NovelToon NovelToon
Anindirra

Anindirra

Status: tamat
Genre:Janda
Popularitas:12.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: non esee

Warning.!!! 21+


Anindirra seorang single parent. Terikat perjanjian dengan seorang pria yang membelinya. Anin harus melayaninya di tempat tidur sebagai imbalan uang yang telah di terimanya.

Dirgantara Damar Wijaya pria beristri. Pemilik perusahaan ternama. Pria kesepian yang membutuhkan wanita sebagai pelampiasannya menyalurkan hasratnya.

Hubungan yang di awali saling membutuhkan akankah berakhir dengan cinta??

Baca terus kisah Anindirra dan Dirgantara yaa 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 03

Sesampainya di kantin terlihat Dewi melambaikan tangan ke arahnya. Dengan lemas Anin mendudukkan bokongnya di kursi plastik tepat dihadapan dewi.

"Minumlah dulu juicemu." Dewi menggeser juice alpukat pesanan Anin.

Anin meneguk habis minuman yang dipesannya. Siang ini nafsu makannya hilang. Efek beban pikirannya. Hatinya belum tenang. Memikirkan ucapan Dokter Hendra dan waktu yang di berikan. Sedangkan ia belum bisa mendapatkan kepastian. Anin harus menunggu. Di tambah kejadian yang baru di alaminya di dalam lift.

"Kalau sampai di tolak. Kemana aku harus mencari uang sebanyak itu?" ia membatin. Terus berpikir membuat kepalanya pusing sehingga dadanya terasa sesak.

"Gimana An? Apa pengajuan pinjamanmu di setujui?" Dewi bertanya kepada Anin yang terlihat melamun. "Anin." Dewi memanggilnya kembali

"Ehh... Ya Wi, kenapa?"

"Hmm... Kamu melamun ya?" Gimana pengajuan pinjamanmu? Dewi bertanya untuk kedua kalinya.

"Mudah-mudahan Wi, doakan saja ya." walau hatinya tidak terlalu yakin pinjamannya akan di setujui.

"Terus Bu Ranti bilang apa?"

Karna Dewi terus bertanya. Akirnya Anin menceritakan dengan rinci pembicaraannya dengan Bu Ranti kepada Dewi. "Segala keputusan ada di tangan Pak Bayu Wi."

"Semoga ada kabar baik ya An, aku yakin kamu pasti mendapatkan jalan keluarnya.

"Semangat." Dewi mengepalkan tangannya. Ia memberi suport untuk teman baiknya.

"Tapi... Kenapa wajahmu nampak pucat An? Kamu sepertinya kurang istirahat?" Dewi memperhatikan wajah temannya.

"Hah!" Anin membuang nafasnya. "Aku sehat Wi, hanya saja barusan aku salah masuk lift."

"Kog bisa?" Dewi bertanya sambil menyeruput habis es jeruk di tangannya.

"Ya bisa... Aku terlalu fokus dengan ponselku dan aku baru sadar saat pak Bayu menegurku!"

"Maksudnya?" Dewi bertanya.

"Jangan bilang kamu masuk lift khusus CEO kita?" Dewi memperjelas yang di sampaikan Anin.

Anin mengangukkkan kepalanya.

"Ya ampun Anindirra! Kamu beruntung bisa satu lift dengan pria tertampan seantereo jagad raya!" Dewi malah kegirangan.

Anin mengerutkan kedua alisnya. Anin bingung dengan apa yang disampaikan temannya ini. "Beruntung? Beruntung dari mananya Dewi Kumala Sari!" Anin menyebut nama Dewi dengan menambahkan nama di belakang yang bukan namanya.

"Yang ada, aku malah dapat surat teguran dikarenakan lalai. Sudah menggunakan lift yang bukan diperuntukkan untuk kita para karyawan." Anin menjelaskan.

"Ehh. Tunggu. Apa yang kamu maksud pria tertampan itu Pak Bayu?" Anin bertanya karna ia memang belum mengetahui wajah pemilik perusahaan ini. Ia hanya mengetahui asisstennya.

"Bukan Aniiinnn!! Tapi dia..." suaranya terhenti karna mulutnya di bekap oleh Anin.

"Pelankan suaramu Wi.." Anin menyadari banyak pasang mata yang menatap curiga ke arah mereka.

"Pria tampan itu pemilik perusahaan ini. Namanya Dirgantara Darma Wijaya ." Dewi mengeja namanya seraya membisikkannya ketelinga Anin.

"Aku tidak tau Wi, yang aku tau cuma Pak Bayu idolamu!" memelankan suaranya Anin terkikik menggoda Dewi.

"Diiihh... Pak Bayu si wajah datar itu?" Dewi mencibir tapi tak urung membuat bibirnya tersenyum malu, sambil menangkup kedua pipinya. Hatinya membenarkan ucapan Anin. Dewi memang mengidolakan Bayu sang asissten yang terkenal cuek dan cool saat di lirik para karyawan wanita. Tapi bisa berubah mengerikan di saat ada yang melakukan kesalahan.

"Apa selama bekerja disini, kamu belum pernah melihat wajah pemilik perusahaan ini An?" Dewi bertanya

"Belum Wi.." Anin menggelengkan kepalanya.

"Apa pria yang bersama Pak Bayu tadi pemilik perusahaan ini ya ?" Anin membatin bertanya dalam hati.

"Sudah jangan di bayangkan ah... Ayok, kita balik. Jam istirahat sebentar lagi habis." cicit Anin sambil menarik tangan Dewi agar segera beranjak dari duduknya kembali untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

*

*

Di sebuah ruangan tepatnya di lantai tujuh belas. Tampak sesosok laki-laki gagah dengan tinggi badan 185 cm. Berwajah tampan rupawan. Tengah berdiri menghadap kaca tembus pandang berukuran besar. Tirai jendela terbuka lebar. Hingga terpampang jelas pemandangan kota Jakarta dengan segala hiruk pikuknya.

Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana. Wajahnya terlihat dingin. Sorot matanya tajam. Pandangannya lurus kedepan memperhatikan pemandangan di bawah dari ketinggian gedung yang tengah di pijaknya.

Pria itu adalah Dirgantara Darma Wijaya. Pria matang berumur 40 tahun. Pemilik perusahaan raksasa Wijaya grup. Bergerak dibidang pengelolahan pertambangan, perhotelan, dan beberapa swalayan dibeberapa kota dan negara.

Di tambah beberapa bulan kebelakang. Dirga memperluas jaringan bisnisnya dengan menanam saham di dua perusahaan ternama yang bergerak bidang obat-obatan dan penerbangan.

Secara materi, dunia sudah ada dalam genggamannya. Tapi tidak dengan kehidupan pribadinya. Pria yang terlihat sempurna ini adalah pria hangat yang berubah dingin. Hatinya kesepian. Jiwanya lapar mencari dermaga untuk bisa membawanya pulang.

Selama sepuluh tahun terakhir. Hari-harinya banyak dihabiskan dengan bekerja. Berpindah-pindah kota untuk menambah pundi-pundi rupiah. Menambah bisnis di segala bidang.

Kerajaan bisnisnya berkembang pesat. Namanya pun semakin meroket di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Tetapi sayangnya kesuksesan tak lantas membawanya menjadi pria sukses dalam berumah tangga.

Suara ketukan pintu memutus pandangannya. Dirga berbalik arah menuju sofa tidak jauh dari meja kerjanya. Ia mendudukkan bokongnya dan menyandarkan punggung di sandaran sofa.

Masuk

Bayu Lesmana. Asissten setia Dirga orang kedua di perusahaan ini. Masuk dan menyerahkan file berisikan biodata wanita yang dimintanya. Semuanya tercatat jelas. Dirga membacanya dengan wajah penuh arti.

"Nona Anindirra sedang membutuhkan uang tuan. Saya mendapatkan laporan dari kepala bagian keuangan. kalau hari ini Nona Anin mengajukan pinjaman dan meminta untuk di pertimbangkan.

Dua jam sebelumnya.

Sekembalinya ia dan Dirga dari makan siang. Bawahannya yang menjabat sebagai kepala bagian keuangan datang menghadap ke ruangannya. Membahas tentang pengajuan pinjaman dari salah satu stafnya yang masih dalam masa kontrak yang bernama Anindirra.

****

Bersambung ❤️

1
Ratu Ratni
Kecewa
Ayu Darjo
cepat fong Dirga..
Ayu Darjo
ihh.emang dia g pernah makan mie ya....
Ayu Darjo
bahagianya...
Ayu Darjo
saling sayang
rina Rismayanti
Luar biasa
Suyudana Arta
ladalah, lak tenan to
Hamimah Jamal
awas keciduk Dirga Anin, bisa kenak hukum rimba nantik 😂
Ayu Darjo
sangat enak membaca ceritanya... sata suka..
muth yasin
Luar biasa
Hera Puspita
hamidun nie kayak nya si anin 😁😁
Hera Puspita
stella jodoh nya bayu ini
Rita Syahrudin
Biasa
Hamimah Jamal
CEO DIRGA, sempurna fisik dan materi. sesuai dg yg di haluin para hawa direal life. karayamu Terthe best 👍👍👍
Cita
Lumayan
Cita
Kecewa
Hamimah Jamal
Luar biasa
Zayna Khanza
ngebayangi papi dipakaiin baju trus ngadu kebaby boy🤣🤣
Hamimah Jamal
kok akunya yg jadi baper, dg alurnya 🤭
Hamimah Jamal
ceritanya, membuat aku sayang kalo bacanya gamaraton 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!