Bagaimana perasaanmu jika kamu di madu di saat pernikahanmu baru berumur sepekan? Itu yang aku alami, aku di madu, suamiku menikahi kekasihnya yang teramat di cinta olehnya.
Aku tak pernah dianggap istri olehnya, meski aku istri pertamanya. Namun cintanya hanya untuk istri keduanya
Aku menjalani pernikahan ini dengan begitu berat. mungkin ini cara ku untuk membalas kebaikan pada Ayah Mas Alan, beliau begitu baik membiayai kuliahku selalu menjaga dan melindungiku setelah Ayah dan Ibuku meninggal saat diriku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Aku tak habis pikir jika kisah hidupku akan serumit ini, di tinggal orang tua, menikah pun di madu. Sungguh tragis kisah hidupku.
Hingga akhirnya Ayah sangat membenci Mas Alan setelah tahu kelakuan anaknya, dan Ayah membawaku pergi jauh dari kehidupan Mas Alan dan Maduku setelah aku dan Mas Alan bercerai.
Cerita ini karena terinspirasi tapi bukan plagiat! Bacalah, dan temukan perbedaannya🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda W.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20. Mas Alan dan Ello
Aku menatap Lena, ohhh...tidak dia sedang asyik makan. Dia tidak menyadari jika aku sedang di tatap dua orang.
"Lena....," lirihku. Dia cuma melirik saja, lalu melanjutkan lagi makannya. Sungguh sungguh menyebalkan sahabatku satu ini.
"Lena...," ucapku sedikit kencang.
"apaan. Kau menggangguku saja," ucapnya. Dia menghentikan kegiatannya.
"lihat itu....," ucapku. Melirikkan mataku ke arah Ello dan Mas Alan sebagai kode untuknya. Lena pun menoleh ke arah Ello dan Mas Alan.
"kalian kenapa. Menatap sahabatku seperti itu," ucap Lena. Sambil memercikkan air kobokannya pada wajah Ello dan Mas Alan.
"Lena....hentikan," teriak Mereka bersamaan. Lalu mengambil tisu untuk membersihkan air di wajahnya. Lena hanya tertawa, sedang aku hanya diam dan menunduk.
Aku yakin, Ello akan memberiku banyak pertanyaan. Begitu juga Mas Alan pasti akan bertanya lagi tentang Ello. Sungguh situasi yang sangat menyebalkan.
"kau itu jorok sekali Len. Apa tidak ada air selain air kobokanmu itu," ucap Ello kesal.
"ada, tapi itu air kan sangat jauh," seloroh Lena. Dia menunjuk air cucian piring di warung Cak Malik.
"astaga Lena. Kau benar benar menyebalkan," geram Ello. Dia pun membalas Lena dengan memercikan air kobokan.
"jika kamu berani membalasku. Aku sumpahin kamu menjadi jomblo seumur hidupmu," seloroh Lena dengan mengucapkan sumpah serapahnya. Aku akhirnya tertawa kecil, ku beranikan melirik ke arah Mas Alan. Dia ternyata menatapku tajam, aku pikir dia ikut tersenyum.
"silahkan Kang, ayam bakar sudah siap." ucap Cak Malik. Menghentikan perdebatan Lena dan Ello.
"terima kasih Cak," sahut Ello. Dia pun duduk begitu juga Lena dan Mas Alan.
"makan yang banyak Kang Bule. Biar bisa kuat," ucap Lena.
"kuat apa maksutmu?" tanya Ello tak mengerti.
"kuat mengahadapi kenyataan, jika kau itu jomblo mengenaskan." lanjut Lena berseloroh.
"basii..., sekali lagi kamu ngeledek aku. Jangan harap akan dapat tlaktiran dariku," ancam Ello.
"hehe...jangan marah Tuan Marcello Sanjaya. Aku minta maaf, takkan lagi lagi meledekmu Tuan," rayu Lena.
"maaf mu aku tolak Nona," jawab Ello. Dia melanjutkan makannya dengan sangat lahap. Sampai sampai dia lupa dengan laki laki di depannya.
"kau jahat kawan," ucap Lena kesal. Ello tak lagi meladeninya.
Ello masih asyik memakan makanannya. Mas Alan pun berdehem, suara itu menyadarkan Ello.
"ohhh...iya, anda siapa Tuan? Berani beraninya menyentuh tangan teman saya," ucap Ello. Dia menghentikan kegiatannya, menatap tajam pada Mas Alan sambil minum.
"saya suaminya Nia Tuan," ucap Mas Alan tegas. Membuat Ello tersedak, dan menyemprotkan air ke arah Lena.
"Ello, kau benar benar jomblo terjorok sedunia," teriak Lena. Kenapa malam ini kelakuan mereka sungguh menyebalkan.
"maaf maaf, aku gak sengaja," ucap Ello.
"dia suamimu Nia?" Ello kini bertanya denganku, seolah tak percaya dengan jawaban Mas Alan. Aku pun mengangguk.
"oke, ada yang ingin saya tanyakan pada anda Tuan!" ucap Ello dengan wajah seriusnya.
"silahkan. Saya siap menjawabnya!" ucap Mas Alan.
"tunggu...tunggu...sepertinya kita pernah bertemu Tuan," ucap Ello. Menghentikan pertanyaanya, sepertinya dia sedang mencoba mengingat ingat Mas Alan.
"aku juga merasa seperti itu," sahut Mas Alan. Dia juga tampak berpikir, mungkin juga mencoba mengingat ingat Ello.
Aku dan Lena saling menatap, benarkah mereka pernah saling bertemu. Ah, mungkin saja pertemuan tak sengaja saat di jalan.
"Nia, apa mereka memang pernah bertemu?" tanya Lena bingung.
"mana aku tahu Len. Aku kan bukan Lala," jawabku lirih.
"apa anda sudah mengingatku Tuan?" tanya Mas Alan. Dia masih tampak berpikir, begitu juga Ello.
"belum, lupakan saja! Sekarang langsung ke pertanyaanku saja Tuan," ujar Ello. Apa yang akan Ello tanyakan pada Mas Alan. Aku yakin, ini pasti masalah rumah tanggaku yang akan Ello bahas.
"oke, apa yang ingin anda tanyakan?" tanya Mas Alan.
"apa anda mencintai Nia dengan tulus?" tanya Ello. Pertanyaan yang sangat mengejutkanku. Mana mungkin Mas Alan bisa menjawabnya, aku melihat Mas Alan. Dia diam dengan wajah datarnya, entah apa yang ia pikirkan.
Aku cemas, aku takut jika Mas Alan berkata jujur. Itu pasti akan membuat Ello murka.
"kenapa anda diam Tuan. Saya tegaskan sekali lagi, apa anda mencintai Nia," teriak Ello. Mas Alan masih tak menjawabnya, dia hanya tersenyum tipis. Aku tak bisa mengartikan senyumannya.
"jika tidak mencintainya kenapa anda menikahinya?" ucap Ello. Lagi lagi Mas Alan hanya diam.
"Tuan Alan, apa anda tidak bisa berbicara Tuan." teriak Ello kembali. Dia terlihat marah dan mungkin saja Mas Alan akan siap mendapatkan pukulan dari Ello.
Karna Mas Alan hanya diam tak juga menjawabnya. Begitu juga semua pelanggan Cak Malik memandang ke arah kami, karna teriakan Ello. Aku pun langsung lari meninggalkan mereka, aku benci Mas Alan. Dia memang tidak akan pernah mencintaiku, di hatinya hanya ada Lala.
Lena menyusulku, entah apa yang akan Ello lakukan pada Mas Alan. Kenapa hati ini tidak bisa aku ajak berdamai, aku tak ingin lagi menangis untuknya. Aku tak ingin lagi terluka olehnya. Jelas jelas aku sudah tahu dari dulu tanpa Mas Alan menjawab pertanyaan Ello. Kenapa masih saja hati ini tidak bisa mengikuti kata kataku.
"Nia, tunggu aku Nia....," teriak Lena. Aku tak menghiraukan panggilannya, aku terus berlari.
krn lala wujud iblis berbentuk manusia.
lala sudah menghancurkan pernikahan nia dan alan.