Aku yang membiayai acara mudik suami ku, karena aku mendapat kan cuti lebaran pada H-1. Sehingga aku tidak bisa ikut suami ku mudik pada lebaran kali ini, tapi hadiah yang dia berikan pada ku setelah kembali dari mudik nya sangat mengejutkan, yaitu seorang madu. Dengan tega nya suami ku membawa istri muda nya tinggal di rumah warisan dari orang tua mu, aku tidak bisa menerima nya.
Aku menghentikan biaya bulanan sekaligus biaya pengobatan untuk mertua ku yang sedang sakit di kampung karena ternyata pernikahan kedua suami ku di dukung penuh oleh keluarga nya. Begitu pun dengan biaya kuliah adik ipar ku, tidak akan ku biar kan orang- orang yang sudah menghianati ku menikmati harta ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leni Anita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Makanan untuk ku mana?" Tanya Mia yang baru saja muncul ketika kami sedang makan malam.
Aku tidak menjawab pertanyaan Mia begitu pun dengan Gita. Aku masih fokus dengan makanan yang saat ini ada di hadapan ku, begitu pun dengan mas Randi dan Gita.
"Mas, makanan untuk ku mana?" Tanya Gita dengan suara kesal.
"Tanya sama Arin, Arin yang beli semua ini, bukan Aku!" Mas Randi terus menikmati apa yang ada di piring nya.
"Rin, mana punya ku? Aku ini bagian dari keluarga ini, aku juga istri nya mas Randi!" Mia bertanya pada ku sambil berkacak pinggang.
"Kau bisa masak sendiri jika mau makan, kau bukan lah bagian dari keluarga ku. Jadi aku tidak punya kewajiban memberi mu makan!" Aku berkata dengan ketus.
"Mas, Arin keterlaluan. Dia makan enak, sementara aku tidak!" Mia merajuk pada mas Randi.
Mas Randi tidak menjawab ucapan Mia, ku lihat mas Randi juga sangat egois. Dia hanya memikirkan perut nya saja, bahkan dia tidak perduli jika Mia kelaparan. Padahal Mia juga istri nya dan dia lah yang sudah membawa Mia ke sini.
"Kamu itu cuma gundik, jangan ngaku bagian dari keluarga ini. Dasar tidak tahu malu!" Bukan aku yang menjawab pertanyaan Mia tapi Gita.
"Kau!" Mia mengangkat tangan nya ingin menampar Gita.
Tapi dia kalah cepat, Gita mengambil sambal dari mangkok kecil. Sambal dengan cabe setan level 10 itu langsung melumuri wajah hingga mulut Mia, hingga membuat Mia kepedasan.
"Au,,,pedas, pedas!" Teriak Mia sambil berlari menuju wastafel untuk mencuci muka dan juga mulut nya.
Adik sepupu ku ini memang bar - bar, jadi dia tidak akan diam saja jika ada orang yang menyakiti nya.
"Pedas, pedas!!!" Mia langsung mengambil jus milik Mas Randi yang ada di meja lalu meneguk nya hingga habis.
"Masih mau lagi?" Tanya Gita sambil tersenyum.
"Mas, kamu usir perempuan tidak tahu diri ini dari sini. Dia udah keterlaluan mas!" Mia membujuk Mas Randi agar mengusir Gita.
Aku dan Mia tersenyum melihat drama yang terjadi di depan mata ku, aku mau lihat bagai mana mas Randi bisa membela Mia.
"Bereskan meja makan sekarang juga!" Perintah ku pada Mia sambil berdiri.
"Aku tidak mau, aku bukan babu mu. Lagian kalian yang makan, kenapa aku yang harus memberes kan semua nya!" Mia menolak perintah ku dengan berani.
"Mas, buat Mia menuruti perintah ku. Atau biar Gita yang akan memberi nya pelajaran berharga!" Aku berkata sambil menyungging kan senyum di bibir ku.
"Iya Rin, iya. Aku akan buat Mia membereskan semua ini!" Mas Randi berkata dengan cepat.
Aku dan Gita segera pergi dari ruang makan meninggal kan Mia dan juga mas Randi. Aku tidak perduli dengan apa yang akan dilakukan mas Ransi dan Mia, yang terpenting Mia melakukan tugas nya sebagai pembantu ku di rumah ini.
Aku memantau mas Randi dan Mia melalui kamera pengawas, aku melihat Mas Randi membujuk Mia agar mau membereskan meja makan.
"Mia, tolong bereskan meja makan. Nanti aku akan pesan kan apapun makanan yang kamu mau!" Mas Randi membujuk Mia yang tampak cemberut.
"Beneran mas?" Mia langsung tersenyum mendengar ucapan mas Randi.
"Beneran, ayo bereskan semua nya agar kau bisa makan. Kau mau makan apa?" Mas Randi bertanya pada Mia.
"Aku mau makan sama seperti yang mas makan tadi!" Jawab Mia sambil tersenyum.
"Baik lah, sekarang bereskan semua nya. Biar aku pesan kan dulu!" Mas Randi tampak mengeluarkan sebuah ponsel dari saku celana yang dia kenakan.
Aku mengernyit kan kening ku sejenak, dari mana mas Randi mendapat kan ponsel itu. Ponsel mas Randi sudah aku ambil dan aku jual beberapa waktu yang lalu, tapi mas Randi seperti nya punya ponsel baru.
'Dar mana dia punya ponsel baru? Apakah mas Randi mencuri sesuatu dari ku dan menjual nya?' Batin ku di dalam hati.
Tidak, aku harus memeriksa segala sesuatu di rumah ini. Jangan sampai mas Randi mencuri sesuatu di belakang ku, tidak akan ku ampuni jika dia melakukan hal tersebut.
"Git, tunggu di sini dulu ya. Mbak mau ke atas sebentar!" Aku pamit pada Gita.
"Iya mbak!" Jawab Gita yang masih fokus pada ponsel di tangan nya.
Aku langsung naik ke lantai atas, aku memeriksa isi kamar ku. Tidak ada yang hilang, aku juga memastikan kunci cadangan kamar ku masih tersimpan rapi di tempat nya. Aku juga memeriksa kamar - kamar yang lain yang ada di lantai atas, semua masih terkunci. Aku memeriksa rekaman cctv, semua nya aman dan tidak ada gerak - gerik yang mencurigakan baik dari mas Randi maupun Mia.
Aku kembali ke bawah dan kulihat mas Randi dan juga Mia tidak ada lagi di dapur, mungkin Mia sudah kembali ke gudang. Aku melihat dari kamera tersembunyi, tampak Mia sedang makan makanan yang sama persis dengan apa yang kami makan tadi.
'Jadi, mas Randi benar - benar membelikan Mia makanan yang dia janjikan tadi, tapi dari mana mas Randi punya uang? Dia juga udah beli ponsel baru!' Aku membatin dan merasa heran dari mana mas Randi punya uang.
"Lagi mikirin apa mbak?" Gita mengagetkan aku.
"Lagi lihat ini!" Aku menunjuk kan ponsel ku pada Gita dan memperlihat kan mas Randi yang sedang menemani Mia makan.
"Kita kerjain yuk!" Ajak Gita sambil tersenyum.
"Gimana cara nya?" Tanya ku pada adik sepupu ku itu.
"Mbak, mbak kunci semua pintu yang menjadi akses untuk masuk ke dalam rumah terlebih dahulu!" Gita berkata pada ku sambil tersenyum.
Aku pun menuruti ucapan Gita, aku mengunci semua pintu yang bisa di jadikan akses untuk masuk ke dalam rumah tanpa ada yang ketinggalan.
"Udah!" Aku berkata pada Gita.
"Ayo kita matikan aliran listrik menuju gudang, biar mereka merasakan gelap dan pengap di dalam gudang!" Gita berkata sambil tersenyum.
"Boleh juga tu, gelap dan pengap. Di dalam gudang kan cuma ada kipas angin, jika listrik nya mati gimana mau pake kipas angin!" Aku pun setuju dengan usul Gita.
Aku mengajak Gita pergi ke dapur, aliran listrik yang ada di dalam gudang berasal dari arah dapur. Aku mencabut saklar yang merupakan jalan aliran listrik menuju gudang, dengan begitu keadaan dalam gudang pasti menjadi gelap.
"Mas, listrik nya mati mas. Aku takut gelap mas!" Mia langsung memeluk Mas Randi karena kaget.
Aku memantau mereka melalui kamera pengawas, walaupun listrik di dalam gudang sudah mati, tapi aku bisa melihat mereka dengan jelas. Karena yang aku pasang adalah kamera dengan kualitas tinggi, jadi sekalipun di dalam gelap gambar nya masih terlihat dengan jelas.
"Kamu tetap di sini, biar mas periksa dulu!" Mas Randi berjalan keluar gudang.
"Aku ikut Mas!" Mia mengikuti mas Randi sambil memegang tangan nya.
Kedua nya keluar dari dalam gudang dan mereka tampak terkejut karena lampu yang ada di teras belakang menyala dengan terang, begitu pun di samping dan di dalam rumah. Semua lampu menyala dengan terang.
"Mas, listrik nya nyala. Tapi kenapa di gudang listrik nya mati?" Mia bertanya pada mas Randi.
"Mas periksa dulu, mungkin saja kabel nya konslet!" Mas Randi berjalan menuju pintu dapur untuk memeriksa nya.
"Loh, kok di kunci? Rin, buka pintu nya Rin!" Mas Randi menggedor pintu dapur dengan kencang.
"Mbak, suami mu tu!" Gita menunjuk pada pintu dapur dengan memonyong kan bibir nya.
"Biarin aja lah, yuk kita pergi. Biar malam ini ditemani sama tikus!" Aku mengajak Gita pergi dari dapur karena tidak mau mendengar pintu dapur yang terus di gedor oleh mas Randi.
"Mas, Seperti nya Arin sengaja mutusin aliran listrik nya. Istri kamu itu bener - bener keterlaluan!" Mia berkata pada mas Randi
Di dalam rumah aku tersenyum puas melihat 2 sejoli itu malam ini, silah kan tidur sama tikus dan kecoa. Mana di dalam gudang pengap dan panas karena tidak ada kipas angin, selamat menikmati hadiah bulan madu dari ku.