Lelah dengan pertanyaan "Kapan menikah" Dari kedua orang tuanya. Joe Erlangga justru menyeret dan menawarkan sebuah pernikahan dengan seorang gadis yang selalu di buat makan hati oleh kekasihnya.
Tissa Andriana, Gadis cantik yang sudah memiliki kekasih itu terpaksa menerima tawaran Joe. Memutuskan sang kekasih yang selama lima tahun ini tanpa ada kepastian dan justru menyakiti nya dengan dekat dengan wanita lain selain dirinya.
••••••
" Apakah pernikahan ini semacam pernikahan kontrak?" Tissa Andriana.
"No! Tidak ada pernikahan kontrak diantara kita. Aku ingin menikah sekali seumur hidupku dan itu bersamamu.." Joe Erlangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Butuh Kepastian + Visual
"Kurang ajar!!
PLAAAK!
Tamparan keras mendarat di pipi Elfan. Bukan dari Tissa tapi dari Ina.
"Kau!?
"Lo itu laki gak punya otak ya? Bisa-bisa nya lo bilang kalau semua yang lo katakan itu cuma candaan.." Tissa yang di sakiti, Tapi Ina yang marah. Tissa meraih tangan Ina..
"Mbak.. Mending kita pergi aja.. " Tissa tak mau ambil pusing dan berdebat lagi. Ia butuh ketenangan dulu..
"Tapi Tiss..
"Udah yuk kita pergi aja.." Tissa sudah terlanjur kecewa. Bukannya minta maaf, Elfan tetap diam saja.
Tissa dan Ina berbalik badan hendak pergi. Namun langkah Tissa kembali terhenti ketika Elfan meraih pergelangan tangan Tissa.
"Lepas! Aku mau pulang..
"Kita belum selesai bicara.. Biarkan teman kamu itu yang pergi.." Ina menatap sebal Elfan yang mencegah Tissa untuk pergi.
"Mbak Ina tunggu di depan aja dulu.. Aku masih mau bicara sama Elfan.." Ina mendengus. Ia pasrah dan lebih memilih untuk menunggu di depan cafe saja.
" Jadi bener apa yang kamu bilang tadi? Lamaran yang kamu katakan kemarin cuma bercanda?" Ucap Tissa menatap Elfan dengan tatapan yang berkaca-kaca. Ia tak menyangka kalau Elfan akan mengatakan itu.
Tissa sudah bahagia kemarin saat Elfan mengatakan akan datang ke rumahnya hendak melamarnya. Dan sekarang? Pria itu tanpa merasa bersalah bahwa apa yang Elfan katakan kemarin adalah bercanda? Sungguh tega sekali..
"Iya, Aku cuma bercanda aja Tissa.. Lagian kamu yang terlalu baper. Aku ngomong gitu aja langsung di kira beneran.." Tissa menggelengkan kepalanya, Hatinya sakit saat pria yang ia cintai itu kembali berkata bahwa dianya yang terlalu terbawa perasaan.
Apa salah kalau Tissa mengharapkan lebih? Hubungan mereka telah berjalan selama lima tahun lebih wajarkan kalau Tissa ingin hubungan mereka lebih serius lagi..
Usia Tissa sudah dua puluh lima tahun, Dia sudah dewasa dan ingin segera menikah. Bukan karena dia kebelet atau sudah tidak tahan, Namun apa gunanya punya hubungan kalau berjalan di itu-itu saja.
Tissa menghapus air matanya kasar. Helaan nafas kasar Tissa kembali terdengar. Tissa menghempaskan tangan Elfan dengan kasar.
"Kamu tahu El? Saat kamu bilang hari ini mau datang ke rumah untuk melamar aku.. Aku itu udah bahagia banget El.. Karena apa? Aku ngerasa kalau kamu itu memang serius dengan hubungan ini.. Aku bilang sama Ayah dan ibu, Mereka bahagia.. Ibu udah siapin semuanya tadi demi menyambut kedatangan kamu dan keluargamu mu.. Tapi apa El? Kamu gak datang setelah aku nungguin kamu hampir tiga jam lamanya. Kamu gak bisa di hubungi.. Aku gak tahu kamu ada dimana? Dan malam ini, Aku ngeliat kamu sedang sama dia?" Tissa menunjuk seorang wanita yang sedang duduk seolah abai dengan perdebatan di sekitarnya..
"Astagaa Tissa.. Kamu tahu sendiri kan Tiss? Aku ini belum siapin biaya nikah.. Aku masih ingin fokus kerja.. Aku masih mau kumpulan uang yang banyak untuk kita nanti.. Coba kamu pikir deh. Biaya pernikahan itu mahal.. Belum lagi Biaya dekor, Biaya mahar, Semuanya itu butuh dana..
"Kita bisa nikah dengan konsep yang sederhana El.. Aku gak butuh kemewahan. Yang aku mau cuma kepastian. Aku ini seorang wanita dan aku sangat butuh bukti dalam hubungan ini.. Dan aku rasa akhir-akhir ini kamu berubah ya.." Tissa melirik Wanita yang sedang duduk itu.
"Atau karena sekarang udah ada dia? Kamu kayak gak peduli lagi ke aku.." Elfan meraup wajahnya dengan kasar. Wanita itu medongak, Ia tahu wanita yang di maksud oleh Tissa ada dirinya.
"Stop ya Tiss.. Jangan bawa-bawa Cecil dalam urusan ini.. Cecil gak tahu apa-apa.. Makin hari kamu itu makin cemburu gak jelas ya..
"Aku? Cemburu gak jelas? " Tissa menunjuk dirinya sendiri. " Tapi pada kenyataannya kamu lebih sering menghabiskan waktu sama dia dari pada sama aku.. Kamu bayangin gak sih kalo jadi aku? Aku itu sakit kamu abaikan mulu.. Tapi ya, Terserahlah.. Apa kata kamu. Aku gak peduli.." Setelah itu Tissa benar-benar pergi. Ia tak lagi menoleh ke belakang.
"Mas Elfan.." Wanita yang bernama Cecilia itu mengusap lengan Elfan. Pria itu menoleh..
"Maafin aku ya, Mas.. Gara-gara aku ngajak kamu jalan seharian ini kamu dan pacar kamu malah berantem..." Cecil memasang wajah sedih. Elfan tersenyum, Ia mengusap pipi wanita yang usianya satu tahun lebih muda dari Tissa itu dengan penuh perhatian.
"Kamu gak perlu khawatir..Tissa itu memang kayak gitu orangnya. Besok di rayu juga bakalan luluh lagi.. "
"Terus gimana kalau seandainya Mbak Tissa minta putus?"
"Dia gak bakalan minta putus kok.. Dia itu cinta banget sama aku. Kalau gak ada aku siapa yang mau peduli.. Udah kamu tenang aja. Mending sekarang kita pulang yuk, Ini udah malem.." Ajak Elfan pada Cecil. Wanita dua puluh empat tahun itu mengangguk. Cecil menggandeng lengan Elfan dengan mesranya.
Tanpa Elfan sadari, Bahwa ada sepasang pria yang menatap remeh Elfan.
"Cih.. Dasar cowok gak tahu diri. Pakek bilang ceweknya cinta banget lagi.. Basi!" Monolog pria tampan berjas rapi itu. Pria itu baru saja mampir di cafe ini, Tak lama ada pemandangan yang membuatnya geleng-geleng kepala.
"Emang lo kenal sama itu cewek?" Pria itu menoleh ke arah temannya.
"Gak kenal sih.. Tapi gue tau. Kalau gak salah sih dia itu asisten adek bos gue.. Lupa gue siapa namanya..
"Gila.. Kayaknya cowoknya itu selingkuh deh..
"Iya.. Dan si cewek kayaknya setia banget. Gue yakin sih.. Setelah ini si cowok pasti nyesel.." Ujar pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sesampainya di rumah, Tissa langsung masuk ke kamarnya. Wanita itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selain itu, Tissa ingin mendinginkan kepalanya agar lebih fress.
Setelah mandi dan memakai piyama. Tissa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Ingatan Tissa kembali melayang dimana sikap Elfan yang semakin lama semakin membuatnya muak.
"Aku yakin kalau mereka itu selingkuh.. Cuma Elfan aja yang gak jujur. " Tissa sangat yakin sekali, Kalau Elfan dan wanita yang bernama Cecil itu punya hubungan di belakangnya. Tak jarang Tissa melihat keduanya jalan dan bergandengan mesra.
Ting..
Tissa meraih ponselnya. Dia melihat siapa yang mengirim pesan malam ini.
"Aku minta maaf..Tolong maafkan aku ya.. Besok aku jemput kamu. Ibu mau ketemu kamu katanya..
Pesan itu dari Elfan. Pria itu minta maaf setelah membuat batin Tissa sakit tadi. Jika dulu Tissa senang melihat dan bahagia mendapatkan pesan semacam itu tapi tidak sekarang. Tissa tak merasakan apapun. Semuanya hambar seperti sayur tanpa garam.
Tissa hanya membaca pesan itu tanpa ada niat untuk membalasnya.
"Setelah apa yang dia katakan tadi dengan mudahnya dia minta maaf? Andai ada pria yang minta aku untuk jadi istrinya pasti langsung aku terima.. Ngapain perjuangin cinta untuk pria yang gak peka.."
•
•
•
Tbc
👇Joe Erlangga 👇
👇Tissa Andriana👇
👇Elfan Septian👇
👇Ayunda Cecilian👇
Ini Visual versi Othor ya.. Kalau kalian punya versi sendiri bisa bayangkan versi kalian masing-masing 🥰
Mending pulang ke rumah paman mu lagi lbh nyaman tnpa ribut
Biarkan mereka itu bahagia dan hancur lebur di buat Joe Erlangga🤣