Kecelakaan tragis yang menimpa Dave di hari pernikahannya membuat XyRa merasakan patah hati hebat. Janji setia sehidup semati pun berganti dengan ucapan duka cita dan belasungkawa.
XyRa yang separuh jiwanya seakan ikut pergi bersama Sang calon suami sampai tak sadar jika sudah di nikahi oleh sepupu pria yang di cintainya tersebut.
Semua karna orang tua XyRa tak sanggup melihat kesedihan di wajah putrinya, terlebih acara pernikahan sudah siap di laksanakan..
"Saya Terima nikah dan kawinnya XyRa Rahardian Wijaya dengan mas kawin tersebut di bayar, Tunai"
Sebuah kalimat Ijab Qabul lantang di suarakan oleh Axel, duda beranak satu yang di tinggal selingkuh istrinya 4 tahun lalu.
Bisakan XyRa menerima pernikahannya dengan Sang suami pengganti?
Lalu, bagaimana ia harus menerima statusnya yang tak hanya menjadi istri melainkan langsung menjadi ibu sambung dari seorang anak kecil yang haus kasih sayang?
Ikuti terus kisahnya, sediakan kanebo buat air mata ya, 😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
POSITIF adalah satu kata yang jelas ada di berkas hasil tes DNA yang kini sedang di pegang oleh Axel, ia tak kaget karna firasat dan ikatan bathin dengan bayinya memang sudah ia rasakan sejak pertama kali bertemu dengan Maya. Dan sesuai janji dan rasa tanggung jawabnya, kini pria itupun langsung mengurus semua persiapan pernikahan mereka yang tentu masih di tentang oleh Maya dengan alasan tak saling cinta.
Ya, memang tak ada rasa dalam hati masing-masing meski Axel adalah pria tampan dan sukses, begitu pun dengan Maya yang sudah mendekati sempurna perihal kecantikan dan keahliannya memasak sendiri. Cinta memang tak bisa di paksakan tapi mungkin akan tumbuh jika sudah bersama seiringnya waktu, itulah yang selalu Axel tekankan pada Maya hingga akhirnya wanita itu setuju dan mau dinikahi dengan syarat tetap dengan kehidupan mereka masing-masing.
Maya bukan benci pada Axel, justru ia kasihan dan tak ingin membebani pria itu. Namun nyatanya demi status Sang anak Axel terus bersikeras ingin meyakinkan Maya jika anaknya harus hidup layak dengan status jelas.
Pernikahan pun terjadi, di usia kandungan 7 bulan mereka sudah bersama sebagai sepasang suami-istri dengan tinggal di satu rumah yang sama tapi tidak satu kamar dan itu adalah kesepakatan yang sudah di atur oleh mereka berdua sebelum ijab qabul berlangsung jika tak ada penyatuan tubuh lagi selama benih cinta dan rasa saling ketergantungan belum terjalin diantara keduannya.
Hari hari yang dilewati pun biasa saja, Axel tetap sibuk di kantor dengan segudang pekerjaannya, sedangkan Maya tinggal rumah atau sekedar jalan-jalan keluar sambil mengontrol usahanya, sebab semenjak hamil ia Resign dari tempatnya bekerja dan membuka sebuah salon kecantikan untuk menyambung hidup.
"Jangan terlalu sering keluar, kehamilanmu sudah di trimester akhir dan aku tak ingin terjadi sesuatu pada putraku." tegas Axel yang tentunya sangat khawatir.
"Aku bosan di rumah."
"Aku paham, tapi tidak setiap hari," jawab Axel.
"Ini, ini yang aku tak mau! di kekang dan batasi," sentak Maya sambil menggebrak meja makan.
"Cukup Maya, ini demi kalian," ujar Axel yang kembali merendahkan nada bicaranya, ia mengalah demi mood dan tekanan darah istrinya itu tetap normal dan stabil.
Tapi Maya tetap bersikap seenaknya karna ia tak mau terikat dengan orang yang tak ia cintai, rasa nyamannya hilang dan kini berganti dengan perasaan malu dah tak enak hati sudah mengacaukan hidup seorang pria baik seperti Axel.
"Harusnya kita bisa bahagia dengan pasangan masing-masing, bukan seperti ini!" teriak Maya sebelum akhirnya ia pergi kembali ke kamarnya.
Benar yang di katakan Maya, tapi bak nasi sudah menjadi bubur ya tinggal di tambah kan beberapa toping lalu nikmati walau terpaksa, karna yang di inginkan sebenarnya adalah semangkuk seblak sayap ayam dengan level paling pedas(Mak othor eta sih)
.
.
.
Rasa sabar Axel pun akhirnya terbayar dengan lahirnya seorang bayi tepat di jam 05.14 pagi dengan berat 3000gram dan panjang 52 centimeter dengan jenis kelamin laki-laki. Rasa bahagia menyelimuti pasangan itu terutama Axel yang sudah sangat memanti kurang lebih 4 bulan dengan banyak proses yang mereka sudah jalani demi jelasnya hubungan mereka bertiga.
Axel tak hanya menjadi Ayah yang baik karna nyatanya ia masih berusaha juga menjadi suami yang pengertian dan setia. Tapi sayang, semua pengorbanannya dibalas dengan sebuah pengkhianatan mana kala ia melihat sang istri sudah dua kali keluar masuk hotel dengan pria yang berbeda, Axel tak marah namun ia hanya kecewa karena Maya tak punya tujuan hidup yang sama dengannya.
"Maaf, aku mencintainya," ujar wanita yang baru 7 bulan lalu melahirkan putra pertama mereka yang diberi nama, Sean.
"Jangan membuat kesalahan dua kali, kita sudah punya anak, tak bisa kah kita baik-baik saja demi Sean?" tanya Axel masih berusaha ingin memperbaiki tapi nyatanya semua itu di balas dengan gelengan kepala.
"Tidak, aku yakin dengan perasaanku, ku mohon jangan paksa aku untuk bertahan lagi, bukankah pernikahan kita hanya untuk sebuah status? Sean sudah sah menjadi putramu, meski ia tetap bernasab padaku, setidaknya ia pernah punya orang tua lengkap meski akhirnya harus berpisah," tegas Maya, ia cukup keras kepala dengan yang namanya perasaan.
"Kamu ingin berpisah?" tanya Axel meski tak kaget mendengar hal tersebut.
"Iya, ceraikan aku, dan biarkan aku bahagia. Sean ku serahkan padamu," ujar Maya dengan penuh keyakinan jika hatinya tak pernah ada nama Axel selama ini.
.
.
Baiklah, mulai hari ini kamu bukan lagi tanggung jawabku sebagai istri.