NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Orang Kaya

Suamiku Ternyata Orang Kaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: IAS

Hilya Nadhira, ia tidak pernah menyangka bahwa kebaikannya menolong seorang pria berakhir menjadi sebuah hubungan pernikahan.
Pria yang jelas tidak diketahui asal usulnya bahkan kehilangan ingatannya itu, kini hidup satu atap dengannya dengan status suami.
" Gimana kalau dia udah inget dan pergi meninggalkanmu, bukannya kamu akan jadi janda nduk?"
" Ndak apa Bu'e, bukankah itu hanya sekedar status. Hilya ndak pernah berpikir jauh. Jika memang Mas udah inget dan mau pergi itu hak dia."
Siapa sebenarnya pria yang jadi suami Hilya ini?
Mengapa dia bisa hilang ingatan? Dan apakah benar dia akan meninggalkan Hilya jika ingatannya sudah kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

STOK 06: The Beautiful Golden Sunset

" Are you sure? Kau yakin kalau dia sudah mati. Mengapa harus menunggu hingga sekarang untuk mengetahui status dia udah mati apa belum?"

" Iya Tuan, saya yakin. Karena saat kami melemparkan tubuhnya dia sudah tidak bernafas. Jadi bisa dipastikan pria itu mati. Dan mengapa baru sekarang mengonfirmasi, karena kami ingin memastikannya dengan mendatangi tempat itu. Dan orang itu memang sudah tidak ada, bahkan warga setempat tidak pernah menjumpainya. "

Seorang pria bermata coklat dan berambut pirang sepanjang bahu itu menyeringai. Butuh waktu lama untuk mempersiapkan sebuah pencurian terhadap sesuatu yang dia inginkan.

Tidak bisa diminta secara baik-baik, maka dia harus meminta dengan cara yang buruk, yakni dengan mencurinya.

Mungkin bagi mata awam benda yang ia ingin kan itu hanya sebatas objek untuk dinikmati keindahannya, namun baginya tentu berbeda. Ada sesuatu di benda tersebut yang mana menyimpan hal yang menguntungkan.

"Jadi apakah kita siap untuk mengambilnya."

" Siap Tuan, malam ini kita akan mengambilnya."

Santiago, pria berusia 30 tahunan seperti mendapatkan sebuah angin segar. Sudah lama dirinya tidak bernafas selega ini. Terlebih pencarian yang ia lakukan akhirnya berhasil, meskipun tingkat keberhasilan belumlah 100 persen karena barang itu belum juga di tangan.

Lukisan matahari terbenam yang memesona atau yang lebih dikenal dengan "The Beautiful Golden Sunset" adalah lukisan yang banyak dikagumi oleh banyak orang. Lukisan yang berumur lebih dari 15 tahun itu banyak dicari kolektor terkenal setelah pemilik aslinya tiada. Namun tidak ada satu pun yang berhasil mendapatkannya karena pelukis aslinya tidak membiarkan mereka memilikinya.

Tentu saja itu bukan keserakahan si pelukis karena hal tersebut adalah amanat atau wasiat terakhir dari si pemilik.

" Dasar orang tua brengsek. sudah bagus mati, tapi masih saja ngebuat orang lain kesusahan. Huh, apa susahnya sih tinggal ngasih itu, kan aku nggak harus membuat nyawa orang itu melayang."

Santiago bergumam lirih, di tangan kananya memegang ponsel dan tangan kirinya saat ini memegang segelas wine. Ia terus menatap layar ponselnya, yang mana di sana menampilkan sebuah foto. Apalagi kalau bukan foto 'The Beautiful Golden Sunset'.

Pria berambut pirang itu berkali-kali menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Ia memperbesar foto lukisan tersebut lalu seringai terbit di bibirnya.

" Sungguh sangat rapi dan halus. Orang awam mana bisa lihat yang begini. Dan aku yakin si Raka Pitore itu tahu rahasia di balik lukisan ini. Tck, dasar bajingan!"

Wusss

Pyaaaar

Meskipun terlihat tenang tapi dalam diri Santiago amat sangat marah. Dia marah terhadap semuanya yang berjalan tidak sesuai dengan keinginannya.

Satu tahun silam

Santiago yang dipanggil pulang oleh sang ayah harus menelan pil pahit saat dirinya tidak mendapatkan semua warisan. Santiago yang sudah berusaha keras mengembangkan perusahaan di Songapura ternyata perusahaan itu tidak jadi miliknya.

Dan yang semakin membuat Santiago meradang adalah Romario mewariskan semua hartanya kepada yayasan yatim piatu. Tentu saja Santiago tidak bisa menerima itu dengan mudah.

" Bantulah mereka seperti aku membantu dan membawamu ke rumah ini." Itulah alasan yang diberikan Romario pada Santiago.

Santiago memang bukanlah anak kandung Romario, dia anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak oleh Romario. Maka dari itu wasiat terakhir dari Romario seperti itu. Dan anehnya lukisan berharga yang begitu ia Romario cintai itu malah dikembalikan ke pelukisnya. Bahkan lukisan itu sudah diberikan sejak tiga tahun sebelum kematian Romario.

" Dia memang orang tua yang merepotkan. Dasar bedebah sialan!"

***

Kediaman pribadi sekaligus galeri milik Taraka Abyaz Dwilaga.

Jika dulu nama Raka Pittore disembunyikan karena dia masih berusia 5 tahun ketika debut menggunakan nama itu, tapi saat ini tentu tidak lagi. Semua orang yang berkecimpung di bidang seni terutama seni lukis mengetahui bahwa Taraka merupakan Raka. Hanya saja tidak semuanya mengenal Tara sebagai Raka.

Kediaman pribadi Tara yang tenang itu menjadi sasaran Santiago beserta anak buahnya. Ternyata mereka menjalankan misinya malam ini juga. Setelah berminggu-minggu mencari keberadaan " The Beautiful Golden Sunset" akhirnya mereka menemukannya.

Bukan perkara mudah mencari lukisan itu, pasalnya rumor menyebar bahwa lukisan itu dipajang dalam pameran nasional yang diadakan si museum kota-kota di wilayah Jawa Barat. Santiago tentu menyuruh anak buahnya menyebar, namun hasilnya nihil. Jadi kesimpulan Santiago lukisan itu berada di kediaman pribadi Tara.

" Apa kita akan langsung masuk saja Tuan, tapi bukankah nggak ada jaminan lukisan itu bakalan di dalam?"

" Tck, mau dimana lagi. Katanya kamu yakin kalau lukisan itu di sini?

Pelmo hanya mengangguk kecil. Sebenarnya dia sendri juga tidak yakin mengenai keberadaan 'The Beautiful Sunset' berada di bangunan yang ada di depannya ini. Namun hanya ini satu-satunya tempat yang belum mereka datangi.

Pelmo sudah mengelilingi semua museum hingga hall yang digunakan untuk mengadakan pameran lukisan serta pameran karya seni lainnya, di sana tidak ada satu pun tempat yang menandakan keberadaan lukisan tersebut.

" Tck, nggak usah banyak mikir. Cepat kalian masuk!" ucap Santiago tegas. Dia sudah menunggu lama untuk hal ini, maka dari itu dia tentu tidak ingin gagal.

Pelmo mengangguk, dia menggerakkan tangannya kepada anak buahnya. Sebuah kode untuk mereka segera masuk ke dalam kediaman.

Ceklek!

Pelmo sedikit heran, kunci pintu rumah itu mudah sekali untuk di buka. Tapi Pelmo sama sekali tidak menaruh curiga barang sedikitpun. Ia meminta seluruh anak buahnya berkeliling untuk mencari.

Di dalam rumah itu tidak banyak hal yang bisa mereka lihat. Ruangan yang lenggang karena minim sekali perabotan. Pelmo berjalan ke arah sisi kanan rumah, tapi di sana juga tidak ada apapun.

" Bos, sebelah sini!" teriak salah satu anak buah Pelmo. Pelmo lalu berlari menaiki tangga yang menuju lantai dua. Matanya membulat sempurna saat melihat beberapa lukisan yang sepertinya pengerjaannya masih belum selesai.

Ceteek

Pelmo menyalakan lampu, setidaknya ada sekitar 15 lukisan yang berada di sana. Tapi fokus Pelmo tentu mencari ' The Beautiful Golden Sunset (TBGS)'.

"Ketemu! Turunkan itu dan bawa dengan hati-hati!"

" Baik Bos!"

Sraak Sraak Sarak

Tap tap tap

Anak buah Pelmo berhasil menurunkan TBGS dan membawanya keluar dari kediaman itu. Pelmo membereskan sisanya dan kemudian juga berjalan keluar. Namun dia berhenti sejenak lalu ia mengedarkan pandangannya ke seluruh bangunan.

" Ada yang aneh, mengapa tempat ini tidak ada satu pun penjaga. Bukankah tempat ini milik pelukis terkenal tapi di dalam tadi hanya seperti sebuah bangunan yang tidak digunakan lagi. Entahlah, yang pasti lukisan itu sudah didapat."

Sreet

Tap tap tap

Pelmo meninggalkan tempat itu setelah bergumam lirih mengenai kecurigaannya. Namun baru beberapa langkah ia kembali menoleh ke belakang. " Sepertinya ada yang mengawasi ku, tapi aku yakin kok nggak ada orang satu pun di kediaman ini. Hiiih."

Bulu kuduk Pelmo berdiri, sekujur tubuhnya menjadi merinding saat ini. Ia yakin ada seseorang yang melihatnya tapi entah dimana posisi orang itu. Namun dia juga yakin bahwa di sana tidak ada orang.

TBC

1
Nanik Kusno
Terlalu PD Anda ...
Nanik Kusno
Kalau Valen macem2 ma Rein... tendang aja dari DJ ... gampang kan...
Nanik Kusno
Kok paman....tapi manggile kakek....Kak Othor....😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫😩😩😩😩
Nanik Kusno
Uhhhuuuyyyy....ada yang udah berani ciuman nih ....☺️☺️☺️☺️☺️☺️☺️☺️
Nanik Kusno
PD amat nih cewek....😏😏😏😏😏
Boutque Sofia
Luar biasa
Nanik Kusno
Visha perlu ditegasi lagi nih Rein...
Nanik Kusno
Cepetan dilamar aja Rein.... kesuwen..
Nanik Kusno
Haishhhhh....dua orang ini ...bikin gemes aja....😏😏😏😏😏
Nanik Kusno
Tuh kan..... bandingkan dengan yang lain....Rein lebih segalanya lho ... kurang apa coba.....😊😊😊
Nanik Kusno
Ayo semangat Rein ... Pepet terus jangan kasih kendor....💪💪💪
Nanik Kusno
Sebenarnya apa yang kau inginkan lagi Visha???
Nanik Kusno
Sudah selesai aja....btw... makasih banyak kak Othor.... semangat selalu 💪💪💪💪💪
Nanik Kusno
Kasian P. Roni...dia seorang pemimpin yang baik dan profesional...tapi punya istri kayak gitu....
Nanik Kusno
Nah....ini baru bener....biar kapok...😏😏😏😏😏
Nanik Kusno
Pasti ulah si kutu kupret Anjar itu.... perlu dikasih pelajaran biar g semakin menjadi2....
Nanik Kusno
Felling kamu bener Hilya.... dikampung ayah dan ibumu diganggu tuh sama si Anjar kutu kupret....😡😡😡😡😡
Nanik Kusno
Di pasar tradisional atau depan sekolah biasanya ada lho...
Nanik Kusno
Haaahhhhh....untung si Roni dan anaknya g ikut gendeng seperti si Anjar....
Nanik Kusno
Nah lho.... rasain Tara....ini juga belum kasih tahu ke Wonosobo.... pasti tambah Omelannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!