Samudra Pandu Wirayuda, seorang suami yang merasa tidak bahagia dengan kehidupan pernikahannya dengan Cassandra Morgan. Istrinya yang cantik dan muda tidak mau melayani kebutuhannya dengan baik sebagai seorang istri, baik di ranjang maupun di kehidupan sehari-hari. Alasannya, Cassandra tidak mau bentuk tubuhnya berubah.
Kehidupan pernikahan yang retak ini memancing Samudra untuk mencari kepuasan di luar. Ia kemudian terjebak dalam perselingkuhan dengan Davina Grizelle Ayudia, anak pembantunya yang cantik dan perhatian. Davina selalu ada di kala Samudra membutuhkannya, dan ia merasa sangat bahagia dan puas dengan kehadiran Davina.
Namun, perselingkuhan ini tidaklah mudah. Samudra harus berhadapan dengan konsekuensi dari tindakannya, dan Davina juga harus menghadapi risiko kehilangan pekerjaannya dan reputasinya.
Apakah Samudra akan mampu mempertahankan perselingkuhannya dengan Davina?Ataukah ia akan memilih untuk kembali kepada Cassandra dan memperbaiki kehidupan pernikahannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Samudra pun kembali menjalani hari itu dengan penuh kekecewaan,lantaran ia tidak bisa bertemu dengan Davina hingga Bi Atun yang tidak mau memberitahu keberadaan Davina kepadanya.Setelah menghabiskan sarapannya,Samudra pun akhirnya berangkat ke kantor dan membuat Bi Atun segera mengutarakan niatnya yang ingin mengajukan resign dan mengajak Davina untuk pergi bersamanya kepada Cassandra.
Seusainya membersihkan piring kotor di dapur,Bi Atun langsung menuju ke kamar Cassandra dan meminta izin untuk berbicara dengannya.Cassandra yang sedang sibuk dengan ponselnya,langsung mempersilakan Bi Atun untuk berbicara.
"Apa yang ingin kamu bicarakan,Bi Atun?" Cassandra bertanya dengan nada yang santai.
Bi Atun langsung mengutarakan niatnya yang ingin mengajukan resign dan mengajak Davina untuk pergi bersamanya ke kampung halamannya.Cassandra yang mendengar hal itu langsung merasa sangat puas dan tidak sabar untuk menanti waktu dimana ia akan melihat kehancuran Samudra karena ditinggal pergi oleh Davina.
"Ah,akhirnya kamu berinisiatif untuk pergi dari rumah ini,Bi Atun.Aku sangat senang mendengar hal itu.Aku tidak sabar untuk melihatmu membawa Davina yang tidak tahu malu itu pergi dari sini." ucap Cassandra dengan puas.
Bi Atun tidak peduli dengan reaksi Cassandra.Ia hanya ingin mengajukan resign dan mengajak Davina untuk pergi bersamanya.
"Saya hanya ingin Davina tidak terlibat dalam masalah yang tidak perlu,di rumah ini nona.Saya mohon tolong terima pengajuan resign saya,nona Cassandra." ucap bi Atun yang membuat Cassandra tersenyum dan berkata,
"Baiklah,Bi Atun.Aku akan menerima resignmu.Tapi,jangan pernah lagi kau bawa Davina kembali kemari.Dia sudah melewati batasannya sebagai seorang pembantu di rumah ini." ucap Cassandra dengan tegas.
"Baik nona, kalau begitu saya dan Davina pergi sekarang." ucap bi Atun yang segera pergi dari kamar Cassandra untuk bersiap siap mengajak Davina pergi ke kampung halaman mereka yang ada di Jogjakarta.
Setelah mendapatkan izin resign dari Cassandra,Bi Atun dan juga Davina pun akhirnya pergi meninggalkan kediaman milik Samudra untuk menuju ke terminal bis.Mereka berdua tidak menoleh ke belakang,karena mereka tahu bahwa mereka harus melanjutkan hidup mereka tanpa Samudra.
Sesampainya di terminal bis,mereka berdua langsung membeli tiket bis untuk menuju ke Jogjakarta.Setelah menunggu beberapa jam,bis yang mereka tumpangi akhirnya berangkat dan meninggalkan kota yang pernah menjadi tempat tinggal mereka.
Saat bis yang ditumpangi Davina dan juga Bi Atun dalam perjalanan menuju ke Jogjakarta,Davina mengarahkan pandangannya ke luar jendela bis untuk melihat pemandangan yang ada di luar sekaligus berpamitan kepada Samudra yang ia ucapkan di dalam hatinya.
"Selamat tinggal,pak Samudra.Davina akan selalu mengingat pak Samudra dan juga momen yang pernah kita habiskan bersama.Maafkan Davina karena pergi tanpa pamit sama pak Samudra." ucap Davina di dalam hatinya.
Davina merasa sedih dan rindu pada Samudra,tapi ia juga merasa lega karena bisa meninggalkan semua masalah di belakang.Ia berharap bahwa ia bisa memulai hidup baru di Jogjakarta dan melupakan semua kenangan buruk yang pernah ia alami.
Sementara itu,Bi Atun memandang Davina dengan senyum yang lembut dan berkata,
"Jangan khawatir,Davina.Semuanya akan baik baik saja,kita akan memulai hidup baru di Jogjakarta dan melupakan semua masalah di belakang." ucap bi Atun
Davina tersenyum dan berkata,
"Iya Bu" ucap Davina yang akhirnya menghamburkan dirinya ke pelukan ibunya.