NovelToon NovelToon
Kultivasi Raja Bayangan Jilid 2

Kultivasi Raja Bayangan Jilid 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:320.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: secrednaomi

*Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama sebelum ke novel ini...

Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.

Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.

Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.

Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 34 — Dua Saksi

"Hm, sepertinya aku terlalu terbawa suasana..." Liu Yuwen melirik ke satu arah sambil tersenyum lebar.

Sesudah menghabisi lima kultivator di tingkatan Alam Kaisar, tidak ada lagi kultivator yang menyerang Liu Yuwen kembali. Mereka tidak cukup gila untuk menyerang pemuda yang bisa menghabisi puluhan lawannya semudah membalikan telapak tangan.

Kultivator aliran hitam langsung membubarkan diri, yang dipikirkan mereka saat ini adalah berlari, menjauhi Liu Yuwen secepat mungkin.

Liu Yuwen sendiri tidak mencoba mengejar mereka yang kabur, alasannya sederhana karena perhatiannya saat ini sedang tertuju pada seseorang yang memancarkan energi hebat ditubuhnya.

Seseorang itu sedang duduk di genteng salah satu bangunan, ia sudah menyaksikan pertarungan Liu Yuwen dari awal, lebih tepatnya ketika pemuda itu masih berkonflik dengan pria berotot.

Liu Yuwen terlambat menyadari karena ia terlalu fokus pada situasinya, disisi lain, seseorang itu juga tengah menyembunyikan hawa keberadaannya meski kini tidak bisa lepas dari indra Liu Yuwen.

"Apa dia menyadari keberadaanku? Pemuda ini... Aku tidak menyangka ada kultivator seperti ini di Kekaisaran Langit Utara." Seseorang itu menggelengkan kepala pelan sambil menghela nafas, dia adalah Liang Zheng, Patriark Sekte Taring Serigala.

Liang Zheng baru saja tiba di Kota Avion beberapa jam yang lalu, ia tidak menduga akan disuguhkan pemandangan yang menarik ketika baru menginjakkan kaki di kota tersebut.

Liu Yuwen menatap Liang Zheng cukup lama, melihat Liang Zheng tidak mencoba menyerang dirinya menandakan bahwa Patriark Sekte itu bukan bagian dari aliansi sekte aliran hitam yang menyerang dirinya sebelumnya, Liu Yuwen langsung menghilang dari pandangan pria tersebut sesudahnya.

"Patriark, bukankah sebelumnya dia menyadari keberadaan kita?"

Tetua Sekte Taring Serigala memunculkan diri, sebelumnya ia menggunakan teknik menghilang namun Tetua itu yakin Liu Yuwen juga menyadari keberadaannya.

"Ya, aku juga cukup terkejut dia bisa mengetahuiku." Liang Zheng tersenyum pahit.

"Kupikir Patriark akan menyerang pemuda itu, bukankah dia juga harus disingkirkan, keberadaannya akan membuat peluang kita untuk mendapatkan pusaka kaisar sulit direalisasikan."

"Aku tak bisa gegabah, meski dia sudah bertarung berat aku cukup yakin dia masih memiliki kekuatan yang tersisa. Kalaupun aku menang saat melawannya, bayarannya mungkin adalah satu tangan atau kakiku." Liang Zheng menggelengkan kepalanya .

Harus Liang Zheng akui, meski ia sudah menduganya sejak awal, dirinya tetap terkejut ada kultivator setingkat Liu Yuwen disini.

Liang Zheng menghela nafas panjang, kalau boleh memilih, ia tidak mau berurusan dengan Liu Yuwen tetapi Liang Zheng juga sadar, kalau pemuda itu datang ke Kota Avion untuk mencari Pusaka Kaisar, maka ia tidak punya pilihan selain menghadapi Liu Yuwen.

"Lupakan pemuda itu, bagaimana dengan informasi yang kita dapatkan? Apakah ada petunjuk mengenai keberadaan pusakanya?" Liang Zheng mengalihkan perhatiannya dari memikirkan Liu Yuwen.

"Kami baru saja mendapatkan informasi baru Patriark, menurut anggota kita yang melapor, keberadaan pusaka itu bisa dideteksi oleh sebuah batu giok."

"Batu giok?"

"Benar Patriark, batu giok itu kini ada di sebuah pelelangan, sebenarnya ini bukan informasi yang bersifat rahasia, kemungkinan sebagian besar kultivator disekitaran kota sudah mengetahuinya."

Liang Zheng mengelus dagunya, ia terlihat tidak mengerti. "Orang yang menjual batu giok itu pasti mengetahui bahwa alasan utama kultivator berdatangan kesini karena menginginkan pusaka, kenapa dia justru mengumumkannya?"

"Mungkin pihak yang memegang pusaka itu menginginkan lebih banyak uang, itu sebabnya mereka memberitahu lokasi pusaka dengan sebuah benda lalu menjualnya."

Liang Zheng mengangguk, merasa satu pemikiran dengan tetua sektenya. Liang Zheng memerintahkan pada tetua itu agar bersiap-siap dan mengumpulkan semua pasukan sektenya.

"Ngomong-ngomong Patriark, ada satu hal lagi yang belum aku laporkan padamu..." Tetua itu menjelaskan selain Sekte Taring Serigala yang datang ke Kota Avion, ada sekte lain yang juga baru tiba disini. "Mereka yang kumaksud adalah Sekte Ular Petir, mereka membawa seluruh anggota sektenya kesini."

Dahi Liang Zheng mengerut meski tidak menunjukan keterkejutan lebih jauh. Tetua sekte itu meminta saran pada Liang Zheng, karena menurutnya, kedatangan Sekte Ular Petir bisa mengganggu rencana mereka.

Sekte Ular Petir berasal dari Kekaisaran Langit Selatan sama seperti Sekte Taring Serigala. Baik jumlah maupun kekuatan mereka hampir berimbang sehingga tetua sekte itu merasa khawatir mereka akan berperang.

Meski sesama dari aliran hitam, merebutkan sebuah pusaka tingkat tinggi sudah cukup menjadi alasan untuk keduanya saling bertempur.

"Tidak perlu khawatir, sebenarnya aku sudah menduga hal ini lebih awal..." Liang Zheng bisa melihat kecemasan tetuanya tersebut. Ia tersenyum dan masih terlihat tenang. "Kita fokus saja mengambil batu giok itu, masalah Sekte Ular Petir, biar aku yang mengatasinya."

Tetua itu kebingungan tetapi ia merasa lega dengan jawaban Liang Zheng, sambil undur diri, ia menyerahkan sebuah tabung kembang api.

"Patriark, dengan menyalakan benda ini maka kami akan langsung bergerak ke tempat anda."

"Baik, aku mengerti." Liang Zheng menyimpan tabung kembang api itu di dalam cincin ruang.

***

Liu Yuwen muncul tak jauh dari area pertarungan sebelum kemudian memakai sebuah topeng untuk menyamarkan identitasnya. Wajah Liu Yuwen sudah diketahui banyak orang ketika ia bertarung, hanya soal waktu, informasi tentang dirinya dan kekuatannya akan tersebar ke seluruh kota.

Tak lama Luna datang disamping Liu Yuwen sebelum berlutut dan menunjukkan rasa hormatnya, "Tuan, apa anda baik-baik saja?"

Liu Yuwen mengangguk. "Aku tidak apa-apa, bisakah kau bersihkan sisa pertarunganku sebelumnya, ada banyak mayat di sana yang bisa mengganggu pemandangan kota."

"Aku mengerti Tuan." Luna tiba-tiba mengeluarkan sebuah peluit khusus lalu meniupnya dengan kencang.

Beberapa detik kemudian ada belasan anggota asosiasi yang datang dengan seragam mereka yang serba hitam, memakai tudung dan juga bertopeng.

Luna lalu memerintahkan mereka seperti yang ucapkan Liu Yuwen sebelumnya, dalam sekejap anggota asosiasi itu menghilang dari pandangan keduanya untuk membersihkan mayat akibat pertarungan Liu Yuwen.

"Tuan, sekarang kita akan kemana?" Luna bertanya hati-hati.

"Kita kembali, malam ini sudah cukup berkeliling kota."

Luna hanya mengangguk dan menuruti, Luna sadar susana hati Liu Yuwen saat ini sedang buruk.

Tebakan Luna memang tepat sasaran, Liu Yuwen sebenarnya sedang memendam kekesalannya tersendiri, pertama karena ada dua lawannya yang kabur darinya sebelumnya, lalu kedua akibat pertarungan tadi, ia jadi tidak bisa leluasa bergerak bebas di kota kecuali harus menggunakan topeng.

Selama semalaman, Liu Yuwen berdiam diri di kamar yang disediakan asosiasi untuknya, ia mengisi qi'nya kembali sekaligus berkultivasi selama beberapa waktu sampai akhirnya dirinya berhasil menerobos ke Tahap 2 Alam Kaisar.

1
Retno Palupi
lebih baik tetua Zhu pulang aja, biarkan Wang Lin menghadapi Li Yuwen
Yuko.
mampus lah si Wang Lin nih,kali ini mati kagak ya?
Yuko.
ditunggu arc perang nya
Yuko.
lanjut
Ahmed Ilham
iklan novel toon tidak bermoral
Ahmed Ilham
keren keren keren
Ahmed Ilham
lanjut lanjut lanjut
4wied
dasar ABG, di gaplok juga mewek
Yuko.
wow
Yuko.
gas
Yuko.
wah
Yuko.
wow
Yuko.
lanjut
Yuko.
/Awkward/
Yuko.
lanjut
Yuko.
/Panic/
Yuko.
aowkaowk
Wang Lin apa tdk kapok ketemu Li Yuwen
Yuko.
kaya bet
y@y@
👍🏻🌟👍🌟👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!