Suaminya berkhianat dan selalu mengabaikan nya, Calista malah tak sengaja bermalam dengan seorang Office Boy hotel tempat dia dijebak.
"Kamu masih perjaka?" tanya Calista pada lelaki tampan yang tidur dengan nya.
"Ya, Nona."
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab! Kita akan jadi kekasih!" tutur Calista dengan serius, dia adalah orang yang selalu bertanggung jawab pada hal yang telah ia lakukan.
"Tapi saya hanya seorang Office Boy miskin."
"Aku nggak perduli latar belakang mu, aku hanya harus bertanggung jawab telah mengambil keperjakaan mu! Aku orang yang berpikiran sangat kuno, dimana keperawanaan atau keperjakaan sangat penting!"
Siapa sangka, ternyata lelaki itu bukan lah seorang OB biasa... akan tetapi seorang Bos besar misterius yang menyembunyikan identitas aslinya dari Calista dan pria itu mencintai Calista dengan ugal-ugalan!
Bagaimana rasanya dikhianati dan diabaikan suami lalu diceraikan, namun malah dicintai secara ugal-ugalan oleh kekasih misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab - Lima.
Dengan hati ringan dan wajah riang, Calista berkeliling dari rak ke rak untuk mencari perlengkapan apartemen. Sementara di sampingnya Ravindra berjalan mendorong troli belanjaan dengan full senyum.
Calista mengambil sendal pasangan berwarna pink muda dengan bentuk telinga kelinci, dia menunjukkan pada pria itu.
"Apa terlalu feminim? Kamu suka warna apa?"
Ravindra menggeleng, sambil tetap tersenyum dia menjawab. "Apapun warna yang kamu suka, aku akan suka."
Ahhhhh! Meleleh hati Eneng, Bang!
Calista tak bisa menyembunyikan rona merah muda di pipinya, wajahnya benar-benar hangat karena tiba-tiba saja dia nervous. Ia lalu teringat saat berbelanja bersama Andrean, pria itu hanya menjawab terserah dan kembali cuek.
Huh! Indra dan Andrean bangai langit dan bumi! Calista tak sadar membandingkan keduanya.
Akhirnya wanita dengan pakaian dress selutut itu memasukkan sendal rumahan couple bermodel bulu itu ke dalam troli.
Keduanya kembali berjalan, dan Calista berhenti di rak handuk. Dia memilih warna pastel lembut, dia mengambil dua handuk. Lalu kembali memasukkan ke dalam troli belanjaan.
Tak lupa Calista pun membeli perlengkapan kecil seperti perlengkapan tidur, perlengkapan dapur, dan juga perlengkapan kamar mandi. Untuk sisanya seperti sofa dan furniture lain akan dibeli dengan di cicil satu persatu nanti.
"Aku rasa cukup dulu, setelah ini nanti kita beli double bed... kita akan tidur terpisah demi menjaga privasi kita berdua. Setelah nanti aku resmi bercerai dan kita menikah, baru lah kita tidur dalam satu kamar. Oke?" Calista seperti bertanya padahal dia memang sudah memutuskan tapi dia masih menghargai pendapat Ravindra.
"Oke, Beb." Ravindra mengulurkan tangan besarnya, dengan lembut mengeluuss kepala Calista yang hanya setinggi dadanya.
Perbedaan tinggi keduanya kurang lebih 16 cm. Dengan tinggi Ravindra 183 cm dan Calista 167 cm, itu perbedaan yang cukup jauh.
Dengan usapaaan yang begitu lembut, Ravindra beberapa kali mengulanginya. Tiba-tiba saja kepala pria itu mendekat dan sedikit merendah, lalu...
Cup!
Pria dengan aura Green flag itu mengecup penuh kelembutan kening Calista.
Blush!
Wajah wanita dengan bulu mata lentik alami itu seketika memerah, dia sontak menarik kaos t-shirt Ravindra hingga tubuh pria itu tertarik mendekat hampir menempel pada wajahnya. Calista langsung menutupi wajahnya dengan kaos di da da lelaki itu, dia benar-benar malu.
Astaga! Aku seperti perempuan yang belum pernah menikah dan baru merasakan nya! Huh... salahkah saja si bajingaannn Andrean! Kenapa dia tak pernah memperlakukan ku selembut ini! Dasar suami lucknut...! Aku sumpahin, perkututt mu nggak bisa berdiri pas mau nyoblosss si jalaaaang Adele!
"Kamu baik-baik aja, Beb?"
Beb? Astaga dia sudah 2 kali memanggil ku Beb!
Setelah debar jantungnya mereda, Calista melepaskan pegangan nya dari kaos Ravindra. Dia menatap mata pria itu dengan intens, namun di kedalaman mata Ravindra tak ada kepalsuan hanya ada kelembutan disana.
"Kamu playboy, ya? Kok semudah itu interaksi dengan wanita yang baru kamu kenal? Katanya kamu introvert?"
Ravindra tertegun, tak menyangka sikap tulusnya yang ia tunjukkan pada wanita itu malah disalah artikan. "Ini pertama kalinya aku begitu dekat dengan wanita, dan aku benar-benar baru pacaran..."
"Hah?!" mata Calista melongo.
Di zaman sekarang, masih ada cowok seganteng Ravindra belum pernah berpacaran. Bukankah itu mustahil dan terdengar bullshit?!
"Kamu ingin menipuku, dengan semua Love language of service yang baru saja kamu lakukan padaku... aku tak percaya ini pertama kalinya kamu berpacaran?" Calista masih belum percaya.
"Lalu, harus seperti apa aku memperlakukan mu?" tanya Ravindra balik, dia tidak ingin Calista merasa tak nyaman dan malah menganggap nya playboy atau lebih buruk nya lagi wanita itu menganggapnya Bad Boy.
Calista berpikir sejenak, tapi dia malah kebingungan. Benar, sikap seperti apa yang harus dilakuan kekasih gelapnya itu padanya?
Wanita itu akhirnya mengibaskan tangan, "Oke, seperti barusan juga baik. Aku yang terlalu berpikir berlebihan... kamu memang bukan pemain wanita. Iya, kan?"
Ravindra memajukan wajahnya lalu menundukkan kepala sedikit agar matanya dan mata Calista saling bertemu dalam satu jajar, dia menatap penuh keseriusan wanita itu. "Aku berjanji, selama kita bersama... aku nggak akan pernah dekat dengan wanita lain, bahkan hanya sekedar melirik."
"Aish! Sekarang kamu yang terlalu berlebihan, kamu punya mata... sekedar melirik saja aku nggak akan melarang!"
"Benar?" Ravindra tersenyum jahil.
"Tentu saja, aku nggak akan menjadi tipe seorang kekasih yang pencemburu." Calista bicara dengan percaya diri.
"Wow, liat disana. Cewek itu terlalu sexy dan kulit nya terlihat mulus." Tiba-tiba saja Ravindra menegakkan tubuh tingginya dan melihat ke arah belakang Calista.
Tiba-tiba saja rasa cemburu menyeruak dalam hati Calista, secepatnya kilat dia membalikkan tubuh untuk melihat wanita yang dimaksud oleh Ravindra dan ternyata itu hanya pantulan tubuhnya sendiri di sebuah cermin yang tergantung di belakang wanita itu.
"Kamu menipuku!" Calista mendesis, ia membalikan tubuhnya kembali menghadap Ravindra, namun omelan yang akan keluar terhenti oleh sebuah ciuman lembut yang diberikan pria itu.
Bibir mereka hanya menempel beberapa detik, lalu laki-laki itu melepaskan ciuman nya. "Ayo pulang..."
Kata 'ayo pulang' dari mulut Ravindra seolah menghipnotis Calista, dengan patuh wanita itu mengikuti pria itu menuju kasir untuk membayar barang-barang yang mereka ambil dan tentunya dengan saling berpegangan tangan kembali.
Setelah keluar dari pusat perbelanjaan, keduanya menuju toko furniture, setelah puas membeli Calista membawa Ravindra ke apartemen miliknya. Apartemen hasil ia beli dari pembayaran sebagai penulis naskah, tabungannya lumayan banyak tanpa ia harus mengandalkan uang dari Andrean.
Karena nyatanya menikah selama satu tahun dengan Andrean, Calista menggunakan uang pemberian dari Andrean untuk semua keperluan Andrean sendiri demi menunjang suaminya itu menjadi seorang aktor yang harus selalu terjaga penampilan nya.
•
Keduanya bekerjasama mengatur barang-barang di apartemen, setelah semuanya selesai karena belum belanja bahan-bahan makanan akhirnya Calista memesan makanan online.
Setelah perut keduanya kenyang, Calista bersiap untuk pergi dan akan pulang ke apartemen yang ia tinggali bersama Andrean. Ia harus mengambil pakaian serta barang-barang pentingnya seperti buku nikah lalu akan ia pindahkan ke apartemen miliknya yang akan ia tinggali bersama Ravindra.
"Aku harus pergi, barang-barang penting ku masih ada di apartemen milik suamiku. Dia yang beli apartemen itu, jadi aku harus bersiap pergi sebelum diusir setelah kami berdua bercerai."
"Calista... dalam pernikahan kalian, apa yang telah kamu dapatkan?" tanya Ravindra.
Pertanyaan ringan namun menjadi pukulan hebat bagi Calista, ya... dalam pernikahan nya bersama Andrean, apa yang sudah ia dapatkan?
Apartemen masih atas nama Andrean, perhiasan pun dia membeli sendiri dengan uangnya. Pakaian, tas-tas serta mobil bahkan semua barang-barang nya itu memakai uangnya sendiri dari hasil keringat nya.
Lalu, apa yang Andrean sudah berikan padanya?
Cinta? Bahkan ia merasa selama ini Andrean memang tak pernah mencintainya sejak awal. Mungkin pria itu menikahinya hanya karena Calista sudah banyak membantunya. Hanya ada rasa terima kasih dan bukan cinta.
Akhirnya, ia hanya mendapatkan luka dan pengkhianatan!
Brugh! Wanita itu memeluk Ravindra dengan begitu erat.
Calista butuh penghiburan, dia hanya berpura-pura kuat namun hatinya begitu rapuh. Semua pengorbanan yang telah ia berikan pada Andrean, musnah semuanya.
"Menangis lah... tapi cukup satu kali ini kamu menangisi pria pengkhianat itu! Aku nggak mau kamu mengeluarkan air mata berharga mu lagi demi laki-laki brengseekk seperti dia! Aku akan membahagiakan mu, nggak akan pernah melukai hatimu."
Janji-janji manis Ravindra tak serta merta Calista percaya, dia sudah pernah dijanjikan banyak hal oleh Andrean tapi semuanya hanya lah angan-angan belaka hingga akhirnya hancur tak bersisa. Ia hanya akan mencari penghiburan dari ucapan Ravindra padanya, tanpa memasukan semua ucapan manis pria itu ke dalam hatinya agar suatu hari saat Ravindra pun mengkhianati nya dia tak akan hancur lebur untuk kedua kalinya karena laki-laki.
____
Hai semuanya, semoga suka ya dengan cerita baru nya. Maaf Othor baru menyapa, semoga kalian menikmati tiap alurnya. Genre ini sebenarnya adalah genre romantis, jadi akan kebanyakan part manis nya. Semoga nggak pada diabetes ya dan nggak muntah karena eneg sama kebucinan Ravindra 🤭😅😘
Ah, paparazzi emang menyebalkan 🤔😅
Pasti dia pikir, Bara ada hubungan dengan Calista 😅