam memfitnah Shafura.

"Kenapa Kamu tidak suka?" Tanya Jovanka. Kali ini ia semakin yakin jika Keygan memiliki perasaan pada Shafura. "Kamu juga sudah lihat sendiri kan buktinya, Shafura masuk ke ruangan atasannya. Dan saat dia keluar, bajunya sudah berganti."

Keygan dulu tidak percaya saat Jovanka mengatakan Shafura wanita murahan, yang menjual tubuhnya demi popularitas. Keygan sangat mengenal Shafura bahkan sedari kecil, wanita itu tidak mungkin se-menjijikan itu.

Shafura juga bukan orang sembarangan yang mampu melakukan hal menjijikkan seperti itu, orang tuanya kaya raya, dan memiliki bisnis di mana-mana bahkan sampai ke luar negeri. Tidak mungkin Shafura mau menghancurkan dirinya sendiri.

Bahkan jika untuk popularitas, statusnya sebagai pewaris Velies Holdings sudah cukup menyita perhatian, bahkan bisa dikatakan lebih dari popular.

Namun saat itu Jovanka memberinya bukti cctv yang memperlihatkan Shafura masuk ke sebuah ruangan bersama seorang pria yang diduga atasannya. Namun saat keluar dari ruangan itu, Shafura terlihat sudah berganti pakaian.

Jovanka menyimpulkan telah terjadi sesuatu di ruangan itu, yang membuat Shafura bahkan harus berganti pakaian. Dan jawabannya mengarah pada sesuatu yang lebih intim.

Bukan hanya itu saja, Shafura pernah beberapa kali tertangkap kamera tengah berjalan bersama seorang pria yang diduga orang yang sama, yakni atasannya. Keduanya masuk ke sebuah hotel dan hanya memesan satu kamar saja.

Keygan pun akhirnya percaya karena bukti yang Jovanka tunjukkan kala itu terlalu kuat untuk disangkal. Dan sejak saat itu Keygan membenci Shafura. Keygan yang sejak awal kecewa dengan Shafura, semakin membenci wanita itu.

"Aku sudah membuktikan sendiri. Aku dan Shafura---"

"Kamu dan Shafura apa?" Bentak Jovanka setengah berteriak. "Jangan bilang kalian..." Jovanka tidak sanggup meneruskan perkataannya, air matanya mengalir bersama dengan rasa sesak yang perlahan menyeruak di hatinya.

"Ya, aku dan Shafura melakukannya. Dan akulah orang pertama yang mengambil kesuciannya."

Deg

Hati Jovanka sangat hancur, membayangkan Keygan melakukannya dengan Shafura. Sementara dengan dirinya hanya sebatas berpelukan saja, tidak pernah lebih dari itu. Untuk berciuman saja Keygan selalu banyak alasan.

"Tega Kamu, Key."

Isak tangis Jovanka terdengar sangat memilukan, membuat Keygan membawa wanita itu ke dalam dekapannya.

"Maafkan aku, Jo." Keygan mengusap punggung wanita itu, mencoba menenangkan Jovanka yang terus terisak dalam pelukannya. "Kamu berhak mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari aku. Aku---"

"Maksud Kamu apa?" Jovanka merenggangkan pelukannya, ia menatap Keygan dengan tatapan nyalang dan penuh kecewa. "Setelah Kamu mengkhianati aku, sekarang Kamu mau tinggalin aku, Key?"

Air mata Jovanka semakin deras, membuat Keygan kesulitan menenangkan kekasihnya itu.

"Aku hanya ingin Kamu mendapatkan yang terbaik, Sayang."

Keygan sangat bingung, di satu sisi ia ingin mengejar Shafura. Sementara di sisi lain, ia terikat dengan Jovanka yang sudah banyak berkorban untuknya.

"Kamu yang terbaik untukku, Key. Apa pun itu, aku akan terima. Jika Kamu memiliki anak dengan Shafura pun aku akan ikhlas menerimanya."

Deg

𝘈𝘯𝘢𝘬

Jantung Keygan berdetak lebih cepat. Ya, kemungkinan Shafura hamil sangat besar. Apalagi malam itu Keygan tidak memakai pengaman apa pun. Keygan merasa bahagia dan memiliki secerah harapan kembali untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Shafura.

"𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘣𝘦𝘯𝘪𝘩𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘵𝘶𝘮𝘣𝘶𝘩."

"Tapi aku--"

"Aku bilang akan menerimanya, Key. Jadi, Kamu harus nikahin aku secepatnya. Aku tidak mau kehilangan Kamu lagi, Key."

"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘪 𝘑𝘰𝘷𝘢𝘯𝘬𝘢. 𝘋𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘦𝘺𝘨𝘢𝘯. "𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢."

...----------------...

"Mom, aku pergi ya." Shafura berusaha menahan air matanya saat berpamitan dengan Hanika.

Shafura memutuskan untuk pergi jauh meninggalkan Indonesia. Ia ingin melupakan semua kenangan buruknya tentang Keygan. Namun apakah Shafura bisa melakukannya, sementara saat mengingat Hanika, ia juga akan kembali teringat Keygan. Apakah artinya Shafura juga harus melupakan Hanika?

Air mata yang mati-matian Shafura tahan akhirnya tumpah juga saat Hanika memeluknya. Hanika meraung dalam pelukan putri kesayangannya itu.

"Mommy tahu Kamu sangat terluka, Sayang. Tapi apa harus ninggalin Mommy?" Ucap Hanika di sela-sela tangisnya. "Kalau Mommy rindu gimana? Kalau mommy mau peluk Kamu gimana?"

Shafura semakin mengeratkan dekapannya, ia sama sedihnya dengan Hanika. Namun Shafura tidak memiliki pilihan lain. Pergi adalah jalan satu-satu nya.

Shafura tidak akan bisa melanjutkan hidupnya selama Keygan berada di sekitarnya. Apalagi melihat pria itu bersama wanita lain, Shafura tidak akan sanggup. Setidaknya, dengan menjauh Shafura masih bisa bernapas dengan tenang.

"Maafkan aku, Mom. Tapi aku harus pergi."

Shafura perlahan merenggangkan pelukannya dari Hanika. Wanita cantik itu mengusap air mata di pipi Hanika.

"Aku janji, akan sering-sering menghubungi Mommy."

"Janji, ya? Mommy pegang kata-kata Kamu. Kalau Kamu bohong, mommy akan suruh Daddy cari Kamu dan bawa Kamu pulang."

Shafura tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Setelah berpamitan pada Afkar dan Fagan, Shafura melangkahkan kakinya keluar dari kediaman Bhatara. Meninggalkan Indonesia, meninggalkan Keygan dan segala kenangannya.

"𝘚𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘔𝘢𝘴, 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘯𝘮𝘶."

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥