Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya satu per satu rahasia kehidupan sang dokter tampan namun galak itu terkuak. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Cover by @putri_graphic
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DGGM 3. Gadis gila
Pagi ini seperti biasa Azura memulai harinya dengan penuh semangat. Jam 7 pagi ia telah tapi mengenakan celana kulot hitam panjang dan kemeja berwarna biru laut. Rambutnya di kuncir satu ke belakang menampakkan lehernya yang putih bersih. Tak lupa sepasang anting mutiara kecil peninggalan sang mama membuat tampilannya begitu cantik dan menawan. Tak salah kadang para pelanggan minimarket khususnya kaum Adam jadi terpesona dan suka berlama-lama berdiri di dekat meja kasir hanya untuk memandangi wajah cantik dan ramah Azura. Kadang juga mereka tak sungkan-sungkan mengajak berkenalan dan meminta nomor telepon, tetapi Azura hanya menanggapinya dengan senyum tipis dan menolak secara halus dengan alasan pekerjaan.
"Kak, ini nasi goreng jatah kakak." ujar Melodi seraya menyodorkan sepiring nasi goreng yang dilengkapi telur dadar dan segelas teh manis.
"Makasih, Di. Kamu ada jadwal pagi hari ini?" tanya Azura seraya menyantap nasi goreng buatan adiknya.
"Iya kak." sahut Melodi. "Oh ya kak, kemarin anak buah pak Gatot datang kemari. Katanya ... jangan sampai telat bayar hutang." lirih Melodi seraya menyantap nasi goreng miliknya.
Azura menarik nafas lelah, namun ia tetap berusaha untuk tersenyum. Ia tidak mau menunjukkan beban dan kesulitannya pada adiknya. Ia ingin adiknya tetap tetap ceria tanpa terganggu dengan masalah hutang yang tidak sedikit itu. Cukuplah ia yang menderita. Cukuplah ia yang kesulitan, tapi jangan adiknya.
"Dia nggak ngapa-ngapain kamu kan, Di?" tanya Azura. Ia sebenarnya cukup was-was sebab anak buah pak Gatot itu terkenal sangar dan kejam. Ia takut orang-orang itu menyakiti adiknya.
"Nggak kok kak. Mereka nggak ngapa-ngapain, Lodi. Tapi ya itu, mereka ngancam jangan sampai telat." ujarnya lirih. Sebenarnya sudah lama Melodi penasaran dengan nominal hutang yang harus dilunasi kakaknya itu, tapi Azura tak pernah mau jujur. Azura justru menegaskannya agar tetap fokus pada kuliahnya. Bila adiknya sukses, maka ia akan jadi kakak yang paling bahagia. Ia tidak menuntut apa-apa pada adiknya. Bisa melihat adiknya berhasil dan bahagia saja, ia sudah cukup bahagia.
"Kalau mereka nemuin kamu lagi, bilang aja nggak usah khawatir, kakak nggak akan telat bayar kok."
"Kak ... "
"Hmmm ... "
"Lodi kerja part time, boleh?"
"Tidak boleh." tegas Azura. Bahkan ia sampai menghempaskan sendok yang ada di tangannya ke atas piring hingga menimbulkan bunyi yang nyaring.
"Tapi Lodi pingin kerja kak. Lodi pingin bantu kakak. Lodi pingin ringanin beban kakak." melas Melodi dengan mata berkaca-kaca. Sebenarnya ia sungguh tak tega melihat kakaknya harus banting tulang siang dan malam untuk menghidupi dirinya dan melunasi hutang-hutang peninggalan orang tuanya. Sudah sejak lama Melodi ingin membantu, tapi Azura selalu menolaknya dengan keras.
"Sekali kakak bilang tidak, tetap tidak Lodi. Fokus saja pada kuliah kamu, dek. Kamu kan tau, kebahagiaan terbesar kakak adalah melihat kamu bahagia dan jadi orang yang sukses. Kakak nggak mau karena kamu sibuk bekerja, kamu jadi melalaikan kuliah kamu. Sebentar lagi, Lodi. Tinggal sebentar lagi, bukankah sebentar lagi kamu wisuda. Jadi bersabarlah. Kamu tenang saja, dek. Kakak masih bisa. Fokus saja pada kuliahmu." pesan Azura dengan tersenyum hangat.
...***...
"Selamat datang di Happymart. Selamat berbelanja." ujar Azura saat ada pelanggan yang masuk ke minimarket tempatnya bekerja.
"Ada lagi kak?" ujar Azura saat ada seorang wanita yang hendak membayar belanjaannya.
"Nggak kak, ini aja." sahutnya.
"Totalnya Rp 153.500,- kak."
Lalu wanita itu menyerahkan 3 lembar uang 50 ribuan dan 1 lembar uang 5 ribuan pada Azura."
"Ini kembaliannya, kak." ujar Azura seraya menyerahkan uang kembalian senilai Rp 1.500,-. "Terima kasih sudah berbelanja di Happymart." tukasnya saat pelanggan wanita itu mengambil belanjaan yang diserahkan Azura.
"Hai kak, pulsanya dong?" ujar seorang pemuda berseragam putih abu-abu.
"Pulsa yang berapa kak?" tanya Azura sopan.
"Yang seratus ribu, kak. Ini nomornya." ujar pemuda itu sambil menatap Azura dan tersenyum-senyum memandangi wajah Azura membuat Azura jengah. Tapi Azura hanya diam saja, sudah biasa.
"Sudah, kak. Harganya 102.000 ya kak." ujar Azura lalu pemuda tanggung itu pun menyerahkan uang pas.
"Terima kasi, kak."
"Kak, kan saya udah kasi nomor saya ke kakak, giliran kakak dong kasi nomor kakak ke saya, siapa tau kita bisa jadi ... "
"Maaf dek, tolong kasi tempat untuk ibu itu. Ibu itu kayaknya sedang terburu-buru." potong Azura membuat pemuda itu seketika cemberut dan menyingkir dari sana. 'Dasar anak-anak zaman sekarang, bukannya sibuk belajar, malah mau modus. Emang gue penyuka berondong? Nehi ... Mendingan sama dokter galak deh. Eh, kok malah jadi ingat si dokter galak ya!' gumam Azura hingga tanpa sadar tersenyum sendiri saat melayani pelanggan.
"Ternyata dugaan saya tempo hari benar, kamu ini memang gadis gila. Tersenyum-senyum sendiri." cibir seseorang dengan nada sinis seraya meletakkan beberapa kotak jus kemasan dan minuman isotonik membuat Azura mengerutkan keningnya dan mengalihkan pandangannya dari layar komputer ke arah seseorang itu.
Mata Azura seketika melotot saat melihat siapa yang mencibirnya itu.
'Astaga, kok bisa-bisanya gue ngayalin tu dokter galak ada di mari. Sepertinya otak gue perlu diruqiyah ni.' gumam Azura sambil menepuk kedua pipinya agar sadar dari khayalannya.
Tapi semakin kuat ia menepuk pipi, orang itu tidak kunjung hilang dari pelupuk matanya hingga Azura berinisiatif mencubit pipi si dokter galak itu.
"Hei, apa-apaan sih kamu!" tepis Arkandra saat Azura mencubit pipinya. Arkandra bahkan sampai mengambil sapu tangan dari sakunya dan mengelap pipinya yang dicubit Azura.
"Astaga, ini beneran pak dokter galak? Jadi gue nggak mimpi ini?" seru Azura dengan mata berbinar.
"Cepat hitung itu!" titah Arkandra tegas membuat Azura mengerucutkan bibirnya.
"Ish, ibu pak dokter ngidam apa sih pas hamil bapak? Kok galak bener?" cibir Azura sebodoh amat deh dibilangin kasir nggak ada sopan santun.
Arkandra hanya diam seolah mengunci mulutnya, enggan menanggapi celotehan Azura.
"Ck ... sekarang bapak dokter selain galak, ternyata bisu juga ya? Diem aja. Percuma aja punya tampang cakep, tapi ditekuk mulu, Udah kayak orang patah hati. Eh jangan-jangan emang bapak lagi patah hati ya?" cerocos Azura seenaknya sambil menghitung pesanan Arkandra. Untung saja sedang sepi, jadi tidak ada yang mendengarkan omelan unfaedahnya.
Kesal mendengar omelan Azura yang tiada henti, Arkandra membalik badan berniat meninggalkan begitu saja belanjaannya.
Tau Arkandra akan kabur begitu saja, Azura segera mengejar dan menghadangnya.
"Eh, pak dokter galak, mau kabur ya? Bayar dulu dong! Pasti pak dokter mau alasan dompetnya tinggal terus mau kabur, iya kan! Masa' pak dokter kere sih! Padahal belanjaannya nggak banyak kok, cuma 132.200 doang eh malah nggak bisa bayar. Malu tuh sama gelar." ledek Azura membuat emosi Arkandra rasanya ingin meluap-luap.
Arkandra sudah kesal setengah mati, ia mengangkat tangannya seperti ingin mencekik dengan gigi bergemeletuk.
"Kenapa? Marah? Mau cekik? Cekik nih kalau bisa? Atau pak dokter kangen saya cium lagi? Hayo ngakuuuu!"
"Aaaargh ... dasar gadis gila!" desis Arkandra yang rasanya ingin sekali berteriak.
Lalu ia segera mengambil dompetnya dan mengeluarkan uang seratus ribuan 2 lembar lalu meletakkannya di tangan Azura. Tanpa kata, ia segera mengambil belanjaannya dan pergi dari hadapan Azura yang sudah tertawa terpingkal-pingkal.
"Pak dokter galak, ini ada kembaliannya." teriak Azura tapi Arkandra mengabaikannya.
Brakkk ...
Arkandra masuk ke dalam mobilnya sambil membanting pintunya dengan kasar.
"Sial banget sih! Bisa-bisanya ketemu gadis gila itu lagi. Apa katanya tadi? Kangen dicium dia? Gila. Asli gila. Bener-bener gila."
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Cerita yang lucu dan menggemaskan karakter tokoh utamanya Azura Arkan 😊😊😊