NovelToon NovelToon
"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: wheena the pooh

Ketika seorang perempuan tidak ingin mempermainkan sebuah pernikahan yang baru seumur jagung, Humairah rela berbagi suami demi mempertahankan seorang pria yang ia cintai agar tetap berada dalam mahligai yang sama.

Aisyah Humairah menerima perjodohan demi balas budi pada orangtua angkatnya, namun siapa sangka pria yang mampu membuatnya jatuh cinta dalam waktu singkat itu ternyata tidaklah seperti dalam bayangannya.

Alif Zayyan Pratama, menerima Humairah sebagai istri pertamanya demi orangtua meski tidak cinta, obsesi terhadap kekasihnya tidak bisa dihilangkan begitu saja hingga ia memberanikan diri mengambil keputusan untuk menikahi Siti Aisyah sebagai istri keduanya.

Akankah Alif adil pada dua
Aisyahnya? atau mungkin diantara dua Aisyah, siapa yang tidak bisa bertahan dalam hubungan segitiga itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wheena the pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Pak Alif?"

Pria itu berdecak, ia tidak pernah menyangka bahwa calon istri pilihan ibunya adalah seorang gadis magang di kantornya, yang mereka terlibat salah paham konyol drama toilet lelaki beberapa waktu lalu.

Humairah tersenyum canggung, ia segera menundukkan kepalanya malu sendiri pada pemimpin kantor tempatnya magang saat ini.

"Baiklah, kalian bisa lanjutkan obrolan di dalam rumah ayo, nak Aisyah ini sudah lama menunggu mu sayang"

Ucapan mama Rika menarik lengan putranya membuat wajah Humairah memerah, entah karena malu atau apa.

"Ayo Humairah, ajaklah nak Alif masuk tidak baik mengajak tamu bicara di halaman seperti ini, apalagi nak Alif ini adalah calon suamimu"

Tukas ibu Aini kembali, Humairah hanya bisa mengangguk saja. Demi apa gadis ini sungguh malu sekarang.

"Mari pak Alif, silahkan masuk"

Basa basi Humairah pada Alif yang masih menatapnya tanpa berkedip.

"Panggil dia mas Alif, biasakan mulai sekarang biar setelah menikah nanti kalian tidak saling memanggil secara formal dan kaku seperti ini"

Ucap mama Rika tersenyum dan mencubit pinggang anaknya membuat Alif ikut tersenyum melirik ibunya yang menggodanya sejak tadi.

Humairah merona, entah apa yang terjadi sungguh dadanya bergemuruh perutnya terasa mulas rasanya campur aduk yang ia rasakan sekarang, lelaki itu tersenyum menatap wajah Humairah yang tampak malu-malu padanya.

"Sah"

Ucapan para saksi membuat hati Humairah yang mendengarnya dari dalam kamarpun bergetar, tangannya basah oleh keringat dingin sedang wajahnya tampak menegang sejak awal prosesi pernikahan yang bahkan masih terasa seperti mimpi.

"Cie cie cie.... yang sudah sah jadi nyonya bos, selamat ya Mairah sayang, SAMAWA sampai kakek nenek"

Kalimat sahabat baiknya Lola membuyarkan lamunannya akan pernikahan yang dalam waktu singkat hanya hitungan dua minggu sejak pertemuan itu bisa terlaksana atas antusias orangtuanya dan orangtua Alif.

Ada rasa bersalah yang besar dalam dada Humairah, ia belum juga bertemu dan menjelaskan semuanya pada sang kekasih Rasya karena pria itu tengah berada di luar kota urusan organisasi yang ia pimpin di kampus, tentu Humairah juga sibuk dengan urusan magang dan persiapan pernikahan.

Ia tersenyum canggung mendapat godaan dari Lola.

Lola menguatkannya sepanjang prosesi ijab qabul, bagaimana tidak Humairah tidak bisa menjadi perempuan yang menikah pada umumnya dikarenakan ia adalah anak angkat hingga wali nikahnya beralih pada wali hakim, bagaimana pun itu cukup membuatnya sedih karena setiap perempuan akan membayangkan jika ayah kandungnya lah yang menjabat tangan pria yang akan menikahinya di depan penghulu, namun Humairah tidak.

Pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh kerabat dan sahabat kedua mempelai saja. Ini permintaan Alif yang tidak ingin menggembor-gemborkan pernikahan mereka, entah apa alasannya meski mama Rika memaksa mewah namun Humairah mengerti dan memaklumi saja.

"Mairah apa kau tegang?"

Humairah mengangguk, ia mengusap sudut matanya yang berair.

"Kenapa menangis? Nanti riasanmu jadi jelek"

"Lola, entahlah aku merasa tidak pantas. Kau lihat mas Alif, dia tampan dan kaya raya. Sedang aku hanya seorang anak angkat tidak berharga dari keluarga sederhana," Humairah akhirnya meneteskan juga airmata yang sekuat tenaga ia tahan sejak tadi.

Ia tidak sengaja mendengar para kerabat Alif yang mengejeknya yang hanya merupakan anak angkat dan tidak tahu orangtua kandungnya dimana, hingga mereka maklum jika Alif tidak ingin semua orang tahu tentang pernikahan ini, salah satu adik perempuan Alif terdengar mengatakan bahwa kakaknya hanya hormat pada mama Rika saja hingga tidak menolak perjodohan ini.

"Semua wanita berharga Mairah, jika tidak ada wanita lalu siapa yang akan melahirkan para lelaki hebat seperti pak Alif? jangan malu dengan keadaanmu, sekarang siapa yang tidak iri padamu yang bisa menikah dengan pak Alif? aku tahu kau sedih soal ijab qabul yang bukan diwalikan oleh ayahmu, aku mengerti tapi kau tidak perlu berkecil hati ada banyak wanita sepertimu, aku pun akan begitu ketika menikah nanti karena ayahku telah tiada"

Lola mengerti arti tangisan sahabatnya itu.

"Humairah"

Humairah dan Lola menoleh pada ibu Aini yang masuk ke kamar itu menjemput putrinya yang sudah sangat cantik mengenakan kebaya putih desain eksklusif dari seorang desainer terkenal pemberian mama Rika.

"Sayang, apa kau menangis?" tanya ibu Aini mendekati putrinya.

"Humairah sedang menangis bahagia bibi," tukas Lola dengan cepat agar ibu Aini tidak curiga.

"Iya bu, aku menangis karena bahagia sekaligus sedih berpisah dengan ibu dan ayah nantinya," Humairah memeluk ibunya dengan Haru seakan mencurahkan rasa terimakasih yang sangat besar telah membesarkannya dalam kasih sayang layak ibu kandung.

"Ya ampun sayang, kita tidak akan berjauhan kita masih dalam kota yang sama Humairah, ayo berhenti menangis, riasanmu nanti luntur"

Ibu Aini terkekeh mendengar rengekan putri kesayangannya ini.

"Kau sudah menjadi seorang istri sekarang, ayo perbaiki make up mu, suami mu sudah menunggu di luar. Ayo Lola kau bantu dia merapikannya!" perintah ibu Aini pada Lola.

"Ehem.... yang sudah punya suami mau bertemu dengan suaminya"

Lola menggoda Humairah lagi dan lagi sampai sahabatnya itu keluar dari kamar untuk menemui mempelai lelaki, disaat itulah Lola mengusap airmatanya yang jatuh menatap punggung Humairah yang menjauh.

"Aku bahagia kau menikah Mairah, lalu aku kapan?" rengek Lola kesal sendiri.

Di luar kamar, para tamu kerabat dekat kedua mempelai cukup terkesima saat menatap langsung wanita yang dituntun ibu Aini menuju Alif berdiri saat ini.

Humairah gugup saat matanya bertemu dengan mata tajam sang suami, dadanya sesak perutnya merasa mulas.

"Nak Alif, ibu titip Humairah padamu"

Kata-kata dari ibu Aini membuyarkan lamunan keduanya, Alif tersenyum menyambut tangan Humairah yang diberikan ibu mertuanya.

"Kau lihat Aini, aku rasa Alif sudah tidak sabar membawa putrimu keluar dari sini, lihatlah mereka begitu serasi cantik dan tampan, aku bahagia Aini sungguh bahagia"

Mama Rika memeluk dan mencium kening menantu pertamanya itu.

"Aku pun bahagia Rika, doaku yang terbaik untuk kalian berdua nak," ucap ibu Aini pada Humairah dan Alif yang masih betah diam dalam perasaan masing-masing.

Humairah tersenyum malu saat Alif tanpa basa basi mengecup keningnya.

"Hallo nona istri," bisik lelaki itu di telinga Humairah yang menegang oleh sentuhan bibir Alif yang masih terasa membekas di keningnya.

"Mas Alif"

Drrrtttt drrrrrttt drrrrttttt.

Humairah melihat ponsel Alif bergetar, ia tidak berani mendekat dan melihat siapa yang sedang menghubungi pria yang baru beberapa jam menjadi suaminya itu.

Humairah memilih untuk menunggu Alif keluar dari kamar mandi saja.

Gadis cantik yang kini telah menjelma sebagai seorang istri, Humairah menatap hujan yang lebat dari jendela kamar hotel mereka menginap sekarang, pikirannya jauh menerawang akan pernikahan yang seperti mimpi baginya.

Rambutnya tergerai sebahu, ia memakai jubah tidur pemberian Lola, tampak seksi dan menggoda. Sesungguhnya ia sangat malu mengenakan pakaian serba tipis itu, ia berpikir mungkin saja Alif tidak menyukainya.

Namun sayang sekali isi tasnya penuh dengan pakaian terbuka, hanya beberapa dress panjang muslimah untuk berpergian, tidak mungkin juga ia akan tidur menggunakan pakaian tersebut.

Ia tahu ini ulah ibu dan mama mertuanya yang memang sangat antusias dengan malam pertama yang akan mereka lewati terlebih Lola sahabatnya yang baru saja menelepon, Humairah tidak ingin mengecewakan kedua ibunya dan tentu Lola sahabat kentalnya selama ini.

Setelah akad, Alif segera mengajak Humairah ke hotel yang telah disiapkan mamanya.

Drrrrttt drrrtttt drrttttt.

Getar ponsel Alif kembali membuat Humairah menoleh ke atas nakas, perempuan ini mendekat namun langkahnya terhenti saat pintu kamar mandi terbuka menampilkan pria yang hanya memakai handuk melilit pinggangnya.

Mata Humairah merasa ternodai, ia melihat jelas bentuk badan suaminya yang bagai roti sobek pada perut Alif, bertelanjang dada dengan rambut basah Alif berjalan mendekat.

"Hei"

Alif mengibas tangan di hadapan wajah Humairah, hingga mengagetkan perempuan itu yang telah melamun sejenak karena terpesona.

"Maaf"

Humairah menyengir lalu menggigit bibir bawahnya dan menunduk karena malu. Ia tidak berani mengangkat wajahnya sekarang.

Tanpa ia sadari, Alif menatapnya lama dari ujung kepala hingga ujung kaki, lelaki itu mendekat tanpa berbasa basi ia melingkarkan tangannya pada pinggang Humairah yang ramping.

Humairah terkejut, ia memandang Alif yang sudah tidak ada jarak dengannya saat ini.

"Kau sengaja menggodaku?" bisik Alif.

Humairah terpejam merasakan nafas Alif yang menerpa wajah cantiknya, Humairah tahu betul pasta gigi yang dipakai Alif hingga nafasnya sesegar ini, ia merasakan Alif membelai pipinya sekarang, terasa dingin.

"Maafkan aku mas Alif, tadi ponselmu bergetar sepertinya ada yang menelepon sebaiknya terima dulu mana tahu penting"

"Memangnya apa yang penting selain malam ini?" goda Alif lagi, entah kenapa ia suka mengerjai Humairah seperti ini, istrinya cantik dengan pipi yang merah menahan malu.

Dada Humairah merasa kekurangan oksigen oleh sikap manis Alif padanya, ia mundur beberapa langkah namun Alif tidak melepaskan pinggangnya seinci pun, hingga mereka menabrakkan diri ke dinding yang mengenai Humairah.

Saling menatap lama, Alif suka dengan mata bening milik istrinya itu. Ia mendekatkan bibirnya pada bibir ranum milik Humairah, sejenak mereka larut dalam sebuah ciuman bibir yang pertama bagi Humairah.

Darahnya berdesir, entah terdorong oleh apa tangan Humairah telah melingkar pada tengkuk suaminya saat ini.

Perempuan itu menikmati permainan bibir Alif yang sepertinya telah lihay dalam adegan ciuman dengan mata terpejam.

Pria itu tidak melepas Humairah barang sebentar dengan nafas saling memburu ia mulai memainkan tangannya naik turun.

Namun pria itu tampak kesal saat getar ponselnya kembali terdengar.

"Angkat saja, mana tahu itu penting," ucap Humairah pelan.

Alif memandangnya lalu tersenyum seraya mengusap bekas liurnya di sudut bibir istrinya itu.

"Baiklah, ini kau yang minta"

Alif melepaskan tangannya dari pinggang Humairah setelah memberi satu kecupan bibir sekilas, namun mampu membuat Humairah kembali merona.

Alif mendekat ke arah ponselnya berada.

Menatap istrinya sebentar, Humairah mengangguk, pria itu menerima panggilan dan menjauh ketika mulai bicara.

Alif bicara cukup lama di telepon, hingga Humairah merasa bosan ia memainkan game ponselnya, namun sudah hampir dua jam tidak juga ia jumpai pria itu kembali.

Menghela nafas Humairah tersenyum getir, matanya mengantuk ia memutuskan untuk tidur saja, sebab ia tidak melihat tanda-tanda Alif akan kembali ke kamar mereka.

Humairah menarik selimut sampai pinggangnya, airmatanya menetes seraya bergumam seorang diri, "Malam pertama kelabu."

Baru hitungan menit Humairah terpejam belum juga terlelap di alam tidur, ia merasa sebuah sentuhan di pundaknya, lembut, sebuah kecupan.

Humairah tersenyum, ia tahu kini mas Alifnya telah kembali, wanita ini menoleh pada pria yang telah menjatuhkan wajahnya di ceruk leher Humairah.

"Apa kau lama menunggu?"

"Oh mas Alif, kau sudah kembali?," jawab Humairah membalikkan badannya dibantu oleh suaminya.

Bukan kata-kata yang menjadi jawaban, melainkan bibir Aliflah yang berlabuh. Humairah terkejut namun ia tidak menghindar, kembali larut dalam suasana hangat ranjang pengantin baru, Alif mulai liar menjamah tubuh istrinya.

Tunai sudah kewajiban mereka menjadi suami istri yang sesungguhnya, meski tangis Humairah menghiasi pelepasan kegadisannya malam yang begitu dingin di luar sana namun sangat panas terasa di ranjang mereka dalam bingkai indahnya pernikahan yang dijodohkan.

Biarlah derit ranjang dan ******* sakit bercampur nikmat yang menjadi saksi bahwa malam pertama sang pengantin terlaksana dengan semestinya dan semua berlalu meski tanpa cinta.

Humairah terus mengulum senyum saat terbangun pada subuhnya, dimana lelaki yang berbadan atletis itu masih terlelap dengan posisi tengkurap menampilkan punggungnya yang lebar karena pria itu tidur tanpa memakai pakaian yang hanya ditutupi selimut putih nan tebal sampai pinggang saja.

Berjalan sambil menahan sakit pada pangkal pahanya, ia masuk ke kamar mandi untuk menunaikan mandi wajib sebelum masuk waktu sholat subuh.

Namun langkahnya terhenti saat getar sebuah ponsel terdengar olehnya, ia mengira itu ponsel suaminya namun ia salah ternyata yang bergetar adalah ponsel Humairah sendiri.

Ia kembali menuju nakas dan mengambilkan ponsel yang masih bergetar miliknya, hatinya terenyuh dadanya berdetak cepat saat melihat nama Rasya yang muncul pada layar.

Humairah berjalan cepat ke kamar mandi agar Alif tidak terganggu.

"Hallo assalamualaikum Rasya"

"Waalaikumsalam Mairah.... maaf aku mengganggu subuhmu, aku hanya merasa tidak sabar ingin segera mengetahui sesuatu yang terjadi padamu, pada hubungan kita yang aku juga merasa seperti mimpi saat mendengarnya dari Aji"

Mairah menelan ludahnya kasar, ia pun bingung jika bicara di telepon seperti sekarang terlebih ia sesekali mengintip suaminya yang tampak tidur lelap di ranjang.

"Maafkan aku Rasya, aku berniat menjelaskannya langsung padamu, tidak di telepon seperti ini.... aku akan ke kampus nanti siang, bagaimana jika kita bertemu di taman kampus?"

"Aku menunggumu Mairah, aku harap Aji berbohong padaku," jawab Rasya tajam di seberang telepon.

"Maaf aku tidak bisa lama bicara padamu Rasya, aku tutup ya!"

"Ck.... apa kau takut ketahuan suamimu?"

"Maafkan aku Rasya, keadaannya sudah berbeda sekarang," tukas Humairah dengan suara pelan.

"Aku mencintaimu Humairah, aku harap kau tidak lupa itu"

Rasya menutup sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Humairah.

Humairah merasa nyeri dadanya saat mendengar kata cinta dari lelaki yang menjadi teman dekatnya selama 1 tahun terakhir.

Mengusap matanya yang berair, ia menghela nafas panjang kemudian berniat keluar untuk menaruh kembali ponselnya namun diluar dugaan ia dibuat terkejut saat mendapati Alif telah berada di hadapannya.

"Mas Alif"

"Kenapa wajahmu tegang?"

1
Lena Sari
ayo Daffa selamatkan Humaira dari poligami yg tidak adil ini
SiFa
Luar biasa
niex
besok tmp sampahnya dipindah aja lif😄
Yora Fitriani86
kasihan/Drool/
Yora Fitriani86
,jahat
Yora Fitriani86
/Drool//Drool/
Yora Fitriani86
huhuhu sedih aku papa Imran
Yora Fitriani86
uh betul papa Imran
Yora Fitriani86
/Sob//Sob/
aca
nah ini yg q tunggu akirnya ceraii
aca
cerai aja humaira qm. aja tololl laki bodoh plin plan kayak dia bekas madu jahat jangan mau.. kok bs berbagi laki kok ada wanita tolol di dunia ini
aca
emang serakah si alif laki munafik
aca
bodoh aja klo g mau cerai suami mana bs adil hmmmmmmmmm tolol bgt ne perempuan. kayak gk bs cari laki. lain aja ceraii jd janda muda
aca
males bgt q punya suami bekas madu
niex
kok cm 4..kurang
Yeni Wahyu Widiasih
Luar biasa
pipi gemoy
👍🏼🙏🏼☕👏🏼
niex
aaiisshhh mayang lagi..knp sich harus mayang😄
niex
beeggghhhhh.....aaatiiiittt
niex
hmmm..istri tua yg muda😁 dan istri muda yg tua...piye to kiih😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!