NovelToon NovelToon
KAMPUNG TERKUTUK

KAMPUNG TERKUTUK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nurulina

Kirana kembali ke kampung halamannya dengan tekad bulat—menuntut balas atas kematian ibunya yang tragis. Kampung yang dulunya penuh kenangan kini telah dikuasai oleh orang-orang yang mengabdi pada kekuatan gelap, para penyembah jin yang melakukan ritual mengerikan. Ibunya, yang menjadi tumbal bagi kepercayaan jahat mereka, meninggalkan luka mendalam di hati Kirana.

Apakah Kirana akan berhasil membalaskan dendam ibunya, ataukah ia akan terjerat dalam kutukan yang lebih dalam? Bagaimana ia menghadapi rintangan yang menghadang niat balas dendamnya? Temukan jawaban dari pertanyaan ini dalam perjalanan penuh ketegangan, misteri, dan kekuatan gelap yang tak terduga.

Apakah Kirana akan keluar sebagai pemenang, atau malah menjadi bagian dari kegelapan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

2 tahun kemudian...........

"Kirana, lihat deh ini. Di TikTok ada berita tentang wanita hilang di Kampung Bunga Sari. Berita ini juga sudah banyak tersebar di media sosial lainnya."

"Ah, yang benar kamu, Azka! Masa Kampung Bunga Sari sih? Itu kan cukup jauh dari kampung kita dulu. Kok bisa sampai ke sana?"

Azka dan Kirana beristirahat setelah latihan malam itu, sementara Nisa dan Rizal masih sibuk berlatih. Azka menyodorkan sebuah benda pipih kepada Kirana. Dengan penasaran, Kirana mengambilnya dan membaca berita yang tengah viral di aplikasi tersebut—tentang beberapa wanita yang hilang di Kampung Bunga Sari. Mata Kirana membulat ketika melihat salah satu nama yang disebutkan: Hapsa. Bukankah Hapsa itu anak bungsu Pak Imran? batinnya, terkejut.

"Azka, si Hapsa ini kan anak bungsunya Pak Imran, ya? Kamu ingat gak?" tanya Kirana dengan wajah penuh rasa ingin tahu.

"Iya, kayaknya Kirana! Wah, bener-bener gila sih ini. Kalau dibiarkan, kasihan warga Bunga Sari, Kirana!" sahut Azka dengan wajah cemas.

"Iya, dan kasihan Pak Imran, abang, dan anaknya jadi korban. Ini nggak bisa dibiarkan, Azka! Makin merajalela mereka kalau terus dibiarkan!" geram Ratih, gigi-giginya rapat menahan amarahnya.

"Terus gimana sekarang, Ra? Kita mana mungkin bisa menghadapi orang-orang itu, apalagi berurusan dengan hal-hal gaib," ujar Azka dengan nada ragu.

"Iya kamu benar Azka."

"Aku punya kenalan seorang kyai dari pesantren ku dulu Azka!" ujar Rizal yang tiba tiba sudah duduk di samping Azka, sedangkan Nisa masih memukul samsak tinju di sana.

"Heh Rizal, tiba tiba nongol ae lu, buat orang jantungan ae" gerutu Azka sambil mengelus dada nya, entah sejak kapan Rizal mulai mendengar pembahasan mereka,

"Gimana kalau kita mondok lagi, minta ilmu kebatinan sama beliau, niat kita kan bagus ingin melawan aliran sesat itu dan menolong orang orang di kampung Bunga Sari, kita dengan ilmu fisik pasti gak akan cukup Azka" lanjut Rizal lagi.

"Gimana Kirana? Kamu setuju dengan Rizal?" Tanya Azka pada Kirana.

"Aku setuju Azka! Rizal bener, kalo kita kesana cuma modal bela diri pasti gak akan bisa, kita juga harus memperdalam ilmu lagi terutama ilmu agama, lawan kita ini bukan cuma manusia aja Azka! "

Azka mengangguk paham, setuju dengan sahabat dan sepupu nya itu, singkat cerita malam itu mereka kembali ke rumah masing masing,

Di rumah Kirana......

"Kak?"

"Hmmm"

"Menurut kakak kita bisa gak sih membalas mereka yang udah nge bunuh ibu?"

Kirana tertegun. Mendengar pertanyaan adik nya itu, dia menghela nafas..

"Itu lah yang kakak pikirin dek, kampung Jahanam itu sudah mulai mengambil korban dari desa tetangga nya, kakak juga ingin membalas, tapi kekuatan kita gak cukup" ujar Kirana menjelaskan kan,

"Bang Rizal ngajak kita buat mondok, di pesantren nya dulu, kita juga harus nyari ilmu yang lebih buat menghadapi mereka Nisa."

"Apa kak? Kapan? Memang kakak bener mau balik lagi ke kampung itu?" Tanya Nisa antusias.

"Iya Kirana, mereka gak bisa di biarin, kita harus menghentikan mereka, Hapsa anak pak Imran udah menjadi korban Nisa, untuk kapan nya kita mulai mondok nanti di kabari Rizal, "

.

.

Beberapa hari kemudian, mereka menjalani aktivitas seperti biasa, malam itu mereka berkumpul di tempat latihan, setelah selesai latihan mereka pun berkumpul beristirahat,

"Alhamdulillah aku sudah menghubungi pak kyai Abdul, aku juga sudah menceritakan semua nya, beliau setuju, dan menunggu kedatangan kita di padepokan milik beliau, di kota B, sekitar tiga jam an lah dari sini" tutur Rizal mengabari teman temannya itu.

1
Nganu Kae
lanjut dong kak author
yang semangat dong yang semangat dong
aku penasaran nih
Nganu Kae
bagus sih penulisanya nggak bikin bingung pembaca dan menggambarkan situasi yang terjadi
semangat terus pokoknya author saya tunggu lanjutan eps nya👍🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!