NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku, Kak

Ambil Saja Suamiku, Kak

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Penyesalan Suami / Dokter
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Riana pikir kakaknya Liliana tidak akan pernah menyukai suaminya, Septian. Namun, kecurigaan demi kecurigaan membawanya pada fakta bahwa sang kakak mencintai Septian.

Tak ingin berebut cinta karena Septian sendiri sudah lama memendam Rasa pada Liliana dengan cara menikahinya. Riana akhirnya merelakan 5 tahun pernikahan dan pergi menjadi relawan di sorong.

"Kenapa aku harus berebut cinta yang tak mungkin menjadi milikku? Bagaimanapun aku bukan burung dalam sangkar, aku berhak bahagia." —Riana

Bagaimana kisah selanjutnya, akankah Riana menemukan cinta sejati diatas luka pernikahan yang ingin ia kubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

“Lili, kalau kamu bicara seperti itu aku bisa salah paham. Ingat, sekarang aku suami adikmu. Jangan suka bercanda,” ucap Septian, suaranya terdengar dingin namun mengandung getar halus seolah berusaha membangun benteng. Ia tidak mau Liliana tahu perasaannya yang sebenarnya, bahwa ada ketertarikan yang seharusnya tak pernah ada. Ia sangat tahu, Liliana adalah kakak yang begitu menyayangi adiknya.

“Septian, aku—”

“Kita sebentar lagi sampai rumah sakit. Kasihan Lira belum istirahat. Nanti aku akan bicara lagi sama Riana. Percayalah, dia hanya marah sesaat,” potong Septian cepat, lalu menekan pedal gas lebih dalam. Jalanan malam terasa semakin sunyi, menyamarkan gejolak yang tak terucap.

Liliana menoleh ke arah jendela, menahan helaan napas. Dalam hati, ia mencoba menenangkan dirinya sendiri. Tenang, Lili. Masih banyak kesempatan. Apalagi Septian sudah menjatuhkan talak pada Riana. Untuk bersama dengannya, hanya tinggal menunggu waktu.

***

Di sisi lain, Alif tengah berkunjung ke rumah Arsen untuk membicarakan masalah relawan yang akan dikirim ke Sorong. Istri Arsen, Naya, yang membuka pintu menyambut kedatangan tamu itu.

“Dokter Alif,” sapa Naya begitu menyadari siapa yang datang. Sosok itu tak lain adalah pemilik Rumah Sakit X, tempat suaminya bekerja. “Silakan masuk, Dok. Saya panggil Mas Arsen dulu.”

“Naya, gak usah terlalu formal begitu,” ucap Alif sambil melangkah masuk dan mengambil tempat duduk.

“Bagaimana saya bisa tidak formal? Siapa sangka bujang lapuk ini ternyata pemilik Rumah Sakit X. Ya, meski kakak saya, Nisa, yang pegang saham terbesarnya. Oh iya, kebetulan ada Dito juga,” ujar Naya dengan nada kikuk.

Alif tertawa kecil. “Kamu ini. Kebetulan sekali, memang ada acara apa?”

Naya hanya menanggapi dengan senyum tipis. Mana mungkin ia menceritakan yang sebenarnya, kalau Dito dan Nisa baru saja bertengkar. Dito pun melampiaskan kekesalannya dengan datang ke rumahnya, membuat suaminya harus ikut terjebak mengikuti mood lelaki itu. Akibatnya, anaknya sendiri jadi kehilangan waktu bersama sang ayah.

“Naik aja ke atas, Dok, biar tahu sendiri,” ucap Naya, mencoba menutupi kegugupannya dengan senyum hambar.

Alif mengernyit, separuh heran. Namun sebelum sempat bertanya lebih lanjut, suara langkah kaki terdengar menuruni tangga. Arsen muncul bersama Dito, yang wajahnya tampak tegang.

“Kalian sudah turun? Aku buatkan minum dulu,” ucap Naya dengan nada halus.

“Sayang, jangan terlalu capek, ya. Nanti kita gak bisa kasih adik buat Rayandra,” goda Arsen sambil menatap istrinya penuh manja.

Dito yang melihat kemesraan itu hanya bisa menghela napas panjang. Ia mendekat ke arah Alif dan berbisik sinis, “Kita ini kayak obat nyamuk, gak habis-habis buat nemenin mereka.”

“Kita?” Alif menoleh dengan alis terangkat.

“Ya iyalah, siapa lagi? Aku punya istri, tapi tiap hari ribut kayak anjing sama kucing. Kamu? Bujang lapuk,” celetuk Dito tanpa tedeng aling-aling.

Alif hanya menaikkan alisnya, lalu menimpali datar, “Apa perlu aku panggil Nisa ke sini?”

Dito langsung membelalak. “Kamu gila? Mau bikin rumah Arsen jadi arena perang dunia ketiga?”

Alif terkekeh kecil, menggelengkan kepala. “Kalau begitu, mungkin ada cara lain. Kamu dan istrimu memang kayak anjing sama kucing. Tapi bagaimana kalau kalian ikut jadi relawan di Sorong? Bisa sekalian mempererat hubungan.”

Arsen yang mendengar usulan itu langsung menimpali, “Ide bagus. Aku setuju.”

Dito justru merengek seperti anak kecil, membuat semua orang tertawa, termasuk Naya.

Sejenak, Naya teringat bagaimana tiga tahun lalu ketiga orang itu dipertemukan dalam sebuah acara di Rumah Sakit X hingga akhirnya menjadi keluarga besar yang akrab. Hanya saja, setiap kali berkumpul, Alif sering jadi bahan olok-olokan karena masih sendiri. Sudah berulang kali Arsen dan Dito mencoba menjodohkannya dengan beberapa wanita, tapi selalu ditolak mentah-mentah.

“Dokter Alif, sebenarnya ke sini ada urusan apa?” tanya Naya, mencoba mengalihkan perhatian dari Dito yang masih cemberut.

“Ah, iya. Hampir saja lupa,” Alif menepuk keningnya. “Ini soal relawan di Sorong. Ar… aku berencana ikut turun langsung ke sana. Jadi, maksudku, aku ingin menitipkan Rumah Sakit X padamu untuk diurus sementara.”

“Ide gila macam apa itu? Itu rumah sakit besar, bukan warung nasi padang! Kamu nitipin ke Arsen, yang notabennya kepala dokter bedah? Al, kamu gak salah minum obat, kan?” cerocos Dito, hampir tak percaya dengan ucapan sahabatnya.

Alif hanya menghela napas panjang. “Mau bagaimana lagi? Kamu sendiri kan bakal ikut ke sana sama Nisa. Jadi, satu-satunya orang yang bisa aku percaya ya Arsen. Tapi kalau kamu maunya Nisa yang urus, aku juga gak keberatan. Kamu tahu sendiri kan, kemampuan manajemen Nisa bagus. Wajar saja kalau dia jadi pewaris keluarga Adrosono.”

"Pikiran kamu luar biasa Al," sahut Dito.

Sementara Arsen terdiam mendengar ucapan Alif. Ia tahu itu bukan sekadar gurauan. Mengurus rumah sakit sebesar X jelas bukan tanggung jawab ringan, apalagi dengan posisinya yang sudah penuh tekanan sebagai kepala dokter bedah.

“Al, kamu sadar gak apa yang kamu minta? Aku masih terikat dengan jadwal operasi. Rumah sakit sebesar itu gak bisa asal dititipkan begitu saja,” ujar Arsen, suaranya tenang tapi sarat keberatan.

Naya yang duduk di samping langsung ikut menimpali, “Mas Arsen benar. Kalau sampai dia harus tanggung jawab penuh di rumah sakit, kapan waktunya untuk keluarga? Rayandra aja sudah sering protes karena jarang main sama ayahnya.”

Alif menatap keduanya, wajahnya tetap serius. “Aku paham. Tapi pilihan kita terbatas. Relawan di Sorong butuh dokter berpengalaman, dan aku sudah memutuskan untuk turun langsung. Kalau aku tidak serahkan ke Arsen, siapa lagi yang bisa dipercaya?”

Dito melipat tangan di dada, mendengus, lalu menatap Alif dengan sorot mata menyelidik. “Tunggu dulu… aku rasa ini bukan sekadar soal relawan, kan? Jangan-jangan kamu lagi ngejar seseorang?”

Arsen dan Naya spontan ikut menoleh, pandangan mereka sama-sama penuh curiga sekaligus penasaran.

Alif mendadak kikuk, tenggorokannya terasa kering. “Heh? Apa maksudmu?”

“Kamu sedang mengejar wanita?” tanya Arsen. Nadanya terdengar lebih serius, meski senyum tipis tetap bermain di bibirnya.

“Heh, ini serius soal relawan. Kenapa kalian malah curiga begitu?” sahut Alif, suaranya terdengar kikuk, wajahnya memerah karena malu.

Justru reaksi itu membuat Dito makin puas. Ia menyeringai, lalu dengan santai melontarkan, “Jadi… janda mana yang kamu incar?”

1
Nur Hafidah
emang jodoh riana alif bukan septian sipecundang
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: tambah kak, si plin plan, maruk, pengen dua2nya
total 1 replies
arniya
Septian semoga km nanti menyesal....
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: masih plin plan gak jelas dia
total 1 replies
Ariany Sudjana
lupakan laki-laki mokondo itu Riana, kamu harus bangkit dan kejar kebahagiaanmu bersama dr Alif
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: pokoknya Riana harus bahagia ya
total 1 replies
Ma Em
Septian dari awal emang tdk perhatian pada Riana ya sdh Riana lupakan Septian , Riana lebih baik cari kebahagiaanmu sendiri tdk usah diingat lagi mending bersama dr Alif pasti Riana akan bahagia dan akan diratukan sama dr Alif , biarkan Septian dgn Liliana pasti sama Liliana juga tdk akan beda emang sdh karakter teledor dan masa bodo pasti tdk akan bisa berubah
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: berasa banget karakter septian ini ya kak
total 1 replies
Ariany Sudjana
sekarang aja baru menyesal, kemana saja selama ini bos? ya terima saja, kan selama ini memang lebih perhatian sama Liliana, sampai istri sendiri di sia-siakan
Ma Em
Septian kamu emang sdh kehilangan Riana karena dia sdh pergi keluar dari rumahmu dan tdk akan kembali lagi , biarkan Riana bahagia dgn orang lain Septian kamu berbahagialah dgn perempuan pilihanmu si Liliana yg selalu kamu bela dan kamu utamakan daripada Riana , lebih baik Riana dgn dr Alif saja semoga Riana berjodoh dgn dr Alif .
hafiz
lebih baik dgn Alif saja , dripada dengn suami tp lebih mementingkan KK ipar
Ma Em
Jangan angkat Riana sekarang kamu sdh keluar dari rumah Septian jgn pedulikan lagi apa yg terjadi mau Liliana atau Septian sdh tdk usah Riana hiraukan lagi biar saja Liliana bersama Septian , Riana jangan mundur lagi .
Ma Em
Liliana mati saja setelah mati lalu kamu bisa jadi hantu tinggal dirumah Septian , bagus Riana tinggalkan saja lelaki yg plin plan tdk punya pendirian , semoga Riana selalu bahagia setelah berpisah dgn Septian dan makin sukses .
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: 🤣🤣🤣 iya jdi hantu buat septian ya kak
total 1 replies
Ariany Sudjana
terima saja Septian, kamu sudah ditinggal Riana. bukannya kamu sudah ucapkan talak ke Riana? ya sekarang bebas dong, tinggal menikah sama Liliana, jadi ga perlu ada drama lagi
arniya
geregetan Septian....
Ma Em
Semoga Septian dan Liliana hdp nya tdk pernah bahagia karena dia sdh merebut kebahagiaan Riana , dan sebaliknya Riana semoga hidupnya dipenuhi dgn cinta dan kebahagiaan .
Ariany Sudjana
ini lagi pelakor, bermulut manis, pura-pura ga tahu kalau Septian suka sama dia, padahal dalam hati suka cita, sudah tidak ada penghalang dalam hubungan dengan Septian
Ariany Sudjana
dasar Septian mokondo, ga paham yah atau amnesia yah, sudah jatuhkan talak, tapi masih minta Riana kembali jadi istri yang patuh? dasar bodoh, apa dia ga tahu, dia sudah dorong Riana sampai kepala bocor, dan harus masuk RS? untung dr Alif datang, kalau ga, mungkin Riana sudah menghadap Tuhan
Ariany Sudjana
akhiri semua drama yang kamu buat Liliana, kan ini yang kamu mau, jadi istrinya Septian dan menyingkirkan adikmu sendiri
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: bangga dia bisa menang
total 1 replies
arniya
Riana semoga dapat yang lebih baik dari Septian
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: katanya mau sama dr alif 🤭
total 1 replies
arniya
lempar batu sembunyi tangan,
arniya
Septian mata nya ketutup apa sih , sampai gk bisa liat yang tulus sm yang cuma pura pura dan ad udang di balik batu.
Bun cie
ayo riana mumpung ada ibu mertuamu kemukakan ttg perceraianmu..pasti di loloskan disupport ibu septi
Bun cie
keputusan yg tepat riana..berpisah ..tinggalkan org2 toksik sekalipu suami dan kakakmu..kamu g sendiri ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!