[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏
Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.
Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.
Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.
3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.
Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?
Simak ceritanya di sini.😉
Happy Reading All! 📚☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FOMC 1
Di Club malam tepatnya di kota M, terlihat seorang wanita cantik telah mabuk berat dengan pikirannya yang kacau. Bagaimana tidak! Dia baru saja memutuskan pacar yang paling dicintainya, karena berselingkuh dengan temannya, sekaligus orang yang dia sudah anggap seperti saudaranya sendiri.
Tiga tahun menjalin kisah asmara nyatanya malah kandas dikhianati. Hati dan pikiran Amel begitu kacau balau, sehingga ia memutuskan untuk mencari seorang pria sewaan dan melampiaskan sakit hatinya pada malam ini.
Yah, namanya Amelia Andini Wijaya, gadis yang biasa disapa Amel. Amel memiliki paras yang cantik. Amel juga memiliki tinggi 169 cm,hidung mancung,bibir tipis nan seksi,alis tipis,pipi sedikit tembem,rambut panjang,kulit sawo matang, dan badan ramping berisi.
Amel masih duduk termenung di kursi yang tersedia di Club malam itu,sambil mengingat-ingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu.
...~Flasback On~...
Gadis itu sudah nampak cantik nan anggun, dengan balutan celana jins hitam,baju kaos putih,rambut panjang yang ia biarkan tergerai, serta make-up naturalnya, memancarkan aura kecantikkan yang alami pada dirinya. Amel berdiri di meja rias melihat pantulan penampilannya di cermin.
"Sempurna!"ucapnya bersemangat senang.
Amel dan pacarnya sudah berjanji akan kencan hari ini pada jam 10 pagi. Amel sengaja berdandan dengan cantik, untuk diperlihatkan pada pacar tercintanya. Setelah selesai dengan acara dandan, Amel segera memesan ojek online di benda pipih miliknya.
Kini Amel sudah berada di teras rumah sambil menunggu ojek online datang. Setelah ojeknya datang, Amel langsung memberitahukan tempat yang akan dia datangi.
"Pak, di Restoran ×× yah!"pinta Amel, beranjak naik ojek.
Saking senangnya ketemu sama pacar yang dirindukannya, Amel tidak memperhatikan Si Tukang ojek online itu.
"Iya Mbak,"ucap Si Tukang ojek. Tukang ojek menyodorkan salah satu helmnya pada Amel.
"Eh, maaf. Gue kira loe Bapak-Bapak, ternyata loe seorang wanita. Haha." Amel tertawa canggung, mengambil helm yang diberikan Si Tukang ojek.
"Gak sekalian aja, loe bilang gue Aki-Aki,"balas Si Tukang ojek mulai bercanda.
"Haha, loe bisa aja. Fikiran gue nggak nyampe situ juga kale ... masa Aki-Aki narik motor, ntar tulangnya patah gimana?" Amel ikut menimpali candaan Si Tukang ojek.
"Kalo patah, ya tinggal di lem aja pakai lem alteco gampang, kan?" Candaan Si tukang ojek membuat keduanya tertawa.
Beberapa detik kemudian. "Loe lagi seneng, ya?"tanya Si Tukang ojek.
"Kelihatan banget, ya?" Bukannya jawab pertanyaan dari Si Tukang ojek, Amel malah bertanya balik padanya.
"Ya iyalah kelihatan. Pas tadi loe keluar dari rumah, wajah loe secerah mentari yang sedang bersinar terang pada hari ini." Si Tukang ojek tersenyum meledek, mengingat kembali apa yang dilihatnya.
"Iih, kepo lu!"ucap Amel. "Gue Amel, loe siapa?" sambung Amel lagi.
"Pengen tahu aja atau mau tahu banget, nih?" Si Tukang ojek mulai bercanda.
"Yaudah. Kalo nggak mau beritahu juga,gue nggak maksa kok,"ucap Amel memanyunkan bibir tipisnya.
"Ye, serius amat lu. Gue Ayu!"ucap Ayu sambil tertawa,karena berhasil membuat Amel merajuk.
"Gitu kek dari tadi. Hm ... tapi,kalau dipikir-pikir, nama loe Ayu dan gaya loe kek preman begini. Haha, lucu juga ya, nama sama kepribadian nggak searah. Mending loe ganti nama deh, gimana kalo mang Sukimin?" Canda Amel panjang lebar sambil tertawa, karena berhasil mengoda Ayu.
"Enak aja, nama gue diganti-ganti. Ini nama udah dari gue lahir tahu nggak? Dan kalo soal kepribadian yah, begitulah gue,"jelas Ayu asal, sambil tertawa.
Entah mengapa mereka berdua terlihat lebih akrab, padahal mereka baru saja saling kenal. Lama mereka bercanda ternyata sudah dekat dengan tempat tujuan yang Amel maksudkan.
Setelah sampai di Restoran, Amel turun dari ojeknya Ayu, dan bergegas membuka helm. Mengambil uang seratus ribu dalam dompet, lalu memberikannya pada Ayu.
Amel melirik arloji di pergelangan tangannya. 'Waduh, gawat-gawat. Udah terlambat beberapa menit lagi,'batin Amel panik.
"Loe, ada uang kecilan dikit nggak? Soalnya gue baru narik ini, Mel. Maklum belum ada penumpang sebelumnya selain elu." Ayu tersenyum dan memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Gak ada Yu, kalo gitu simpan aja kembaliannya untuk loe,"ucap Amel berlari kecil, meninggalkan Ayu.
"Tapi uangnya kebanyakkan, Mel!"teriak Ayu kebinggungan.
Amel berhenti sejenak berbalik badan menghadap Ayu dengan senyum manisnya dan berkata. "Tenang Yu, kapan-kapan jika loe dapatin gue numpang lagi. Gue nggak perlu bayar."
"Ah, dasar lu benang kusut!"teriak Ayu yang melihat Amel memasuki Restoran.
Sesampainya di dalam Restoran. Amel melirik disekeliling ruangan Restoran.Tetapi,dia tidak mendapati orang yang di rindukannya selama seminggu itu.
'Apa mungkin dia masih di jalan, ya?'fikirnya. Amel pun memilih duduk dan menunggu.
"Mau pesan apa, Mbak?"tanya pelayan Restoran ramah.
"Es capuccinonya 1, sama nasi gorengnya 1,"ucap Amel ramah dihiasi senyum di bibirnya.
"Iya. Tunggu sebentar ya, Mbak!"ucap pelayan tersenyum. Amel mengiyakan dan pelayan itu pun berlalu pergi.
Makanan dan minumannya Amel, sudah ia makan dan sudah mau hampir habis. Tapi, orang yang ditunggu-tunggu olehnya tak kunjung datang. Sampai makanan Amel habis pun, tetap masih belum datang juga. Dengan gigih Amel masih tetap menunggu orang tercintanya itu datang, dan berharap secepatnya menghampirinya.
Cukup lama Amel menunggu sampai arloji di pergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul 05:00 sore. Tapi, pacarnya itu belum juga datang.
Amel berusaha menghilangkan fikiran buruk tentang pacarnya dan memilih 30 menit lagi untuk menunggu. Jika pacar tercintanya masih belum datang juga, maka dia akan segera pulang.
Kini 30 menit telah berlalu dan Amel memutuskan untuk pulang saja,karena percuma sudah lama menunggu. Tapi, ternyata orang itu belum datang juga. Setelah membayar makanan dan minumannya, ia berjalan keluar Restoran dengan lesuh.
Setelah memesan ojek online dan menunggu ojek datang, dia tak sengaja melihat pacarnya sedang berjalan keluar dari Mall di seberang jalan, dengan seorang wanita yang begitu familiar di matanya. Pacarnya dan wanita itu sedang bergandengan tangan menuju parkiran.
Wanita itu tampak bermanja-manja dengan Riski, pacarnya. Amel berulangkali mengucek matanya dan menyakinkan dirinya, bahwa penglihatannya mungkin saja salah. Tapi, tetap saja dia mengenali sosok pria dan wanita itu dengan jelas. Amel terus memperhatikan gerak-gerik mereka, sampai kedua orang itu memasuki mobil dan perlahan-lahan menjauh dari Mall.
Saking tidak yakinnya Amel dengan apa yang dilihatnya, dia pun memutuskan untuk mengikuti mobil itu secara diam-diam. Kebetulan ojek online yang dipesannya juga sudah tiba.
Sebenarnya Amel sudah menduga bahwa Riski adalah seorang playboy. Tapi, Amel tetap yakin dan percaya bahwa Riski akan berubah seiring berjalannya waktu.
Apalagi sudah masuk tiga tahun menjalin hubungan dengannya. Yah, walaupun tidak sering ketemuan, karena Amel sibuk kerja paruh waktu dan sibuk dengan pendidikannya. Toh, bukankah cinta itu harus saling percaya?
Kejadian yang barusan Amel lihat, membuat dia ingin memastikan bahwa semua ini tidak seperti yang dia bayangkan. Tidak mungkin teman curhatnya dan bahkan yang begitu baik selama ini padanya, yang sudah bagaikan saudara baginya, tega mengkhianatinya dan yang lebih parahnya lagi, merebut orang yang sudah menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun ini.
"Jadi loe yang mesan ojek gue, Mel?"ucap Ayu mengagetkan Amel yang tengah melamun.
"Itu muka jangan dikusutin, seperti pakaian yang belum disetrika aja," sambungnya lagi.
"Yu, loe harus ikutin mobil itu. Cepat! Keburu mobilnya pergi jauh!"ucap Amel tidak menghiraukan candaan Ayu. Amel menunjuk mobil BMW merah yang belum lama keluar dari parkiran Mall di seberang jalan.
Bersambung❣
jdi rd MLS klmaan