Menjadi cantik dan cerdas tidak membuat nasib baik berpihak pada wanita bernama Teresa. Dia adalah seorang wanita yang sudah menikah, tapi nasib buruk terus menimpanya. Selama ini ia menikah atas dasar cinta, membuatnya menormalisasi perbuatan buruk suaminya. Ia menjadi mesin penghasil uang untuk suami dan ibu mertuanya selama ini, sampai pada akhirnya suatu kejadian menyakitkan membuatnya tersadar, bahwa ia harus meninggalkan kehidupan menyedihkan ini. Teresa berubah menjadi wanita yang memprioritaskan uang dan kekayaaan. Ia sudah tidak percaya cinta, ia hanya percaya kepada uang dan kekuasaan. Menurutnya, menjadi kaya adalah tujuan utamanya sekarang. Agar dia tidak lagi ditindas. Sampai ia menemukan seorang pria yang menjadi sasaran empuk untuknya, pria dengan status sosial yang tinggi, pria dari kalangan atas yang akan membantunya untuk meningkatkan status sosialnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 ( Hubungan Rumit)
Wiliam memijit dahinya perlahan, ia berusaha meredakan sakit di kepalanya. Ia sudah sampai di kediaman keluarganya sejak satu jam yang lalu. Sekarang ia sudah resmi tinggal di kediaman ini. Entah kenapa, ia tidak begitu senang tinggal ditempat ini.
“Ada apa dengan wajahmu? Kau terlihat tidak bersemangat” ucap Ruby yang baru saja datang.
Wiliam memaksakan senyumannya. Ia membiarkan Ruby duduk di hadapannya. Mereka duduk bersama di taman yang berada di dekat arena kuda.
“Aku tidak mengerti dengan aturan keluarga ini. Saat belum menikah, mereka seperti dibiarkan diluar. Tetapi begitu menikah, mereka diharuskan tinggal di tempat ini” ucap Ruby.
“Aku sudah menuruti apa mau mu Ruby” ucap Wiliam.
Ruby menatapnya dan terdiam untuk beberapa saat. Lalu ia tersenyum tipis dan meminum teh hangat milik Wiliam yang berada di depannya. Ruby meninggalkan noda lipstik berbekas di cangkir itu.
“Aku hanya ingin membantumu. Aku tau bahwa kau ingin lebih dekat denganku” ucap Ruby.
“Aku tidak ada pilihan lain selain membiarkanmu menikah. Semua itu dilakukan, agar kau tinggal disini” ucap Ruby lagi.
Wiliam tersenyum kecut. Ia mengingat kembali saat keluarganya memintanya untuk cepat menikah dan menjodohkannya dengan seorang wanita. Ia bisa saja tidak menikah dan membatalkan pertunangan itu dengan mudah.
Tapi tiba-tiba, Ruby memintanya untuk menikah dan kembali ke kediaman Antonio. Ia diminta untuk menikah dengan sebuah perjanjian, dan dengan syarat bahwa Wiliam tidak boleh menyukai wanita itu selamanya.
Wiliam menuruti itu semua, ia menuruti apapun yang dikatakan Ruby kepadanya. Ia sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini, karena Ruby memang selalu seperti itu. Ia merasa bahwa Ruby tidak benar-benar melepaskannya.
Wiliam masih merasa bahwa Ruby masih menahannya. Ia tidak tau hubungan apa yang ia jalani dengan wanita yang sudah menjadi kakak iparnya ini. Ia dan Ruby tidak pernah melakukan hal yang diluar batas dan melanggar norma sosial.
Hanya saja, terkadang Ruby bersikap seolah Wiliam adalah miliknya. Ia merasa bisa mengendalikan Wiliam dan merasa bahwa hanya dialah yang bisa mengendalikan seorang Wiliam.
Menikah dan membuat sebuah perjanjian memang permintaan Ruby. Tapi Teresa? Itu adalah pilihan Wiliam sendiri. Ia yang memilih Teresa untuk menjadi istri bayangannya. Tapi tetap saja, ia tidak bisa menolak fakta bahwa Tere mirip dengan Ruby.
Terkadang Wiliam merasa bahwa Ruby keterlaluan padanya. Karena secara tidak langsung, ia ingin dirinya menjalani pernikahan palsu seumur hidupnya. Dan Wiliam merasa bahwa Ruby membiarkannya untuk tetap jatuh cinta padanya seumur hidupnya.
Dengan ketidakpastian dan sebuah hubungan yang mustahil. Ruby seolah tidak ingin Wiliam menjalani kehidupan yang baru dan membuka hatinya kepada orang lain. Dan hubungan membingungkan ini, membuat Wiliam sulit untuk keluar dari masa lalunya.
“Kau tidak tidur dengannya bukan?” ucap Ruby.
“Aku tidak tidur dengannya” ucap Wiliam.
“Aku tau kau tidak akan tidur dengannya” ucap Ruby sembari tersenyum kepada Wiliam.
Wiliam tau maksud ucapan Ruby padanya. Ia seolah meminta Wiliam untuk jangan pernah meniduri Teresa. Ia sudah paham setiap ucapan yang keluar dari mulutnya.
“Teresa datang!” ucap Ruby saat melihat Teresa mulai mendekat kearah mereka.
Wiliam melihat Teresa, ia melihat wanita yang sudah menjadi istrinya. Ia melihat penampilan Teresa yang semakin cantik dengan dress motif bunga yang di kenakannya.
“Bolehkah aku bergabung dengan kalian?” ucap Teresa dan langsung duduk disamping Wiliam.
“Tentu! Kau sudah duduk di sampingku” ucap Wiliam dengan wajah datarnya.
Teresa menatap Wiliam tajam. Ia mengingat kembali kejadian pagi tadi. Dimana terjadi cekcok antara Teresa dan juga Wiliam, mereka mempermasalahkan pakaian seksi yang Teresa pakai.
“Julian tadi mencarimu kak, ada yang ingin dia bicarakan sepertinya” ucap Tere kepada Ruby.
“Benarkah? Astaga aku harus cepat kesana!” ucap Ruby dan langsung bergegas pergi.
Dan tinggalah di tempat ini. Menyisakan Teresa dan juga Wiliam. Ia melihat Wiliam yang hanya terdiam sembari melihat ke iPad miliknya. Ia mengabaikan Teresa.
“Apa yang kau bicarakan dengannya?” ucap Teresa.
“Jangan ikut campur” ujar Wiliam tanpa melihat kearah Teresa.
“Aku istrimu” ucapan Teresa berhasil membuat Wiliam menghentikan aktivitasnya.
“Kau mulai berperan menjadi istri sungguhan?” ujar Wiliam.
“Aku memang istrimu” ucap Tere sembari meraih cangkir teh di depannya.
Tapi ia terpaku saat melihat noda lipstik merah di cangkir itu. Entah kenapa dadanya mendadak terasa sesak sekarang, ia mulai memikirkan sebuah kemungkinan buruk antara hubungan Wiliam dan juga Ruby.
Teresa meletakan cangkir itu kembali ke tempatnya. Matanya beralih menatap Wiliam. Mereka saling pandang satu sama lain tanpa berbicara. Wiliam juga tau bahwa Tere melihat bekas lipstik itu.
“Katakan apa rahasiamu” ucap Tere.
“Jangan bersikap diluar batas Teresa!” ujar Wiliam dengan sorot mata yang tajam.
“Apa hubunganmu dengan Ruby?”
Bak seperti tersambar petir, ucapan Teresa seperti menjadi tembakan mematikan untuk Wiliam. Ia tidak menyangka bahwa Teresa akan mengatakan hal itu padanya.
“Apa maksudmu?” ucap Wiliam sembari menatap Teresa.
“Apa hubunganmu dengan Ruby” ucap Teresa mengulangi ucapannya.
“Sejauh mana kau tahu masalah tentangku! Katakan!” ucap Wiliam dengan tatapan yang tajam.
“Kau berada di hubungan yang rumit dengan kakak iparmu sendiri. Aku juga tau bahwa kau menikahiku karena aku sedikit mirip dengannya” ucap Teresa.
Wiliam kehabisan kata-kata. Ia mendadak sakit kepala, ia kembali memijit dahinya pelan dengan jarinya. Ia tidak tau, kenapa Teresa mengetahui tentang semua itu.
“Kau mengatakan semua itu padaku malam itu. Saat kau mabuk” ucap Teresa. Dan berhasil membuat Wiliam mengacak rambutnya frustasi.
“Jadi benar? Wanita yang kau cintai adalah kakak iparmu sendiri?” ucap Teresa.
“Tutup mulutmu!” ucap Wiliam sangat frustasi.
“Hubungan apa yang kalian miliki? Apa dia yang menyuruhmu untuk menikahi istri bayangan? Dia melarangmu mencintai wanita lain? Dia yang membuatmu terjebak di masa lalu? Dia yang membuatmu menderita?” ucap Tere.
“Tutup mulutmu!!!” teriak Wiliam.
Tere tidak merasa takut dengan teriakan Wiliam kepadanya. Ia merasa lega karena sudah mengetahui tentang kebenaran hubungan Wiliam dan juga kakak iparnya itu. Semua tebakannya selama ini benar, bahwa Wiliam terjebak masa lalu karena Ruby.
“Kau tidak tau apapun tentangku, jangan bersikap seolah kau tau segalanya” ucap Wiliam.
“Hentikan”
“Hentikan semuanya, jangan jatuh cinta lagi kepada wanita itu” ucap Tere sembari menatap mata Wiliam.
“Jangan menyiksa dirimu sendiri. Kau berhak menentukan kebahagiaanmu sendiri” ucap Tere lagi.
Dan Wiliam terdiam. Tatapan matanya berubah menjadi kosong, ia kembali tersentuh dengan ucapan Teresa padanya.
“Tuhan hanya memberikanmu satu kehidupan. Berbahagialah di kesempatan hidup ini” ucap Tere.
“Tapi dia adalah sumber kebahagiaanku” ucap Wiliam lirih.
“Kau bisa mencari kebahagiaan lain! Cobalah untuk membuka hatimu kembali” ucap Tere sembari mengusap tangan Wiliam.
“Kau bisa mencoba membuka hati untukku” ucap Tere lagi.
“Apa kau sudah mulai mencintaiku?” ucap Wiliam dengan tatapan tajam.
“Aku tidak mencintaimu. Kau tau, aku hanya menyukai uang dan posisimu” ucap Tere tersenyum tipis.
“Aku sering memperingatkanmu, untuk jangan pernah mencintaiku. Ingat itu Teresa!” ucap Wiliam.
“Aku tau, aku selalu mengingatnya” ucap Teresa.
“Sebaiknya kau terus berpura-pura tidak mengetahui apapun. Itu lebih baik untukmu, dan jangan ikut campur dengan masalahku” ucap Wiliam.
“Kau hanya perlu menjadi istri bayanganku. Kau bisa menikmati semua uang dan kekayaan ini, tapi kau tidak boleh melewati batasmu untuk mencampuri urusan pribadiku” ucap Wiliam lagi.
Wiliam pergi begitu saja, setelah banyak mengucapkan kalimat yang panjang kepada Teresa. Ia tidak memperdulikan Teresa yang terdiam akibat ucapannya.
Teresa memegang dadanya yang terasa nyeri. Ia belum pernah merasakan ini sebelumnya. Ia merasakan seperti perasaan sakit hati akibat ucapan Wiliam.
Teresa melihat punggung Wiliam yang semakin menjauh. Ia kembali sadar tentang sesuatu.
“Ketika melihatmu. Aku segera menyadarkan diriku sendiri, bahwa aku memang tidak bisa memilikimu”
...----------------...
lanjutttttt
lanjutttttttt